GridHEALTH.id - Beberapa waktu sebelumnya peneliti telah menemukan bahwa virus corona penyebab Covid-19 masih bisa bertahan hidup di air limbah.
Ternyata kotoran manusia juga bisa memperlihatkan perkiraan munculnya wabah virus corona seminggu sebelumnya. Para ilmuwan dari Universitas Yale, Amerika Serikat menemukan bahwa genetik virus corona Covid-19 dalam tangki limbah tinja akan melonjak sebelum tes menunjukkan hasil positif.
Para ahli dilansir oleh The Sun, mengatakan bahwa memonitor limbah bisa menjadi indikator untuk penyebaran infeksi dan memungkinkan pemerintah menerapkan masa karantina lokal untuk menghentikan penyebaran.
Temuan ini terjadi setelah penelitian awal epidemi mengatakan bahwa manusia bisa meninggalkan sisa virus corona Covid-19 dalam fesesnya.
Peneliti dari Yale di New Heaven, Connecticut memutuskan untuk mulai mencari fasilitas pengolahan limbah di kota guna mencari tanda-tanda virus.
Mereka memantau pembuangan kotoran di pabrik, yang mengolah air limbah dari sekitar 200 ribu penduduk selama 6 minggu, antara 19 Maret sampai 20 Mei 2020.
Baca Juga: New Normal, Penumpang Dilarang Bicara dan Telepon di Kereta Komuter
Baca Juga: 135 Tenaga Medis Jatim Terinfeksi Virus Corona, Gugus Tugas Khawatir Pasien Tak Tertangani
Tim peneliti menemukan bahwa kadar materi genetik akan melonjak sekitar 7 hari sebelum ada peningkatan serupa dalam tes positif virus corona Covid-19.
Mereka juga mencatat bahwa setiap sampel lumpur tinja yang dianalisis mengandung jejak materi genetik virus yang dikenal sebagai RNA.
Berdasarkan data tes, jumlah orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 dan menjalani rawat inap di New Heaven melonjak pada 12 April 2020.
Tapi, para ahli menemukan bahwa tingkat konsentrasi virus corona Covid-19 memuncak di saluran pembuangan kota 3 hari sebelumnya.
Artinya, itu adalah indikator bahwa peningkatan konsentrasi virus corona Covid-19 pada kotoran menunjukkan akan bertambahnya kasus positif Covid-19 melalui tes medis.
Baca Juga: Jalan Sehat Untuk Kesehatan Ginjal, Cukup 30 Menit Setiap Hari
Baca Juga: Jangan Suka Berlama-lama di Kantor, Bahaya Hipertensi Mengintai
aSebaliknya para peneliti juga melihat pola yang sama ketika terjadi penurunan kasus rawat inap akibat virus corona Covid-19. (*)