Dilaporkan dua dari tiga pasien Covid-19 dengan kondisi parah mengalami peningkatan kondisi setelah menerima pengobatan Remdesivir tersebut.
Obat yang awalnya digunakan untuk mengobati sakit Ebola tersebut dinilai memiliki kualitas menangkal virus.
Sementara itu, dalam penelitian dipublikasikan di New England Journal of Medicine Sabtu kemarin, Gilead Science selaku perusahaan farmasi yang mengembangkan obat remdesivir mengatakan pengujian klinis telah dilakukan kepada 53 pasien.
Baca Juga: Sakit Hati Lantaran Jenazah Tenaga Medis di Tolak, Ini yang Dilakukan Gubernur Jateng
Observasi ini akhirnya menunjukkan hasil yang membahagiakan.
Gilead Sciences awalnya melakukan uji coba obat tersebut ke negara Amerika Serikat, Eropa dan Kanada serta Jepang.
22 pasien dari Amerika, 22 di Eropa dan Kanada serta 9 di Jepang.