GridHEALTH.id - Seorang dokter China yang sempat viral di sosial media karena tampak fotonya dengan kulit menghitam akibat virus Corona akhirnya meninggal dunia. Hu Weifang meninggal pada Selasa (02/06/2020) karena sebab yang tidak diumumkan.
Hu Weifang adalah seorang urolog yang bekerja di Wuhan Central Hospital, salah satu tempat pertama virus corona mulai ditemukan. Ia dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan menjalani perawatan sejak Januari lalu.
Kondisi Hu sempat membaik di bulan Maret dan ia viral karena kulitnya berubah jadi hitam akibat masalah disfungsi hati.
Netizen China menyebut perubahan warna kulitnya sebagai 'bekas luka' perjuangan sang dokter melawan virus corona.
Namun, pada bulan April dan Mei kondisi Hu menurun akibat masalah perdarahan di bagian otak hingga kemudian meninggal dunia.
Kabar kematian Hu memancing kritikan netizen untuk otoritas setempat. Alasannya karena pemerintah tidak mengabarkan kondisi dan penyebab kematian Hu yang jelas.
Baca Juga: WHO Sebut Jumlah Perokok Sumbang Kematian Tinggi Pasien Covid-19 di Indonesia
Baca Juga: Bahu dan Leher Sering Kaku, Risiko Menderita Frozen Shoulder
Satu laporan media milik pemerintah, Global Times, hanya menyebut "situasi semakin parah dan emosinya tidak stabil".
Netizen juga mempertanyakan klaim pemerintah yang menyebut rumah sakit di Wuhan sudah bebas dari pasien Corona.
"Bukannya sudah tidak ada pasien Corona sejak beberapa waktu lalu," ungkap seorang pengguna Weibo seperti dikutip dari BBC, Rabu (03/06/2020).
Diketahui, Hu tertular virus corona saat bekerja pada Januari 2020, dan segera menjalani perawatan medis di rumah sakit di Wuhan.
Pemerintah China selalu mengatakan, menghitamnya kulit Hu bukan karena infeksi virus corona melainkan antibiotik yang diterimanya selama perawatan. Namun sebagian besar rakyat di sana, bahkan rekan-rekannya sesama ahli medis tak percaya.
Prof Duan Jun, wakil direktur Departemen Pengobatan Perawatan Kritis di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang, mengatakan tim medis telah memberi Hu dengan Polymyxin B, antibiotik pilihan terakhir, selama perawatan mereka.
Dia mengatakan obat itu telah menyebabkan hiper-pigmentasi di tubuh dokter, tetapi kondisi itu akan perlahan-lahan menghilang ketika mereka pulih.
Baca Juga: Hindari Dampak Interaksi Obat dan Makanan, Minum Obat Ada Aturannya
Baca Juga: Tes Analisis Sperma, Tes yang Membantu Pria Mengatasi Infertilitas
Baca Juga: Flek Hitam di Wajah Membandel? Ini Solusi Mudah untuk Menghilangkannya
Sebelumnya, para dokter berpikir bahwa warna kulit mereka yang abnormal disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon setelah virus merusak hati mereka.
Hu dibawa pertama ke Rumah Sakit Paru Wuhan dan kemudian dipindahkan ke cabang Zhongfa Xincheng Rumah Sakit Tongji, menurut media CCTV.
Dr Yi, seorang ahli jantung, melihat kondisinya membaik setelah dokter mengaitkannya dengan mesin pendukung kehidupan yang disebut ECMO selama 39 hari.
Baca Juga: Kurus Tetapi Menderita Kolesterol Tinggi, Ternyata Akibat Hal Ini
Baca Juga: 10 Alasan Di Balik Mengapa Pria Perlu Mengetahui Kadar Testosteron
ECMO adalah prosedur pendukung kehidupan drastis yang menggantikan fungsi jantung dan paru-paru dengan memompa oksigen ke dalam darah di luar tubuh. Namun akhirnya Hu tak bisa bertahan dan meninggal dunia. (*)
#berantasstunting #hadapicorona