Find Us On Social Media :

Telah Terbit KTP Digital New Normal, Solusi Hidup Normal di Era Baru

KTP New Normal, KIRAB

GridHEALTH.id - Segera Terbit KTP New Normal, Solusi Hidup Normal di Era Baru.

KTP ini berbeda dengan e-KTP. Ini lebih kepada identitas diri masing-masing individu masyarakat untuk memudahkan hidup di era baru.

Karena kita tahu, usai PSBB pandemi Covid-19 ini akan segera berakhir atau masih lama, tidak ada satu pun pihak yang bisa memastikannya.

Baca Juga: Ikatan Dokter Indonesia (IDI): 'New Normal Indonesia Belum Waktunya'

Namun roda kehidupan keseharian manusia harus terus berputar. Jika tidak semua akan stuck.

Dunia bisnis, dunia pekerjaan, dunia perkonomian masyarakat, juga dunia pendidikan akan stuck, bahkan mati jika menunggu untuk memulai kehidupan setelah pandemi Covid-19 usai.

Karenanya sebagai mahkluk yang dikaruniai kecerdasan, manusia tidak boleh tinggal diam dan pasrah pada pandemi Covid-19.

Manusia harus bergerak, harus kembali produktif, harus kembali aktif, dengan cara dan gaya baru yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan saat ini.

Baca Juga: WHO Surati Indonesia, 'Jangan Pakai Lagi Chloroquine dan Hydroxychloroquine Untuk Obati Pasien Covid-19'

Baca Juga: Seakan Setuju dengan Jokowi, Dokter Asal Amerika Ini Beberkan Alasan Hidup Damai dengan Virus Corona

Nah, KTP new normal ini jika digunakan oleh semua masyarakat bisa sangat membantu semua lapisan masyarakat, tak terkecuali pemerintah.

KTP new normal yang dimaksud di sini adalah Kartu Identitas Regulasi PSBB alias KIRAB, yang peluncurannya pada hari ini (27 Mei 2020), yang disaksikan oleh jurnalis dari berbagai media, melalui virtual.

KIRAB merupakan ide pelabelan Platform aplikasi bantujiwa.com yang dikembangkan oleh IMERI FKUI dan didukung oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

KIRAB secara langsung mengidentifikasi setiap penduduk Indonesia menjadi merah, kuning atau hijau, sesuai perkembangan kondisinya setiap saat yang selalu diupdate dalam kurun waktu tertentu.

Baca Juga: Sudah Mengalami Kekerasan Seksual, Sekarang Positif Kanker Serviks dan HPV, Riry Hosho Tetap Menjalankan Pekerjaannya Sebagai Artis JAV

Baca Juga: Menyimpan Daging Ayam tak Semudah yang Disangka, Begitu pun Cara Mengolahnya, Ada 3 Bakteri Berbahaya yang Siap Menginfeksi Manusia

Prof.Dr.dr. Budi Wiweko,SpOG(K), Guru Besar FKUI sekaligus Wakil Direktur Indonesian Medical Education Research Institute (IMERI) FKUI-RSCM mengatakan, KIRAB akan melakukan update kondisi pengunanya secara berkala, setiap tujuh hari.

Dengan demikian, data diri kesehatan pengguna KIRAB selalu menggunakan data terkini.

Apa keuntungannya KIRAB? Untuk pengguna, sangat memudahkan dirinya dalam beraktivitas. Sebab gambaran kondisi kesehatan dirinya bisa dipercaya, seperti oleh aparat pemerintah, atau pihak lain.

Baca Juga: Alami Krisis Keuangan saat Pandemi Corona, Artis Cantik Ini Gantung Diri dari Kipas Langit-langit Rumahnya

Baca Juga: Sukses Mencuri 2 HandPhone dari Pasien Positif Corona, Tidak di Penjara tapi Dimasukan di Ruang Isolasi Rumah Sakit

Contoh, Bagi pemegang KIRAB hijau, artinya dirinya sehat. Maka sudah tentu diperkenankan untuk melakukan perjalanan atau aktivitas fisik di luar.

Jadi saat akan ke luar kota, misalnya, di pos pemeriksaan, baik itu di bandara ataupun di jalan raya, cukup menunjukan KIRAB.

Hal yang sama berlaku pada anak usia sekolah, bagi peserta didik yang memegang KIRAB hijau boleh sekolah.

Begitu pun dengan perusahan atau kantor, bisa dengan mudah memantau karyawannya mana yang sehat, mana yang harus isolasi mandiri, mana yang yang harus ke rumah sakit.

Bagaimana dengan kartu KIRAB kuning dan merah? Mereka akan diminta secara aplikasi untuk isolasi mandiri di rumah bagi KIRAB kuning, dan KIRAB merah untuk berobat di fasilitas layanan kesehatan.

Baca Juga: Hamil Anak Kelima, ZaskiaMecca Tersipu Malu Disinggung Dokter Kandungan: 'Kalau Bisa Jangan Hamil Dulu'

Baca Juga: Hamil Anak Kelima, ZaskiaMecca Tersipu Malu Disinggung Dokter Kandungan: 'Kalau Bisa Jangan Hamil Dulu'

Tak hanya itu, pemegang KIRAB kuning dan merah pun akan terus dipantau, juga diedukasi sesuai kondisinya. Sehingga pengguna KIRAB bisa melakukan apa-apa untuk kebaikan dirinya dan lingkungannya sesuai dengan standar dan protokol kesehatan yang baik dan benar.

Jika sudah sembuh, pengguna KIRAB kuning dan merah pun akan berubah menjadi hijau. Begitu juga sebaliknya, KIRAB hijau bisa menjadi kuning atau merah jika saat update setiap tujuh hari hari ada perubahan.

Paling unik, seperti dikatakan Prof. Budi Wiweko, karena KIRAB ini menggunakan GPS, pengguna KIRAB dengan kartu kuning tidak bisa berbohong jika dia bandel tidak melakukan isolasi mandiri di rumah.

Kuntungan lainnya, saat berpergian pengguna KIRAB bisa tahu, apakah tempat dia akan datangi itu termasuk zona merah infeksi virus atau tidak. Bahkan bisa mengetahui dengan jelas ada berapa pengguna KIRAB dengan kartu merah, kuning, dan hijau, di daerah tersebut.

Baca Juga: 'Cita-cita' Herd Immunity Hadapi Covid-19 di Swedia Gagal, Hanya 7,3% Penduduk yang Punya Kekebalan, Malah Jumlah yang Mati Meningkat

Baca Juga: Mamah Dedeh Dikabarkan Meninggal Dunia, Pendakwah Ini Malah Berpikir Tak Takut Sakit

Karena itu pula pengguna KIRAB hijau yang bertandang ke daerah banyak pengguna KIRAB merah dan kuning, akan mendapat notif, bahkan bisa mengubah statusnya dari hijau ke kuning.

Prof. Budi pun menyampaikan manfaat utama KIRAB, “Semua data yang tersimpan akan dimanfaatkan Pemerintah untuk melakukan pengawasan secara kohort terhadap setiap penduduk Indonesia yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi Sarscov-2. Demikian pula kartu KIRAB yang bisa didapatkan di bantujiwa.com akan memaksa setiap penduduk Indonesia melakukan penilaian diri dan pemeriksaan Sarscov-2 berbas israpidtest atau PCR sehingga diharapkan akan mendukung penelusuran aktif kasus.”(*)

Baca Juga: Update Covid-19; Sejak 22 Mei Hingga 27 Mei Kurva Kasus Infeksi Corona Terus Menurun

#brantasstunting

#HadapiCorona