GriidHEALTH.id - Jumlah pasien positiif virus corona hingga orang dalam pemantauan Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sudah ada 2.273 orang positif terinfeksi virus corona.
Bahkan kematian akibat virus corona yang tak pandang bulu kini mencapai 198 jiwa.
Meski angka kematian tersebut terbilang tinggi, namun tak menyurutkan langkah para pasien untuk sembuh.
Seperti gadis satu ini yang terinfeksi virus corona dengan gejala ringan sejak Minggu (8/3/2020) lalu.
Baca Juga: Gula Mulai Sulit Ditemukan, Padahal Ada Kaitan Risiko Penyakit Diabetes denga Penularan Virus Corona
Maria Cynthia Jaya Cindy (22) mengisahkan pengalaman pribadinya berjuang melawan Covid-19.
Selain harus berjuang melawan SARS-CoV-2 yang menyerang saluran pernapasan itu, Cynthia juga menjelaskan tindakan yang pernah dilakukannya saat virus tersebut mulai "menjajah" sistem imunnya.Bermula ketika, ia bersama keluarga harus menemani sang ayah ke Singapura untuk menjalani operasi mata pada 8 Maret 2020.
Baca Juga: Ngungsi Bersama 20 Selir ke Jerman, Raja Thailand Dikabarkan Meninggal Dunia Akibat Virus Corona
Selama perjalanan dari Indonesia menuju Singapura, ia dan keluarga sangat menjaga waktu terbang dan tetap memakai masker serta tidak memegang apa pun untuk mengantisipasi penularan.
Cynthia mengaku tertular virus tersebut saat berada di Indonesia.
Waktu itu, ia merasakan tubuhnya menjadi merasa capek dan tenggorokan gatal.
Baca Juga: Langgar Aturan Lockdown, Warga Filipina Dimasukkan Kandang Hewan
"Pertama-tama, saya merasa capek dan gatal tenggorokan, cuma saya pikir mungkin gara-gara kurang minum, karena memang betul persis banget perasaannya dan hari itu saya memang kurang minum," ujar Cynthia saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/4/2020).
Keesokan harinya, ia mengalami demam tinggi dengan suhu badan 38-39 derajat celsius, badan pegal-pegal, keringat dingin, dan sakit kepala berat.
Gejala tersebut dirasakannya selama tiga hari, namun ia masih merasakan flu dan mulai kehilangan kemampuan indra pengecap dan indra penciuman.
"Saya enggak suspect saat itu karena tidak ada batuk-batuk, meler, hidung tersumbat, sakit tenggorokan. Tapi, memang semenjak demam mulai, saya hilang taste and smell, dan baru sadar itu agak aneh setelah tidak demam lagi," kata dia.
Di saat muncul gejala hilangnya kemampuan indra pengecap dan indra penciuman tersebut, perempuan yang saat ini bekerja sebagai co-founder di NGO, Project Planet ini mengalami keringat berlebih dan tubuh lemas.
Baca Juga: Ngungsi Bersama 20 Selir ke Jerman, Raja Thailand Dikabarkan Meninggal Dunia Akibat Virus Corona
Ketika tubuhnya merasakan dua gejala ringan tersebut, ia mengira hal tersebut merupakan salah satu proses recovery tubuh.
Pada hari ke-7, muncul gejala lain pada tubuhnya yang mirip dengan soerang penderita tuberkulosi (TBC).
Ia merasakan batuk-batuk, bahkan batuk tersebut sampai mengeluarkan sedikit darah yang bercampur dengan dahak.
Dari gejala itulah ia mengira dirinya mengidap Covid-19.
Kemudian, ia beristirahat di rumah (akomodasi) di Singapura, karena tidak terpikirkan bahwa ia terinfeksi Covid-19. Setelah mengetahui kondisi Cynthia, pihak keluarga belum mau merujuknya ke rumah sakit, lantaran memikirkan risikonya.
Oleh karena itu, Cynthia melakukan isolasi mandiri di kamarnya dengan menggunakan masker untuk berjaga-jaga agar tidak menular ke keluarganya.
Namun, tidak berselang lama, Cynthia akhirnya dirujuk ke salah satu RS di Singapura untuk mengalami perawatan intensif.
Ia mengaku, kemampuan indra pengecap dan indra penciumannya berangsur kembali.
"Selama 1-2 minggu, kemampuan itu pelan-pelan kembali ke normal," kata Cynthia.
"Semenjak sampai di rumah sakit, pernah sekali atau dua kali aku merasa kayak ada tekanan sedikit di dada dan agak sesak napas, tapi rasa itu menghilang setelah tidur," lanjut dia.
Meski begitu, Cynthia mengungkapkan bahwa gejala yang dialaminya bukan gejala secara umum.
Baca Juga: Gula Mulai Sulit Ditemukan, Padahal Ada Kaitan Risiko Penyakit Diabetes denga Penularan Virus Corona
"Orang lain bisa berbeda-beda gejalanya. Ada yang lebih parah dan malah ada yang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Jadi ini sekadar pengalaman saja agar orang-orang memperhatikan gejala ringan dari kasus virus corona seperti apa," kata dia.
Saat dirinya dibawa ke RS, untuk kasus ringan seperti yang dialaminya, Cynthia mengaku, dokter hanya memberi obat untuk gejala-gejala, seperti pereda pusing dan obat batuk.
Kemudian, ia dianjurkan untuk minum air putih dan harus menjaga jam tidurnya agar sistem imun bisa melawan virus SARS-CoV-2 dengan baik.
Baca Juga: Baru Sehari Sehat, ODP Corona Pengidap Hipokalemia Meninggal Dunia
"Aku immune system-nya bagus, makanya sangat mild (ringan) kasusnya, tapi untung banget aku termasuk pakai masker, sehingga keluarga dan teman-teman sekarang masih sehat dan tidak ada yang tertular," ujar Cynthia.
Sementara itu, Cynthia mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati, meskipun ada orang yang tidak muncul gejala, namun pasien tersebut dapat menyebarkan virus corona ke orang lain.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk social distancing di rumah selama pandemi virus corona masih bisa menular ke mana saja dan di mana saja. (*)
Baca Juga: Ngungsi Bersama 20 Selir ke Jerman, Raja Thailand Dikabarkan Meninggal Dunia Akibat Virus Corona
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Belajar dari Kisah Cynthia, Survivor Covid-19 di "Negeri Singa"
#hadapicorona #berantasstunting