Find Us On Social Media :

Penggunaan Disinfektan Alih-alih Membunuh Virus Corona, Justru Terjadi Resistensi Virus dan Bakteri

Petugas dari Dishub dan Polrestabes Surabaya melakukan penyemprotan disinfektan kepada kendaraan yang melintas di fronrage road Jalan Ahmad Yani yang merupakan salah satu pintu masuk ke Kota Surabaya, Jumat (27/3/2020)

GridHEALTH.id – Penggunaan desinfektan sekarang sudah seakan wajar malah harus di masyarakat.

Hal itu wajar, karena sekarang Indonesia sedang dalam kondisi pandemi virus corona.

Tapi pertanyaannya apakah wajar disinfektan sekarang ini menjadi begitu diburunya oleh masyarakat yang takut terinfeksi virus corona?

Baca Juga: Satu Kecamatan di Sukabumi Dikarantina Parsial, 300 Orang Positif Covid-19, Tertinggi di Jabar

Apakah desinfektan aman digunakan oleh masyarakat awam?

Apalagi kini cara penggunaan disinfektan di masyarakat sudah beraneka ragam.

Ada yang disemprot dengan menggunakan guns spray, ada juga digunakan di chamber alias bilik, kini dikenal dengan nama bilik desinfeksi, dan masih banya lagi cara pengaplikasiannya yang sudah dilakuan masyarakat sekarang ini.

Nah, mengenai hal ini Redaksi GridHEALTH.id mewawancarai langsung via online pengurus Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN)/ Indonesian Society of Infection Control (INASIC), Yunita Indramurti, SKM.

Baca Juga: Kesaksian Pasien Covid-19 di Jawa Tengah yang Sembuh Berkat Empon-empon

Baca Juga: Berbagai Negara di Dunia Berlomba Ciptakan Vaksin Virus Corona, Tapi Pakar Vaksin Malah Ragu Soal Ini

Menurut Yunita, penggunaan bilik disinfeki alias desinfektant chamber itu tidak perlu, sekalipun kondisinya sperti sekarang ini. Saat pandemi corona.

Selain tidak perlu, jika disinfektan yang digunakan pada bilik desinfeksi ini zat aktifnya klorin alias chlorine berbahaya untuk paru-paru.

“Jika ada atau menggunakan alkohol, kami, para tenaga medis membutuhkannya untuk penanganan medis bagi pasien. Jika dihambur-hambur untuk disinfektan seperti yang marak digunakan saat ini, alkohol akan menjadi barang langka, bahkan mahal.” Jika demikian, lanjutnya, bagaimana tim medis bisa menolong pasien-pasiennya?

Baca Juga: Tidak Ada LockDown, Jokowi Tegas Larang Mudik Masyarakat Untuk Cegah Penyebaran Covid-19

Baca Juga: Mempelai Pria Suhu Tubuhnya Tinggi, Menikah Jalan Terus Ditengah Wabah Corona dengan APD Jas Hujan

Sedihnya disinfektan yang kini banyak digunakan oleh masyarakat untuk Hadapi Corona zat aktifnya adalah alkohol, chlorine, juga H2O2.

Untuk Chlorine Yunita mewanti-wanti, “Hati-hati pada chlorine ya, karena cukup toksik terhadap lingkungan dan mungkin manusia,” tegasnya.

Selain itu Yunita pun mengatakan, “Sejauh yang saya pahami, belum ada evidence yang menyatakan bahwa chamber disinfectant efektif menurunkan penularan CoVID.”

Memang, lanjut Yunita, hingga sekarang penggunaan chamber desinfeksi ini  belum ada peringatannya dari dari PERDALIN atau Kemenkes.

“Mungkin bisa saja nanti ada rekomendasi PERDALIN terkait hal ini, namun sampai saat ini belum dikekuarkan rekomendasi tersebut,” terang Yunita.

Baca Juga: Positif Kena Virus Corona? Ini Peluang Sembuh Tidaknya Menurut Pakar Kesehatan Inggris

Baca Juga: Kesaksian Freelancer Design Grafis, Banyak Terima Order Design Stiker Hand Sanitizer yang Komposisi dan Perizinannya Diminta Nyontek Merek Lain

Senada dengan Yunita, Sekolah Farmasi ITB dalam surat tanggapannya yang diterima redaksi GridHEALTH.id; Tanggapan terhadap maraknya penggunaan disinfektan pada bilik disinfeksi untuk pencegahan COVID-19, pada poin depalapan menyebutkan jika tidak efektif penggunaan disinfektan seperti yang banyak dilakukan masyarakat sekarang ini untuk membunuh virus corona.

“Penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia, udara, dan jalan raya dipandang tidak efektif. Selain itu, penggunaan berlebihan disinfektan berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan lingkungan [10]. Salah satunya adalah timbulnya resistensi, baik resistensi bakteri ataupun virus terutama apabila disinfektan tidak digunakan pada konsentrasi idealnya.”

Baca Juga: Virus Corona (Covid-19) Dapat Memengaruhi Mata? Memerah dan Berair Segera ke Dokter Walau Tanpa Demam

Masih menurut surat tangapan resmi tertanggal 28 Maret 2020, Sekolah Farmasi ITB pun menyebutkan disinfektan yang sekarang marak digunakan masyarakat secara bebas, termasuk untuk bilik disinfeksi, diantaranya adalah diluted bleach (larutan pemutih/natrium hipoklorit), klorin dioksida, etanol 70%, kloroksilenol, electrolyzed salt water, amonium kuarterner (seperti benzalkonium klorida), glutaraldehid, hidrogen peroksida (H2O2 ) dan sebagainya.

Zat aktif kimia tersebut tidak semuanya aman bagi lingkugan juga manusia.

Baca Juga: Maksud Hati Ingin Terbebas Virus Corona, Desinfektan Hydrogen Peroxide Justru Sebabkan Iritasi Paru-paru Parah

Baca Juga: Lockdown di India Kacau, Risiko Penyebaran Virus Corona Meningkat

Banyak yang toksik alias beracun dan membahayakan kesehatan secara langsung. Misal, pada mata kulit, hingga saluran pernapasan hingga paru-paru.

Karenanya dalam poin 10 Sekolah Farmasi ITB menegaskan;

“Pengawasan pihak terkait dalam suatu aturan/pedoman menjadi sangat penting untuk meminimalisir efek bahaya dari disinfektan terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.”(*)

 #berantasstunting

#HadapiCorona