Find Us On Social Media :

Donald Trump tak Menuding, tapi Punya Bukti Virus Corona dari China, Berasal dari Institut Virologi Wuhan

Donald Trump

GridHEALTH.id - Donald Trump kali ini tanpa basa basi terhadap China.

Dirinya tak lagi menuding seperti yang sudah beerapa kali dilakukannya.

Kali ini Trump langsung mengatakan China bertanggung jawab terhadap penyebaran virus corona di seluruh dunia.

Bahkan Trump klaim mempunyai bukti virus corona berasal dari Wuhan, China. 

Hal tersebut dia sampaikan di konferensi pers di Gedung Putih, dia berkata bahwa dia merasa yakin virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan (WIV).

Baca Juga: Baru Selesai Operasi Jantung, Kim Jong Un Malah Kembali Merokok dengan Santai usai 20 Hari Absen

Menurut Trump dengan gaya khasnya saat pidato politik, "Ada banyak teori. China bisa saja memberi tahu kami," ujar Trump sebagaimana dikutip Sky News pada Jumat (1/5/2020).

Mengetahui hal itu tentu China, sperti biasa, tidak terima dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, tetap pada pendiriannya.

Virus adalah masalah ilmiah yang kompleks, dan harus dipelajari oleh para ilmuwan dan profesional.

Baca Juga: Update Covid-19; 14 Provinsi di Indonesia Tidak Melaporkan Kasus Baru Covid-19

Baca Juga: Strategi Baru Anies dalam Tangani Pandemi Covid-19 di DKI Jakarta

Bagaimana hasil telaah ahli mengenai apa yang sedang diperdebatkan dan menjadi perang narasi para pimpinan politik dunia?

The Washington Post telah melaporkan kekhawatiran pada 2018 tentang kelemahan keamanan dan manajemen laboratorium WIV.

Hal itu didapat dari wawancara pejabat kedutaan AS yang mengunjungi Institut Virologi Wuhan (WIV) beberapa kali.

Meskipun demikian surat kabar itu juga mengakui tidak ada bukti konklusif bahwa lab adalah sumber wabah.

Menurut  James Le Duc, kepala Laboratorium Nasional Galveston di AS, fasilitas biocontainment aktif terbesar di kampus akademik AS, melukiskan gambaran berbeda dari WIV.

Baca Juga: Bukannya Menyehatkan, Kebanyakan Olahraga saat Pandemi Corona Malah Sebabkan Berbagai Masalah Kesehatan

Baca Juga: Alih-alih Miliki Tubuh Langsing dalam Waktu Cepat, Melakukan Diet Ketat Justru Berisiko Mengalami Batu Empedu

"Saya telah mengunjungi laboratorium BSL4 baru di Wuhan, sebelum mulai beroperasi pada 2017- ..."

"Ini memiliki kualitas dan keamanan yang sebanding dengan yang saat ini beroperasi di AS atau Eropa," kata dia. 

Dia juga menggambarkan pertemuan dengan Shi Zhengli, ahli virologi China di WIV yang telah memimpin penelitian ke dalam virus korona kelelawar, dan menemukan hubungan antara kelelawar dan virus Sars yang menyebabkan penyakit di seluruh dunia pada tahun 2003.

"Sepenuhnya terlibat, sangat terbuka dan transparan tentang pekerjaannya, dan ingin berkolaborasi," ujar dia.

Maureen Miller, seorang ahli epidemiologi yang bekerja dengan Shi sebagai bagian dari program penelitian viral yang didanai AS, sependapat dengan penilaian Le Duc.

Dia mengatakan jika teori virus corona melarikan diri dan berasal dari lab Wuhan adalah "teori konspirasi absolut".

Baca Juga: Sang Istri Sempat Keguguran, Ringgo Agus Stres Berat Dengar Kabar Tempurung Kepala Janin Belum Terbentuk

Baca Juga: Cara Mencukupi Kecukupan Gizi ODP dan PDP Selama Puasa Ramadhan

Mengenai waktu penyebaran virus, Peter Forster, seorang ahli genetika di Cambridge, membandingkan urutan genom virus yang dikumpulkan pada awal wabah China -dan kemudian secara global- dia mengidentifikasi tiga jenis dominan.

Di awal wabah, dua strain tampaknya telah beredar secara kasar pada saat yang sama -strain A dan strain B- dengan varian C yang kemudian berkembang dari strain B.

Tetapi dalam sebuah penemuan, versi dengan kemiripan genetik yang paling dekat dengan kelelawar coronavirus bukanlah yang paling umum pada awal di kota Wuhan di Cina tengah, tetapi dikaitkan dengan berhamburannya kasus-kasus awal di provinsi Guangdong selatan.

Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Resmi Turun, Kelebihan Iuran pada 3 Bulan Ini Tak Akan Dikembalikan

Baca Juga: Jadi Menu Praktis, Benarkah Makanan Kemasan saat Sahur ini Berikan Nutrisi selama Puasa?

Antara 24 Desember 2019 dan 17 Januari 2020, Forster menjelaskan, hanya tiga dari 23 kasus di Wuhan adalah tipe A, sedangkan sisanya adalah tipe B.

Pada pasien di provinsi Guangdong, bagaimanapun, lima dari sembilan ditemukan memiliki tipe A dari virus.

"Meskipun jumlahnya sangat kecil, frekuensi genom awal hingga 17 Januari tidak mendukung Wuhan sebagai asal daripada bagian lain dari Cina, misalnya lima dari sembilan pasien Guangdong/Shenzhen yang memiliki tipe A," kata Forster.

Dengan kata lain, masih jauh dari kepastian bahwa Wuhan adalah tempat virus itu pertama kali muncul.

Baca Juga: Serangan Jantung, Penyebab Meninggal di Usia Muda yang Banyak Terjadi

Baca Juga: Kunci Sukses Ridwan Kamil Lindungi Jawa Barat dari Covid-19 hingga Dinilai sebagai Wilayah Paling Responsif

Konsensus ilmiah sejauh ini menolak pendapat bahwa virus corona Covid-19 direkayasa.

Pendapat bahwa virus corona bukan rekayasa dan terjadi alami, hampir bulat di kalangan ahli.

Dalam sebuah surat kepada Nature pada bulan Maret, sebuah tim di California yang dipimpin oleh profesor mikrobiologi Kristian Andersen, mengatakan data genetik menunjukkan bahwa Covid-19 tidak berasal dari tulang punggung virus yang sebelumnya digunakan.

Jauh lebih mungkin, kata mereka, adalah virus muncul secara alami dan menjadi lebih kuat melalui seleksi alam.

“Kami mengusulkan dua skenario yang secara masuk akal dapat menjelaskan asal-usul Sars-CoV-2: seleksi alam pada hewan inang sebelum transfer zoonosis [hewan ke manusia]; dan seleksi alam pada manusia setelah transfer zoonosis," kata Andersen.

Baca Juga: Dapat Perawatan Intensif, Mantan Bassist Dewa 19 Meninggal Dunia Akibat Pendarahan Lambung

Sementara dilansir Guardian, Peter Ben Embarek, seorang ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan jika ada manipulasi virus, maka perlu untuk melihat bukti di kedua urutan gen dan juga distorsi dalam data pohon keluarga mutasi - efek yang disebut retikulasi.

Dalam sebuah pernyataan kepada Guardian, Le Duc, juga mengamini saran tersebut.

"Ada bukti yang meyakinkan bahwa virus baru itu bukan hasil rekayasa genetika yang disengaja dan bahwa hampir pasti berasal dari alam, mengingat kemiripannya yang tinggi dengan coronavirus terkait kelelawar lain yang diketahui," kata Le Duc.(*)

Baca Juga: Penimbun Masker Kalang Kabut, Jual Rugi Barang Hasil Timbunan hingga Stres Kena Bully Warganet

#berantasstuntig

#HadapiCorona 

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Sebut Covid-19 Berasal dari Lab Wuhan, Berikut Penjelasan Ahli Terkait Asal Virus")