"Akankah warga negara dan para pemimpin kita mendukung langkah-langkah physical distancing lebih lama? Aku tidak yakin mereka akan melakukannya," ujar Tara Smith, epidemiolog dari Kent University, dikutip dari Vox.
Smith menjelaskan, keberhasilan singkat physical distancing dalam mengatasi penularan virus corona bisa jadi bumerang.
Kala orang-orang mengira wabah sudah selesai, mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan belum cukup.
Sebelumnya, sejumlah ahli kesehatan memang memperingatkan bahwa keberhasilan China menekan persebaran kasus lokal baru bukan berarti masalah sudah selesai.
Peringatan tersebut diberikan setelah pemerintah China mencabut protokol lockdown Wuhan dan Hubei pada akhir Maret. Lockdown di Wuhan dan bagian provinsi Hubei lainnya berlangsung sejak 23 Januari 2020.
"Kekhawatirannya adalah apa yang akan terjadi setelah mereka mengakhiri langkah-langkah (preventif) ini,” kata David Heymann, seorang profesor epidemiologi penyakit menular dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, dikutip dari Japan Times.
Baca Juga: 5 Kematian Mendadak Perlu Diwaspadai, Tak Cuma Serangan Jantung
“Pandemi global tidak akan berhenti sampai kita memiliki vaksin, atau sebagian besar penduduk terinfeksi.”(*)
#berantasstunting #hadapicorona