Find Us On Social Media :

Cara Melepas Kangen Perawat Pasien Covid-19 dengan 2 Balitanya, Sudah 4 Minggu tak Bertemu Sejak Dirinya Bertugas

Covid-19

GridHEALTH.id - Ibu mana yang tak kangen terhadap putra-putrinya.

Tapi apa mau dikataka, karena profesi dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan demi bisa bisa menyelamatkan banyak pasien Covid-19, dirinya tidak bisa bertemu dengan buah hatinya semenjak wabah virus corona melanda.

Baca Juga: Curhat Dokter Relawan Wanita di RSD Covid-19 Wisma Atlet; Kenakan Hazmat 8 Jam tak Makan dan Minum Demi Hemat APD

Sejak wabah Covid-19 melanda, dirinya langsung bekerja berlomba dengan waktu dan maut untuk keselamatan para pasien Covid-19 di rumah sakit.

Semakin hari wabah semakin menggila, pasien semakin banyak yang harus dirawatnya.

Hingga akhirnya dirinya tak berani pulang barang sesaat, demi keluarga tetap aman dari infeksi, dan dirinya tetap bisa merawat pasien Covid-19 dengan maksimal.

Menurutnya, sudah empat minggu sejak dirinya tidak melihat anak-anak tercintanya.

Saat ini dirinya mengaku sudah sangat merindukan buah hatinya yang masih balita di rumah.

Baca Juga: Update Covid-19; Waspada Jika Muncul Ruam Membiru di Kulit, Curigai Gejala Infeksi Corona

Baca Juga: Bayi Mungil Ini Selamat dari Infeksi, Padahal Ibunya Seorang Perawat Meninggal karena Covid-19 Saat Mengandungnya

Pada 14 Maret, ibu mertua saya, seorang pensiunan pekerja PBB yang telah berpartisipasi dalam latihan pandemi, melihat tulisan di dinding dan mengumumkan bahwa kami harus mengirim anak-anak itu kepadanya di Connecticut.

"Aku tidak yakin," kataku. "Mereka belum menutup sekolah."

"Mereka pasti akan menutup sekolah," katanya melalui telepon.

"Dan kamu harus berada di rumah sakit."

Saya masih menyangkal dampak virus corona pada kehidupan semua orang.

Meskipun sebagai dokter berbasis rumah sakit, saya sudah merawat pasien Covid-19 pertama di rumah sakit Midtown Manhattan, New York, Amerika, tempat saya bekerja.

Suami saya dan saya dengan enggan setuju untuk mengirim kedua putra kami pergi.

Baca Juga: Update Covid-19; Amerika Diam-diam Mulai Serius Selidiki Dugaan Senjata Biologis China

Baca Juga: Puasa Ramadan Bagi Penderita Obesitas, Bisa Turunkan Berat Badan 1Kg dalam Seminggu dan Risiko Penyakit Jantung

Lalu pada malam berikutnya, setelah anak-anak berada di rumah nenek mereka, sekolah-sekolah di New York ditutup.

"Kami beruntung," kataku pada suamiku. Kami tidak harus berebut untuk perawatan anak.

Intensitas dari kedua pekerjaan kami meningkat.

"Menurutmu kapan kita akan melihat mereka lagi?" Dia bertanya.

"Mungkin dalam dua minggu?"

Pekerjaan di rumah sakit begitu kacau, banyak pasien berdatangan, yang awalnya datang dengan gejala tak ada hubungannya dengan corona kembali lagi keesokan harinya dengan demam dan batuk.

Sebagian besar pasien rawat inap mungkin terinfeksi Covid-19, di saat itulah saya sadar tak akan bertemu dengan anak-anak saya dalam waktu dekat.

Baca Juga: Akibat Gejala Semakin Beragam, Covid-19 Dijuluki Penyakit 1000 Wajah

Baca Juga: Gunakan Akal Sehat; Covid-19 Bukan Flu, Walau Cara Menyebar dan Menginfeksinya Sama

"Anda pasti akan merindukan anak-anak Anda," kata orang-orang di tempat kerja.

Saya tidak merindukan mereka selama beberapa minggu pertama.

Saya memberi tahu rekan-rekan saya bahwa anak-anak bersenang-senang di Connecticut. Mereka mengendarai sepeda dan mengejar ayam.

Mereka tidak terkurung di apartemen Kota New York.

Namun seorong berjalannya waktu saya merindukan mereka, di akhir shift 12 jam, saya pulang dan melakukan video call dengan mereka selama 15 menit.

Hari-hari kemudian menjadi begitu sulit, seorang pasien, lalu kolega meninggal karena Covid-19.

Saya video call dengan anak-anak saya lagi.

Baca Juga: Berpuasa Ramadan Saat Pandemi Virus Corona, Gizi Seimbang Kunci Hindari Infeksi

Baca Juga: Bukan Dari Pasar Hewan di Wuhan, Ilmuwan Ungkap Covid-19 Diimpor Dari Tempat Lain

"Berapa hari lagi?" tanya bocah 5 tahun itu. "Berapa hari lagi sampai kita kembali ke 'York?"

Saya tidak bisa menjawab "Segera," kataku. "Segera."

Semoga tim medis dimanapun berada bisa dikuatkan. Pengorbanan mereka tidak kecil.

Tidak hanya harus berpisah dengan keluarga dan anak-anak yang dicintainya.

Tapi mereka pun bertaruh dengan kesehatannya, juga berlomba dengan waktu dan maut untuk menyelamatkan pasien Covid-19 yang setiap hari bertambah banyak.(*)

Baca Juga: Curhat Dokter Relawan Wanita di RSD Covid-19 Wisma Atlet; Kenakan Hazmat 8 Jam tak Makan dan Minum Demi Hemat APD

#berantasstunting

#HadapiCorona

Artikel ini telah publish di Intisari.id dengan judul: Curhat Haru Seorang Ibu Sekaligus Perawat Bagi Pasien COVID-19: 'Memerangi Virus Corona Berarti Tidak Bertemu Anak-anak Saya Selama Sebulan'