Find Us On Social Media :

Di Masa Pandemi Covid-19, Batuk Bisa Bikin Stres, Padahal Ini Perbedaan Batuk Biasa dengan Batuk Corona

Batuk akibat terinfeksi Covid-19 umumnya bersifat batuk kering yang tidak berdahak.

GridHEALTH.id – Salah satu gejala nyata adanya infeksi virus corona adalah batuk. Tak heran bila kita batuk, langsung kita merasa khawatir, curiga, bahkan parno (paranoid), jangan-jangan kita tertular virus

Hal itupun diakui Direktur Pencegahan dan Pengendalian infeksi di Mount Sinai Downtown AS, Dr. Waleed Javaid.

"Orang-orang khawatir untuk alasan yang benar," katanya seperti dikutip Kompas.com dari NYPost, (9/3/2020).

Memang, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC)  di Amerika Serikat, batuk adalah salah satu gejala umum common cold atau selesma. Batuk juga merupakan gejala influenza. Penyebab umum kedua penyakit ini adalah virus.

Meski begitu Javaid mengatakan orang yang terinfeksi corona bisa dilihat dari jenis batuk yang menyertainya.

Pasalnya menurut data WHO di saat demam menjadi gejala paling umum dari virus corona, sekitar 67,7 % pasien pasti mengalami batuk, terutama batuk kering.

Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19: 'Indonesia Belum Aman Sampai Vaksin Ditemukan'

Baca Juga: Makan Gorengan Tak Bisa Dihindari, Ini Triknya Agar Puasa Tetap Sehat

"Batuk kering adalah apa yang kami sebut batuk tidak produktif, karena tidak ada dahak yang muncul," kata Javaid.

Batuk kering biasanya ditandai dengan tenggorokan yang gatal. Sementara itu, Javaid mengatakan untuk batuk berdahak biasanya merupakan gejala dari sesuatu yang lebih ringan, seperti pilek atau alergi. Meski begitu batuk berdahak juga bisa menandakan gejala dari bronkitis dan pneumonia.

"Batuk berdahak sendiri adalah masalah, tetapi batuk kering akan membawa masalah lebih besar,” kata Javaid. Lebih bahaya lagi, batuk dibarengi dengan demam tinggi terus-menerus.

"Kombinasi gejala lebih berbahaya. Batuk dan demam jenis apa pun akan sangat memprihatinkan, " ungkapnya.

Gejala lain teinfeksi virus corona juga bisa berupa sesak napas yang ditemukan pada 18,6 % pasien.

Sakit tenggorokan pada 13,9 % pasien dan sakit kepala sebanyak 13,6 %.  Namun Javaid menekankan batuk kering juga tak selamanya menandakan kita terinfeksi virus corona.

Batuk yang disebabkan oleh virus umumnya akan sembuh dengan sendirinya selama kita memiliki kekebalan tubuh yang baik. Biasanya gejala batuk dan gejala lainnya seperti hidung berair, bersin, lemah, dan sedikit demam akan sembuh kurang dari seminggu.

Lalu, bagaimana dengan batuk yang merupakan gejala akibat virus corona? Senada dengan Javaid,  Dr. Sarah Jarvis, direktur klinis dari Patientaccess.com pun menjelaskan, batuk akibat infeksi virus corona umumnya bersifat batuk kering yang terjadi terus menerus.

Dikutip dari The Sun US, dilihat dari kasus yang terkonfirmasi di China hingga 22 April 2020, ada 67,7% pasien virus corona positif yang menunjukkan gejala batuk kering.

Pengertian batuk kering adalah batuk yang tidak berdahak atau berlendir. Virus mengiritasi dan menyebabkan tenggorokan terasa gatal. Tubuh mengompensasinya dengan batuk.

Selain itu, batuk yang merupakan gejala infeksi virus corona ini tidak terjadi sekali dua kali. Misalnya seperti kalau kita berdehem karena ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan.

Dr. Sarah juga menambahkan, batuk umumnya berlagsung terus menerus dan dirasakan oleh penderitanya tidak seperti batuk biasa.

Batuk sebagai gejala infeksi virus corona bisa merupakan sesuatu yang baru dialami  atau dirasakan oleh penderita dan bukan seperti batuk biasa dirasakan.

Jika disertai gejala demam dan sesak napas, kita sebaiknya mendatangi pusat pelayanan kesehatan atau rumah sakit rujukan untuk melakukan tes usap tenggorokan.

Baca Juga: 9 Cara Agar Aliran Darah Lancar dan Terkontrol Demi Kesehatan Jantung

Baca Juga: Sebelum Donor Darah Wanita Wajib Konsumsi Suplemen Zat Besi, Ini Alasannya

Apalagi jika sebelumnya kita merasa kontak dekat dengan orang yang dicurigai pembawa virus corona, atau baru pulang dari daerah endemi. (*)

#berantasstunting #hadapicorona