GridHEALTH.id - Tiga bulan sudah, Indonesia telah berkutat dengan kasus virus corona yang telah meluas di berbagai pelosok negeri.
Akibat penyebaran virus corona yang semakin berkembang inilah, pemerintah akhirnya memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga beberapa instansi seperti sekolah, tempat kerja, pusat perbelanjaan, hingga tempat ibadah di tutup untuk sementara waktu.
Baca Juga: Anies Baswedan Gigit Jari, Tak Ada Nama Jakarta di 102 Daerah yang Diperbolehkan Terapkan New Normal
Namun rupanya, akibat penutupan beberapa instansi tersebut kini berdampak pada sektor ekonomi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menyatakan bahwa krisis ekonomi ini mulai terasa.
Baca Juga: Jawa Timur Salip Kasus Harian Covid-19 di Jakarta Hampir Dua Kali Lipat, Ternyata Ini Penyebabnya
"Semula ini adalah krisis kesehatan umum, kini sudah mulai terasa sebagai krisis ekonomi," kata Anies, Jumat (29/5).
Anies menjabarkan bahwa di Jakarta, pendapatan pajak turun dari Rp 50,17 triliun menjadi Rp 22,5 triliun, tinggal 45%.
Anggaran Jakarta turun dari Rp 87,9 triliun menjadi Rp 47,2 triliun, atau tinggal 53%.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi mengakui, krisis ekonomi mulai terasa di Jakarta akibat wabah Covid-19.
Menurutnya, ada beberapa sektor usaha yang paling terpuruk di Ibu Kota.
"Beberapa sektor tersebut adalah tour & travel, properti, hotel, dan resto," ujar Diana saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2020).
Tak hanya itu, para pengusaha pun mengaku khawatir dengan pendapatan yang tak sebanding selama masa new normal yang akan diberlakukan nantinya.
Baca Juga: Dokter Dibuat Heran Suhu Tubuhnya Dikategorikan Bukan Manusia
Diana Dewi mengatakan, para pengusaha khawatir pemasukan yang mereka dapatkan nantinya tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
"Kalau usahanya dimulai, lalu pangsa pasarnya tidak ada, itu akan memengaruhi kapital yang semakin berkurang di mana biaya operasional tetap keluar, sedangkan income tidak balance," ujar Diana.
Bahkan sampai saat ini, sebagian pengusaha masih ada yang ragu untuk melangkah dengan keputusan mau memulai operasional atau menunggu diberlakukannya new normal.
Baca Juga: Seluruh Kecamatan Masuk Zona Hitam Covid-19, Pemkot Bandung Malah Longgarkan PSBB di Beberapa Sektor
"Bila usaha dimulai kembali tapi Covid-19 masih mewabah, ini akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang belum pulih. Tetapi, kalau (usahanya) tidak juga dimulai, kapan bisa memulihkan ekonomi pengusaha itu sendiri," ujarnya. (*)
#hadapicorona #berantasstunting