Find Us On Social Media :

Semua Jenis Bilik Disinfektan Tak Terbukti Bunuh COVID-19, Kemenkes Sudah Edarkan Larangan

Surat Edaran yang dikeluarkan Kemenkes tentang Penggunaan Bilik Disinfeksi Dalam Rangka Pencegahan Penularan Covid-19

GridHealth.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akhirnya mengeluarkan surat edaran tentang larangan penggunaan bilik disinfektan sebagai pencegahan infeksi virus corona (Covid-19). 

Larangan ini tertuang Surat Edaran Nomor: HK.02.02/III/375/2020 tentang Penggunaan Bilik Disinfeksi Dalam Rangka Pencegahan Penularan Covid-19 yang ditandatangani oleh Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI Kirana Pritasari.

Baca Juga: Alih-Alih Sterilkan Tubuh dari Covid-19, Penggunaan Bilik Desinfeksi Justru Membahayakan Kesehatan

Perlu diketahui, surat edaran tersebut merujuk pada keputusan World Health Organization (WHO).

Dalam surat edaran tersebut Kementerian Kesehatan mencermati bilik disinfeksi yang sekarang banyak digunakan di masyarakat untuk mendisinfeksi permukaan tubuh yang tidak tertutup, pakaian dan barang-barang yang digunakan atau dibawa oleh manusia.

Baca Juga: Bilik Desinfeksi Berbahaya juga Tidak Bisa Hilangkan Virus; Masyarakat Bisa Menolak Masuk ke Disinfectant Chamber

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Kemenkes RI, berbagai macam cairan disinfektan yang digunakan untuk bilik disinfeksi ini di antaranya adalah diluted bleach (larutan pemutih/natrium hipoklorit), klorin dan sejenisnya, etanol 70%, amonium kuarterner (seperti benzalkonium klorida), hidrogen peroksida (H2O2) dan sebagainya.

Disinfektan tersebut merupakan disinfektan yang digunakan untuk mendisinfeksi ruangan dan permukaan, seperti lantai, perabot, peralatan kerja, pegangan tangga atau eskalator, moda transportasi, dan lain-lain.

Dalam hal ini, WHO telah menyatakan bahwa menyemprotkan disinfektan ke tubuh dapat berbahaya untuk membran mukosa (misal: mata, mulut) sehingga berpotensi menimbulkan risiko terhadap kesehatan dan merusak pakaian.

Baca Juga: Bukannya Terhindar Covid-19, Gunakan APD dan Disinfektan Justru Salah Jika Sembarangan

Oleh karenanya, Kemenkes RI yang diteruskan ke seluruh dinas kesehatan dari provinsi hingga kabupaten ini tegas mengimbau agar tidak lagi menganjurkan penggunaan bilik disinfeksi di tempat dan fasilitas umum maupun permukiman warga.

Baca Juga: Bukannya Basmi Virus Corona, Campur Pemutih Pakaian Sebagai Disinfektan Justru Bahaya dan Mematikan

Sebab, menyemprotkan cairan disinfektan yang mana merupakan bahan kimia secara langsung ke tubuh secara terus-menerus dapat menyebabkan iritasi kulit dan iritasi pada saluran pernapasan.

Bilik disinfektan yang umumnya diketahui mengandung cairan, seperti alkohol dan klorin yang kini dilarang, nyatanya juga ada jenis bilik disinfektan yang digadang-gadang bisa dengan cepat membunuh virus dan aman bagi tubuh, yaitu jenis Bilik Disinfeksi Cepat (BDC)-04.

Baca Juga: Kefektifan Disinfektan Vs Cairan Pemutih Pakaian Basmi Virus Corona

Jenis bilik disinfektan ini merupakan inovasi yang dibuat oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT-UI) yang berkolaborasi dengan Ikatan Alumni FTUI (ILUNI FTUI).

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng, BDC-04 mampu membersihkan virus dan bakteri yang menempel pada pakaian dan permukaan tubuh di bawah 10 detik per orang.

Hal ini dikarenakan bilik disinfektan dilengkapi dengan sinar ultraviolet atau dikenal dengan Far-UVC.

Baca Juga: Kurang Tidur dan Sinar Matahari Sebabkan Tenaga Medis Terinfeksi Covid-19

“Cara kerja BDC-04 ini adalah dengan proses penonaktifan mikroorganisme, bakteri dan virus dengan menggunakan sinar ultraviolet yg dikenal dengan Far-UVC, yang memiliki panjang gelombang 207 – 222 nm, akan dengan cepat membunuh virus dan aman bagi tubuh manusia," tutur Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng, seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut Hendri, sinar UV sudah umum digunakan dalam proses sterilisasi alat-alat kesehatan di rumah sakit lebih dari 30 tahun. Dengan penyinaran 5-10 detik efektivitas dalam menonaktifkan mikroorganisme yang menempel pada pakaian atau tubuh manusia mencapai 89-99 persen.

Baca Juga: Menurut Bill Gates, Ini Tiga Langkah Matikan Virus Corona (Covid-19)

Tak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa BDC-04 dilapisi alumunium foil karena material ini memiliki pengaruh siklus hidup yang paling pendek bagi virus corona. 

Baca Juga: WHO Koreksi Istilah Social Distancing Menjadi Physical Distancing

Nyatanya, setelah ditelusuri lebih jauh, WHO telah menyatakan bahwa lampu UV tidak dianjurkan untuk mensterilkan tangan atau area lain dari kulit karena radiasi UV dapat menyebabkan iritasi kulit.

Dengan demikian, sampai artikel ini ditayangkan belum ada alat maupun obat yang secara ampuh dapat membunuh virus corona (Covid-19).

Untuk itu, kita tetap disarankan untuk selalu mencuci tangan minimal 20 detik dan terus menerapkan physical distancing.(*)