Find Us On Social Media :

China Akhirnya Mengakui, Jumlah Kematian Akibat Virus Corona yang Dilaporkan Hanya Separuh dari Fakta

China mengakui hanya melaporkan separuh dari jumlah korban tewas sesungguhnya akibat virus corona.

GridHEALTH.id - Akhirnya China mengakui bahwa korban tewas virus corona yang selama ini dilaporkan ke publik, hanya separuh dari jumlah sebenarnya atau yang terdata sebelumnya.

Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Wuhan telah mengubah jumlah kematian dari 2.579 menjadi 3.689, terdapat peningkatan sekitar 50%, demikian dikutip dari Reuters (16/04/20) Disebutkan bahwa angka ini meningkat karena adanya keterlambatan pelaporan dari rumah sakit.

Total kematian sebelumnya juga dipengaruhi oleh kesulitan mendapatkan informasi yang akurat dari rumah sakit swasta dan rumah sakit darurat.

Selain itu dilaporkan juga bahwa jumlah total kasus di Wuhan meningkat menjadi 50.333. Kantor berita lokal Xinhua mencantumkan ada beberapa faktor yang menyebabkan angka kematian tidak terdata dengan baik.

"Akibatnya laporan terlambat, terlewat dan keliru terjadi," ujar salah satu pejabat resmi Wuhan yang tidak ingin disebutkan namanya.

Baca Juga: Sering Sariawan di Saat Puasa, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Baca Juga: Studi di London: Indonesia Hanya Laporkan 2% Kasus Positif Virus Corona, Benarkah?

Banyak orang, termasuk penduduk Wuhan, telah lama skeptis terhadap angka kematian resmi yang rendah di kota itu.

Bukti adanya ketertutupan pihak otoritas sudah lama marak, dari membungkam pelapor awal yakni seorang dokter, pemimpin negara menutup-nutupi krisis selama setidaknya enam hari sebelum virus benar-benar menyeruak hingga pengungkapan jumlah korban yang dimanipulasi.

Padahal banyak warga Wuhan telah berbicara secara terbuka tentang keyakinan mereka bahwa jumlah kasus sebenarnya dan jumlah kematian harus lebih tinggi daripada yang dilaporkan saat ini.

Dugaan kuat itu antara lain timbul karena melihat fakta rumah duka dan krematorium yang beroperasi lembur sehingga menguatkan anggapan bahwa jumlah korban tewas sebenarnya jauh lebih tinggi.

China sendiri selama ini telah menggembar-gemborkan bahwa keberhasilannya menekan angka kasus baru dan kematian di negara tempat awal munculnya wabah itu adalah karena upaya super ketat yang dilakukannya.

Salah satu upaya itu termasuk memberlakukan karantina massal (lockdown) terhadap beberapa kotanya untuk menekan penyebaran pandemi.

Baca Juga: Risiko Terlalu Sering Makan Daging Merah, Meski Dalam Porsi Kecil

Baca Juga: Sedang Tren, Penggunaan Obat Aspirin Untuk Mengatasi Jerawat

Itu juga termasuk melarang warga beraktivitas di luar rumah, serta melakukan pemeriksaan kesehatan dari pintu ke pintu dan mengharuskan warga yang menunjukkan gejala untuk segera dikarantina. (*)