Find Us On Social Media :

'Cita-cita' Herd Immunity Hadapi Covid-19 di Swedia Gagal, Hanya 7,3% Penduduk yang Punya Kekebalan, Malah Jumlah yang Mati Meningkat

Terapkan herd immunity hadapi Covid-19, Swedia masih jauh dari target jumlah penduduk yang kebal virus.

 

 GridHEALTH.id – Setiap negara punya cara yang berbeda-beda dalam menangani Covid-19. Ada yang menerapkan lockdown, penutupan sebagian wilayah seperti PSBB di Indonesia, ada juga yang langsung menerapkan herd immunity.

Artikel yang diterbitkan MIT Technology Review menyatakan pada dasarnya ada tiga cara untuk menghentikan penyakit Covid-19 untuk selamanya.

Salah satunya melibatkan pembatasan luar biasa pada pergerakan yang kini dikenal lockdown, serta pengujian agresif, untuk menghentikan transmisi sepenuhnya. Namun, ini sulit mengingat virus corona sekarang telah mewabah ke 100 lebih negara.

 Yang kedua adalah vaksin yang bisa melindungi semua orang, tetapi vaksin masih perlu dikembangkan dan kita hanya boleh berharap karena tampaknya masih lama.

Yang ketiga berpotensi efektif tetapi mengerikan untuk dipertimbangkan, yakni membiarkan orang tertular sampai mendapatkan kekebalan virus.

Jika virus terus menyebar, pada akhirnya banyak orang yang akan terinfeksi dan (jika mereka bertahan hidup) menjadi kebal sehingga wabah akan hilang dengan sendirinya, karena kuman menemukan semakin sulit untuk menemukan inang yang rentan. Fenomena ini dikenal sebagai "herd immunity".

Baca Juga: Indonesia Hindari Lockdown, Apakah Herd Immunity Akan Jadi Skenario?

Baca Juga: Studi : Ternyata Virus Corona Bisa Tertinggal di Sarung Bantal

Swedia salah satunya, adalah negara yang terang-terangan mengambil pendekatan herd immunity. Tetapi Swedia jujur mengungkapkan bahwa meskipun mengadopsi langkah-langkah yang lebih santai untuk mengendalikan virus corona, hanya 7,3% orang di Stockholm yang mengembangkan antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit pada akhir April.