Find Us On Social Media :

Vietnam Sukses 'Halau' Covid-19, Akankah Sukses Menghalau Virus DIV-1 yang Kini Menghantui?

Petani tambak udang di Vietnam . Virus mematikan udangnya namun belum ada laporan menyerang manusia.

 

GridHEALTH.id - Dalam satu kesempatan, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pernah meminta negara-negara dengan angka penderita Covid-19 yang tinggi untuk mencontoh vietnam.

Penanganan Covid-19 di negara itu memang patut diacungi jempol. Vietnam yang berbatasan dengan China yang sempat menjadi pusat penyebaran penyakit mematikan ini dianggap mampu menekan laju penyebaran virus tersebut.

Vietnam mulai bisa bernapas lega karena perang melawan virus corona sepertinya akan segera berakhir.

Hingga kini tak ada laporan kasus kematian akibat virus corona di sana dan penerbangan akan segera dibuka.

Sejak pandemi Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona mulai menyebar, Pemerintah Vietnam telah menyatakan 'perang' melawannya.  Kebijakan-kebijakan untuk mencegah penyebaran pun dilakukan di Vietnam.

Namun belum berakhir pandemi Covid-19, kini di Vietnam memiliki ancaman virus lain, yaitu virus DIV1 atau Decapod Iridescent Virus 1. Virus ini telah membuat ribuan udang mati mendadak dan membuat khawatir sejumlah peternak udang.

Baca Juga: Resep Vietnam Atasi Pandemi Virus Corona Hingga Tak Ada Korban Jiwa

Baca Juga: Studi: Orang Sehat Tak Perlu Mengonsumsi Aspirin Setiap Hari Untuk Cegah Penyakit Jantung

Menurut South China Morning Post, para ilmuwan dari Akademi Ilmu Perikanan China pertama kali mengidentifikasi virus misaterius pada udang putih, spesies utama yang diternakkan di China, di provinsi Zhejiang pada Desember 2014.

Lalu pada 2018, virus tersebut telah ditemukan di tambak udang dan operasi pembibitan di 11 provinsi, kata Qiu Liang.

"Virus ini menakutkan petani udang, seperti flu burung terhadap peternak unggas dan flu babi Afrika bagi mereka yang memelihara babi," ujarn Dai Jinzhi, yang baru-baru ini menemukan bahwa enam kolam tambaknya terinfeksi.

Ia pun diminta untuk mengeringkan kandangnya, yang menampung sekitar 3700 kg udang. Kini ia hanya hidup dengan 200 kg udang hidup dan telah merugi 14 ribu dolar AS.

"Kita tidak bisa melakukan apa pun selain membuang udang dan menjualnya dengan harga murah, lalu mengeringkan kolam dan membiarkannya menganggur selama setidaknya dua bulan," kata Dai.

Dilansir Worldofbuzz, virus ini diduga masuk ke Vietnam. Selain udang, kepiting jenis Eriocheir sinensis dan Pachygrapsus crassipes sebelumnya telah diuji coba diinfeksi dengan virus ini, namun keduanya sepertinya tidak rentan terhadap DIV1.

Adapun tanda-tanda khas dari virus ini dapat dilihat dari kepalanya yang putih dan insang yang menguning.

 Baca Juga: 4 Makanan yang Dibutuhkan Ibu Menyusui Agar Tubuh Tak Gampang Lemas

Baca Juga: Selalu Merasa Haus? Gangguan Kesehatan Ini Bisa Menjadi Penyebab

 

Udang yang sekarat cangkangnya memerah dan melunak, hingga kehilangan kemampuan berenangnya dan tenggelam. Karena tenggelam di dasar air, sangat jarang terlihat pada air mengalir.

Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam, Phùng Đức Tiến, menyerukan tindakan pencegahan virus terutama dari penyelundupan bayi udang, udang, dan pakan pertanian, menurut Vietnam Explorer.

 Baca Juga: Menginginkan Bayi Aman Tidur Dengan Orangtua? Ini Syarat-syaratnya

Baca Juga: 7 Cara Praktis dan Hemat Ini Untuk Menangkal Keriput di Wajah

Tapi hingga saat ini belum ada tanda-tanda virus ini menular pada manusia. Sehingga masyarakat diminta untuk tidak terlalu khawatir. (*)

#berantasstunting #hadapicorona