Find Us On Social Media :

Saran Ahli, Kurangi Asupan Garam Saat Pandemi Covid-19, Ini Alasannya

Para ahli merekomendasikan untuk membatasi asupan garam selama wabah Covid-19

GridHEALTH.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membatasi asupan garam harian untuk orang sehat hingga 5 gram.

Namun para ahli kesehatan di Turki dan di tempat lain telah memperingatkan orang untuk memerhatikan asupan garam mereka karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu di rumah #stay at home, akibat wabah virus corona.

Dr. Sedat Üstündağ, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Trakya (TU) di Turki, mengatakan bahwa aturan kesehatan pencegahan umum harus dipatuhi secara ketat saat memerangi wabah virus corona

Menyinggung pentingnya isolasi diri selama wabah, ia menyarankan nutrisi seimbang untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, menekankan bahwa warga harus memperhatikan jumlah garam yang digunakan dalam memasak dan yang ditemukan di dalam bungkus makanan.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membatasi jumlah garam meja yang harus dikonsumsi setiap hari untuk orang sehat hingga 5 gram. Tetapi tanpa sadar, karena kita terus berada di rumah, konsumsinya bisa lebih dari itu," katanya dikutip dari The Daily Sabah (25/04/20).

Üstündağ mencatat bahwa banyak makanan, terutama makanan bungkus dan olahan, mengandung garam berlebihan.

Baca Juga: Pendapat Ahli: Garam Himalaya Tidak Aman Untuk Penderita Hipertensi

Baca Juga: Studi : Tidur Tengkurap Kurangi Rasa Kesakitan Pasien Covid-19

"Warga kita harus melacak garam dalam makanan mereka di hari-hari ini," katanya.

"Selain itu, harus diingat bahwa hanya menjauhkan garam dari meja atau menghindari penggunaan garam saat memasak tidak menunjukkan diet yang dibatasi garam.

Tetapi saat mengonsumsi makanan olahan, kadar garam harus diperiksa, dan makanan olahan dengan kadar garam dan lemak jenuh tinggi, serta makanan dengan indeks glikemik tinggi, harus dihindari."

Selain itu, Üstündağ juga mengatakan bahwa dampak Covid-19 lebih parah pada orang yang merokok dan mengkonsumsi produk tembakau yang serupa, menggarisbawahi bahwa rokok dan produk tembakau adalah faktor risiko penyakit kronis yang signifikan yang memperpendek harapan hidup dan kualitas hidup.

 

"Merokok bukan hanya fasilitator perkembangan tumor paru-paru tetapi juga merupakan faktor risiko yang sangat serius untuk perkembangan penyakit jantung, pembuluh darah dan ginjal," katanya.

"Karena alkohol juga menekan sistem kekebalan tubuh, tergantung pada jumlah, warga negara kita harus berhati-hati tentang konsumsinya."

Baca Juga: Peneliti Sebut Golongan Darah A Rentan Virus Corona, Golongan Darah O Lebih Kebal

Baca Juga: 6 Tanda Dini Serangan Stroke, Tekanan Darah Tinggi Salah Satunya

Dia juga menambahkan bahwa kita harus mementingkan berolahraga di rumah selama periode ini dan mempertahankan pola tidur yang tenang dan teratur di lingkungan yang gelap untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat. (*)