Find Us On Social Media :

Penggunaan Disinfektan Alih-alih Membunuh Virus Corona, Justru Terjadi Resistensi Virus dan Bakteri

Petugas dari Dishub dan Polrestabes Surabaya melakukan penyemprotan disinfektan kepada kendaraan yang melintas di fronrage road Jalan Ahmad Yani yang merupakan salah satu pintu masuk ke Kota Surabaya, Jumat (27/3/2020)

Baca Juga: Kesaksian Freelancer Design Grafis, Banyak Terima Order Design Stiker Hand Sanitizer yang Komposisi dan Perizinannya Diminta Nyontek Merek Lain

Senada dengan Yunita, Sekolah Farmasi ITB dalam surat tanggapannya yang diterima redaksi GridHEALTH.id; Tanggapan terhadap maraknya penggunaan disinfektan pada bilik disinfeksi untuk pencegahan COVID-19, pada poin depalapan menyebutkan jika tidak efektif penggunaan disinfektan seperti yang banyak dilakukan masyarakat sekarang ini untuk membunuh virus corona.

“Penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia, udara, dan jalan raya dipandang tidak efektif. Selain itu, penggunaan berlebihan disinfektan berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan lingkungan [10]. Salah satunya adalah timbulnya resistensi, baik resistensi bakteri ataupun virus terutama apabila disinfektan tidak digunakan pada konsentrasi idealnya.”

Baca Juga: Virus Corona (Covid-19) Dapat Memengaruhi Mata? Memerah dan Berair Segera ke Dokter Walau Tanpa Demam

Masih menurut surat tangapan resmi tertanggal 28 Maret 2020, Sekolah Farmasi ITB pun menyebutkan disinfektan yang sekarang marak digunakan masyarakat secara bebas, termasuk untuk bilik disinfeksi, diantaranya adalah diluted bleach (larutan pemutih/natrium hipoklorit), klorin dioksida, etanol 70%, kloroksilenol, electrolyzed salt water, amonium kuarterner (seperti benzalkonium klorida), glutaraldehid, hidrogen peroksida (H2O2 ) dan sebagainya.

Zat aktif kimia tersebut tidak semuanya aman bagi lingkugan juga manusia.

Baca Juga: Maksud Hati Ingin Terbebas Virus Corona, Desinfektan Hydrogen Peroxide Justru Sebabkan Iritasi Paru-paru Parah