Dalam hal proning, kekhawatiran lain adalah pasien obesitas. Juga harus hati-hati dengan orang yang mengalami cedera dada, dan pasien dengan tabung ventilasi atau tabung kateter."
Teknik ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan kadang-kadang dapat menyebabkan penyumbatan saluran udara.
Manfaat proning pertama kali diamati pada pertengahan 1970-an. Tetapi baru pada tahun 1986 proning menjadi praktik umum di rumah sakit di seluruh dunia, kata para ahli.
Peningkatan oksigenasi paru-paru bukan satu-satunya manfaat dari proning. "Saat pasien tengkurap, beban [fisik] di paru-paru mereka terdistribusikan lebih merata," Prof. Gattinoni menjelaskan.
"Bayangkan paru-paru yang terkena energi mekanik dari ventilator: rasanya seperti ditinju terus menerus. Jelas, semakin merata gaya ini, semakin sedikit bahaya yang ditimbulkannya."
Sebuah studi yang dilakukan di Prancis pada 2000 menemukan bahwa pasien [yang tengkurap] tidak hanya mengalami peningkatan oksigenasi, mereka juga memiliki peluang lebih baik untuk bertahan hidup.
Baca Juga: Tes Analisis Sperma, Tes yang Membantu Pria Mengatasi Infertilitas
Baca Juga: Flek Hitam di Wajah Membandel? Ini Solusi Mudah untuk Menghilangkannya
"Saat ini, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menggunakan terapi seperti ini untuk melawan pandemi yang telah membunuh puluhan ribu orang — dan belum ada obatnya," tutup Prof. Gattinoni. (*)
#berantasstunting #hadapicorona