GridHEALTH.id – Tidak Semua Susu Memiliki Kandungan Susu yang Layak untuk Anak, Ada yang Memberikan Risiko Gigi Rusak Hingga Diabetes
Jadi, tidak semua produk yang berlabel susu baik untuk anak, dan baik bagi pertumbuhan anak.
Sebab untuk sebuah susu anak ada kriteria khusus yang harus dipenuhi.
Ini harus dipenuhi oleh semua produk susu yang dipasarkan untuk anak.
Baca Juga: Bahu dan Leher Sering Kaku, Risiko Menderita Frozen Shoulder
Untuk diketahui, menurut Dr. Eko Hari Purnomo, SPT, MSc, dari Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), saat diwawancara GridHEALTH.id (3 Juni 2020), semua produk susu pasti mengandung susu.
“Namun harus dipahami, kandungan susu untuk berbagai produk susu tidaklah sama,” papar Eko yang menerangkan susu dalam sebuah produk susu, seperti yang ditanyakan oleh GridHEALTH.id.
Sebagai contoh, lanjutnya, "susu segar" mengandung lemak susu lebih dari 3 persen.
Sedangkan produk "minuman susu", kadar lemak susunya mungkin hanya sekitar 2 persen.
Baca Juga: Studi: Tes Darah Dapat Memprediksi Kapan Datangnya Menopause
Untuk "minuman mengandung susu", kandungan lemaknya mungkin jauh lebih sedikit.
Bisa jadi untuk prduk "minuman mengandung susu", kandungan susunya hanya 0.3%.
Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan gizi dari susu, pilihlah produk susu. Apalagi untuk anak.
Karenanya sebelum membeli sesuatu, tegas Eko, tak terkecuali produk berlabel susu, penting bagi konsumen untuk baca label pada masing-masing kemasannya.
Baca Juga: Dikenal Kaya Serat dan Menyehatkan, Makan Tahu Tiap Hari Sebabkan 5 Bahaya Mengerikan bagi Tubuh
Baca Juga: 7 Makanan Disangka Sehat, Ternyata Kandungan Gulanya Sangat Tinggi
Untuk susu pertumbuhan, ini adalah susu anak, syarat dan ketentuannya lebih banyak dan tegas juga mengikat semua produsen yang membuatnya.
Menurut dr. Pittara Pansawira, Mgizi, yang diwawancarai GridHEALTH.id (27 Mei 2020), untuk mengetahui sebuah susu pertumbuhan, ketahui terlebih dahulu definisinya.
“Definisi susu pertumbuhan, adalah susu yang diperuntukkan untuk anak usia 1-5 tahun. Susu pertumbuhan tersebut mengandung nutrisi dan zat gizi tambahan yang diperlukan sebagai tambahan asupan gizi bagi anak balita,” papar dokter lulusan, S1 FK Universitas Brawijaya dan S2 di FK Universitas Indonesia.
Adapun syarat syarat sebuah produk bisa dinamakan sebagai produk susu terdapat dalam codex yang diatur oleh Food and Agriculture Organization. Lengkapnya bisa KLIK DI SINI.
Mengenai susu anak, melansir CDC dalam sebuah artikelnya yang berjudul Fortified Cow's Milk and Milk Alternatives, disebutkan memberikan anak produk susu berikan yang sudah mendapat tambahan zat gizi penunjang pertumbuhannya, seperti vitamin D dan kalsium untuk menunjang pertumbuhan tulang anak.
Baca Juga: Campurkan Gula Merah dan Jahe Dapatkan Khasiat Khusus Perempuan
Dokter anak merekomendasikan, anak-anak minum 16 hingga 24 ons (2 hingga 3 cangkir) susu sapi yang diperkaya tambaha zat gizi penting untuk pertumbuhan anak, seperti kalsium.
Tapi ingat, jangan berlebih. Jika anak minum susu terlalu banyak ia akan menjadi sulit makan. Karena sudah kenyang oleh susu.
Jangan pula diabaikan, melansir betterhealth.vic.gov.au, dalam artikel yang berjudul Drink pasteurised milk disebutkan jangan pernah minum susu yang tidak dipasteurisasi atau mentah.
Alasannya, susu mentah memiliki peningkatan risiko penyakit gastrointestinal dari patogen (bug, kuman, bakteri).
Hal itu pun ditulis oleh CDC, susu mentah dan produk susu mentah dari sapi, kambing, dan domba dapat membawa bakteri berbahaya dan kuman lain yang dapat membuat anak sakit dan dapat mengancam jiwa.
Jadi jangan berikan susu mentah atau tidak dipasteurisasi kepada anak.
Berikan susu untuk anak yang memang telah khusus diproduksi untuk anak-anak di masa pertumbuhan.
Menurut betterhealth.vic.gov.au, ada banyak jenis susu yang dipasteurisasi di pasaran, termasuk:
full cream - susu full-cream mengandung sekitar empat persen lemak.
Baca Juga: Surabaya Jadi Zona Hitam Covid-19, 86 Balita di Jawa Timur Ikut Positif Terinfeksi Virus Corona
Untuk anak-anak satu hingga enam tahun yang pola makan gizi seimbannya belum baik, susu full cream direkomendasikan. Pilih yang terjangkau dan sudah diperkaya gizi tambahan terbaik untuk anak.
Misal, vitamin A dan D untuk menggantikan vitamin yang secara alami berkurang ketika lemak dikeluarkan.
Pilih juga yang diperkaya kalsium - segelas susu diperkaya kalsium 250 ml mengandung 408-500 mg kalsium.
Tapi ingat, jangan pilih dan berikan anak susu kental manis.
Baca Juga: Wajib Pakai Makser di Era New Normal, Haruskah Olahraga Juga Memakai Masker?
Menurut Eko, susu kental manis adalah produk susu yang diperoleh dengan penghilangan sebagian air dan penambahan gula.
Gula yang ditambahkan membantu supaya susu kental manis tidak cepat rusak.
“Dengan kata lain susu kental manis adalah produk susu dengan kadar gula tinggi,” tegas Eko.
Baca Juga: Ridwan Kamil Kembali Dihadapkan dengan Masalah karena Ulah Warganya Saat PSBB Pandemi Covid-19
Jadi susu kental manis sebenarnya lebih cocok digunakan sebagai toping pada produk pangan lain, seperti martabak manis.
Susu kental manis sebaiknya tidak dikonsumsi sebagai susu cair (dengan pengenceran) karena kadar gulanya sangat tinggi.
Malah menurut Pittara, orang dewasa juga tidak disarankan untuk minum susu kental manis karena kandungan gula yang tinggi dan kandungan protein yang rendah di dalamnya.
Jadi apalagi bagai anak, “Susu kental manis tidak disarankan diberikan kepada anak secara rutin, karena kandungan proteinnya sangat sedikit (hanya 1 gram per sajian dibandingkan dengan susu bubuk, yaitu 4-6 gram per sajian) dan gulanya sangat banyak,” beber Pittara.
Karenanya, hal ini dapat menyebabkan asupan gula berlebihan, gigi rusak, risiko terkena diabetes, dan kegemukkan pada anak.
Baca Juga: WHO Sebut Jumlah Perokok Sumbang Kematian Tinggi Pasien Covid-19 di Indonesia
Penting juga untuk kita camkan dan garis bawahi, di masa pandemi Covid-19 sekarang ini Indonesia mendapat sorotan masalah stunting oleh dunia.
Badan pangan dunia (FAO) dalam pada 21 April 2020 megingatan tentang resiko krisis pangan termasuk bahaya stunting di Indonesia.
Karena itu Jokowi dalam rapat terbatas mengenai evaluasi proyek strategis nasional melalui video conference, Jumat (29/5/2020), menegaskan mengenai hal ini.
Baca Juga: WHO Sebut Jumlah Perokok Sumbang Kematian Tinggi Pasien Covid-19 di Indonesia
"Misalnya di bidang kesehatan, kita memiliki agenda besar yaitu menurunkan stunting, pemberantasan TBC, malaria, demam berdarah, HIV/AIDS, dan juga berkaitan dengan gerakan hidup sehat. Yang ini harus terus kita kerjakan," kata Jokowi.
Terkait stunting, angka prevalensi terakhir di Indonesia menunjukan sebesar 27,67 %.
Baca Juga: Penyebab Surabaya Menjadi Black Zone Covid-19 Diketahui, Pendonor Plasma Darah Dicari
Angka tersebut tentunya masih di atas yang disyaratkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni minimal 20 %.
Nah, di sini kita bisa bayangkan apa jadinya jika anak-anak Indonesia salah dalam memilih susu, akan salah pula susu yang diminumnya. Misal, susu kental manis dijadikan susu minum untuk anak.
Kapan akan berakhirnya stunting di Indonesia?(*)
#brantasstunting
#HadapiCorona