Find Us On Social Media :

Hanya dengan Puasa Penderita Alergi Terbeas dari Aneka Gangguan dan Siksaan Hidup

Penyebab dan penanganan alergi makanan

GridHEALTH.id - Alergi adalah reaksi hipersentivitas yang diperantarai oleh mekanisme imunologi.

Pada keadaan normal mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun selular melindungi tubuh kita dari infeksi.

Tapi pada penderita alergi, justru sebaliknya, keduanya menjadi merugikan karena bereaksi secara belebihan.

Baca Juga: Heboh Daging Babi Disulap Jadi Daging Sapi Menggunakan Boraks, Begini Efek Samping dan Cara Membedakannya

Jadi mudahnya, alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh manusia terhadap benda tertentu, yang seharusnya tidak menimbulkan reaksi di tubuh orang lain.

Reaksi tersebut dapat muncul dalam bentuk pilek, ruam kulit yang gatal, atau bahkan sesak napas.

Benda atau pencetus yang dapat memicu respons alergi dikenal dengan istilah alergen.

Baca Juga: Usai Nol Kasus Lebih dari Sebulan, Wuhan Kembali Laporkan Kasus Covid-19

Gejala reaksi alergi sendisi banyak sekali, melansir womenshealthbag.com (27 April 2017), paling sering adalah; Kram, diare dan muntah, kembung atau sakit perut, sesak napas, iritasi dan kemerahan pada mata, bersin dan beringus, pusing atau mual, ruam atau gatal-gatal atau kulit gatal, kebingungan, depresi, berpikir lambat.

Tentu kondisi tersebut sangat tidak nyaman dan menyiksa. Tidak bisa istirahat, tidak bisa tidur, tidak bisa belajar, tidak bisa bekerja. Intinya banyak hal yang menjadi terhalang karena alergi.

Pengobatan medis dengan terapi obat bisa dilakukan. Tapi hilang timbul gejalanya cepat. Penderita alergi menjadi ketergantungan obat.

Baca Juga: Akibat Virus Corona Sudah Mutasi Ribuan Kali, Ilmuwan Cemas Penemuan Vaksin Bakal Lama

Baca Juga: 5 Tips Donor Darah saat Berpuasa di Masa Pandemi Covid-19

Itu wajar, sebab untuk hilangkan alergi, maksudnya menghilangkan gejalanya, harus dengan menghindari pencetus dan penyebabnya.

Tapi, puasa bisa membantu penderita alergi untuk menekan munculnya gejala alergi yang mengganggu, tanpa harus memusingkan bagaimana mendeteksi keberadaan penyebab alergi dan menghindarinya.

Sebab banyak penyebab atau pecetus alergi tidak bisa dihindari dan tidak terlihat.

Contoh, rhinitis alergi yang biasanya akan selalu bersin-bersin manakala sinar matahari muncul.

Baca Juga: Diciduk Polisi usai Ngeprank Tenaga Medis, Wanita Ini Akui Penyakitnya Bukan Covid-19: 'Saya Sakit Asma dan Mengonsumsi Alkohol'

Baca Juga: Awas Ada Daging Babi yang Dimiripkan dengan Daging Sapi, Sudah Beredar Selama 1 Tahun

Salah seorang penderita alergi sharing mengenai manfaat puasa yang dirasakannya, lengkap dengan testimoni dan literatur pendukungnya di laman faretheewellhealth.com, dengan judul artikel Intermittent Fasting: My Surprising Allergy Aid.

Penulis yang bernama Julie E. Williamson menyampaikan jika setelah rutin menjalani intermittent fasting, yang sama halnya dengan puasa umat muslim di bulan Ramadan atau puasa Senin Kamis juga puasa Daud, gejala alerginya berkurang sejak mengadopsi gaya hidup pusa hanya dalam kurun beberapa waktu.

Baca Juga: Jelang Hari Raya Banyak Modus Penjualan Daging Sapi Ternyata Daging Babi, Ini Aturan dan Pengawasan Penjualan Daging Babi

Baca Juga: Selain Serang Paru-paru, 11 Organ Tubuh Ini Juga Bisa Diserang Virus Corona sebagai Gejala Baru Covid-19

Menurutnya, penelitian menunjukkan manfaat puasa bagi penderita alergi musiman atau lingkungan, sungguh nyata, khususnya dalam peningkatan fungsi paru.

Ini menurutnya sebuah fakta ilmiah bagus bagi penderita asma.

Untuk bisa memahamil hal ini, memang sulit, seklaipun mebaca literatur ilmiahnya.

Tapi logika sederhananya udah dipahami, “Ketika saya membatasi jam asupan makanan, saya memberikan tubuh saya 14 hingga 15 jam penuh untuk menenangkan diri dan tidak harus terus-menerus terlibat dalam tarik tambang makanan-histamin,” papar Williamson.

Baca Juga: Maklumat Ulama tak Digubris, Imam Masjid di Tambora Jakarta Ini Penyebab Jamaahnya Terpapar Covid-19

Baca Juga: Tak Ada Kasus Corona, Negara Ini Klaim Rahasianya Karena Pohon Kelapa

Akibatnya, peradangan mereda dan gejala saya (sakit kepala, nyeri sendi, masalah pencernaan, mulut gatal / bengkak) mereda.

Pendapat senada di utarakan oleh laman bodyfast.de, yang mempublish artikel dengan judul Intermittent fasting can reduce allergic reactions. The new way to heal allergies?

Dalam tulisan tersebut disebutkan, efek puasa intermiten belandaskan pada periode puasa reguler di mana tubuh mulai autophagic instead of digestive processes, yang memperbaiki sel dan memecah zat beracun.

Baca Juga: Tak Perlu Panik, Orangtua Tetap Wajib Berikan Imunisasi pada Anak saat Pandemi Corona

Baca Juga: Masih Berstatus PDP Covid-19, Penyanyi Stan Isakh Meninggal Dunia

Nah, tersebut tidak akan tercapai jika kita terus-menerus mengonsumsi makanan.

Penting diingat, melakukan puasa selama beberapa jam pada suatu waktu meringankan organisme selama proses pencernaannya.

Akhirnya, tubuh dapat memperbaiki dan juga proses detoksifikasi dan degradasi yang telah lama ditunggu.

Selain itu, timbunan lemak juga bisa dipecah. Sistem kekebalan tubuh dapat beregenerasi.

Baca Juga: Detik-detik Penutupan McDonald's Sarinah Banyak Warga Ibu Kota Berkerumun untuk Berfoto, PSBB Kacau?

Baca Juga: Tekan PHK, Pemerintah Persilakan Warga Berusia di Bawah 45 Tahun Beraktivitas Kembali

Itu secara langsung terkait dengan usus dan akan lega ketika fase puasa tercapai.

Ini lebih jauh bermanfaat bagi flora usus. Flora bertanggung jawab atas kualitas sistem kekebalan tubuh.

Jadi di sini kita bisa memahami, reaksi alergi didefinisikan sebagai reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh, diakibatkan asupan berlebihan makanan.

Jadinya tubuh tidak lagi mengenali apa yang dicerna.(*)

Baca Juga: 3 Penyebab Pusing Saat Puasa, Waspadai Turunnya Gula Darah Tiba-tiba

#hadapicorona

#BerantasStunting