Baca Juga: Provokator Gunakan Isu Konspirasi Untuk Jemput Paksa Jenazah PDP Corona di Makassar
Dilansir dari Ruters, Juru Bicara Pemerintah bidang kesehatan, Ahmad Yurianto, mengatakan tingginya angka kematian anak akibat virus corona disebabkan oleh faktor-faktor yang mendasarinya, khususnya kekurangan gizi, anemia dan fasilitas kesehatan anak yang tidak memadai.
“Covid-19 membuktikan bahwa kita harus berjuang melawan malnutrisi,” ujar Achmad Yurianto, kepada Reuters.
Dia mengatakan anak-anak Indonesia terperangkap dalam "lingkaran setan", siklus kekurangan gizi dan anemia yang meningkatkan kerentanan mereka terhadap virus corona.
Yuri bahkan membandingkan anak-anak yang kekurangan gizi dengan struktur lemah yang “hancur setelah gempa bumi”.
Seperti kita tahu, struktur bangunan yang terkena gempa bumi itu rapuh di dalam dan diluarnya.
Jadi jika anak Indonesia stunting yang mana artinya kekuragan gizi, luarnya rapuh dalamnya apalagi, selain rapuh imunitasnya pun sangat lemah.
Jika demikian, kita bisa memahami mengapa Achmad Yurianto mempunyai pendapat seperti itu mengenai anak Indonesia, yang tentunya rentan terinfeksi virus corona.
Karena hal itu pula, tidak heran jika beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh jajaran menteri terkait untuk tidak melupakan ancaman stunting dan penyakit lainnya yang juga mewabah di tengah masyarakat.
Baca Juga: Angka Stunting Di Indonesia Masih Jauh Dari Harapan, Jokowi Beri Peringatan