GridHEALTH.id - Selama pandemi virus corona (Covid-19) yang menyerang Indonesia, beragam mitos dan hoax pun tak terelakkan.
Mulai dari berbagai cara pencegahan dan pengobatan yang menggunakan bahan herbal hingga yang paling ekstrem yaitu pencegahan virus corona dengan berbagai masam bahan kimia berbahaya.
Baca Juga: Stop Merokok Jika Tak Ingin Tertular Virus Corona, Ini Alasannya
Seperti yang baru-baru ini viral sebuah video yag memperlihatkan sebuah keluarga tengah asyik merokok demi niatan terhindar dari virus corona.
Terlihat dua orang ana-anak yang masih masuk anak usia sekolah (AUS), dan ketiga ibu-ibu berkumpul bersama saling adu kepulan asap rokok.
Bahkan mirisnya, ada seorang bayi di tengah kerumuman tersebut yang sedang menyusu.
"Demi menghadang virus corona, kami sekeluarga merokok Sin. Insya Allah mudah-mudahan atas izin Allah virus Covid-19 bisa terhadang dengan Provost-19, dengan izin Allah, amin," ucap seorang pria dalam video berdurasi 28 detik tersebut.
Tak ayal, video yang dibagikan akun Twitter @weedsciety tersebut mendapat beragam komentar pedas dari warganet.
Baca Juga: Monolaurin pada Kelapa Dapat Hancurkan Virus yang Dilapisi Lipid, Seperti Virus Influenza
Meski begitu, usut punya usut satu keluarga tersebut rupanya menggunakan rokok Sin yang digadang-gadang dapat menjadi terapi berbagai penyembuhan penyakit.
Melansir Tribunnews Surabaya, rokok Sin merupakan rokok hasil racikan Abdul Malik.
Pria bernama lengkap Syekh KH R Abdul Malik Al Kholwati itu menggeluti usaha produksi rokok tersebut sejak tahun 2005.
Ia membuat racikan rokok dengan bahan-bahan herbal yang dikenal mampu menyembuhkan segala penyakit.
Pria tersebut mengaku bahwa ingin menyembuhkan orang-orang yang memiliki berbagai macam riwayat penyakit namun tak memiliki cukup uang untuk berobat.
Diketahui rokok tersebut terbuat dari 17 tanaman herbal, diantaranya tembakau, kayu siwak, kayu manis, kapulaga, jintan hitam, sirih, lada hitam, ketumbar, jahe, kencur, bahkan madu.
"Tetapi, 3 dari 17 bahan itu saya impor dari China dan Arab Saudi. Di antaranya, rumput landak dan siwak dari Arab Saudi," katanya.
Untuk membuat ramuan ini, Abdul Malik mengaku mendapatkannya lewat mimpi.
“Saya baru kedatangan mimpi tentang ramuan itu setelah melaksanakan puasa mutih selama 40 hari,” katanya.
Baca Juga: Studi: Virus Corona Ternyata Paling Menular di Minggu Pertama Gejala
Tak hanya itu, dalam proses peracikannya, bahan-bahan tersebut lebih dahulu diberi doa sebanyak 3.456 kali, sebagai ritual yang akan menjadi kelebihan dari rokok buatannya itu.
“Jadi, untuk meracik memang saya lakukan sendiri. Karena, dalam prosesnya harus dilakukan tirakat untuk menentukan rasa dan khasiatnya. Setelah itu, racikan herbal tersebut diserahkan kepada para santri untuk diproses menjadi batang rokok,” jelasnya.
Konon, rokok Sin ini telah diuji di 2 laboratorium di Malang dengan hasil menunjukkan kadar tar dalam rokoknya sebesar 5 miligram dan kadar nikotin sebesar 0,05 miligram.
Baca Juga: Hak Tenaga Medis yang Dilindungi Undang-Undang, Pemerintah Jangan Hanya Memberikan Insentif Saja
Kendati demikian, rokok Sin yang digadang-gadang herbal itu kini mendapat kecaman dari warganet karena membuat anak-anak dan ibu menyusui ikut menggunakannya.
Seperti diketahui, efek merokok bagi anak-anak sangat berbahaya bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), efek merokok pada anak-anak termasuk serangan asma yang lebih sering dan parah, infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, dan sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).
Baca Juga: Pengakuan Ahli Dari Medan; Cairan E12 Bisa Obati Covid-19 Hanya Dalam 3 Hari dan Telah di Uji di IPB
Anak-anak yang merokok sedari kecil bahkan bisa mengalami efek samping dalam jangka waktu panjang, seperti penyakit paru-paru, penyakit jantung, stroke, banyak jenis kanker (kanker paru-paru, tenggorokan, lambung, dan kandung kemih), infeksi pernapasan (seperti pneumonia), bisul, penyakit gusi atau penyakit mata.
Asap rokok mampu mengganggu fungsi normal jantung, darah, dan sistem pembuluh darah dengan cara yang meningkatkan risiko serangan jantung.
Sedangkan, merokok selama kehamilan dan masa menyusui menghasilkan lebih dari 1.000 kematian bayi setiap tahun.
Baca Juga: Seorang Pakar Jamin, Virus Corona Bakal Hilang 10 Juni 2020 Jika Indonesia Berani Lakukan Hal Ini
Melansir Women's Mental Health, ibu menyusui yang aktif merokok memiliki persediaan susu yang lebih rendah, dan mereka yang menyusui cenderung menyapih bayi mereka lebih awal daripada wanita yang tidak merokok.
Studi menunjukkan bahwa merokok lebih dari 10 batang per hari mengurangi produksi susu dan mengubah komposisi susu.
Bahkan ibu menyusui ini dapat mengembangkan berbagai penyakit jangka panjang pada bayi bahkan kematian mendadak. (*)
#hadapicorona #berantasstunting