GridHEALTH.id - Covid-19; Povidone-iodine Solusi Saat Pandemi Covid-19, Cegah Infeksi dan Ampuh Membunuh Virus
Untuk diketahui, mengutip presentasi Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS,Sp.PM,PhDDepartemen Ilmu Penyakit Mulut, Universitas Trisakti, SATGAS COVID-19 PB PDGI, dari laman persi.or.id, menurut laporan Wang dkk (2020), ditemukan41% pasien mempunyai transmisi nosokomial.
Hal ini disimpulkan oleh WHO dan CDC, bahwa penyebaran Covid-19melalui droplet atau aerosol.
Hal itu dikarenakan, saliva (air liur) mengandung konsentrasi tinggi Covid-19, sebanyak 1,2 x 108 kopi/mL (To dkk, 2020).
Dalam presentasi tersebut pun disebutkan, jumlah virus pada pasien OTG, ODP, PDP, serupa.
Nah, virus tersebut di manusia terbanyak terdapat di nasopharynx, dan oropharynnx, yang merupakan reservoir utama penyebaran droplet atau aerosol.
Karenanyalah, menurut banyak ahli dan hasil studi pakar, berkumur (gargle) diandalkan untuk;
Baca Juga: Bahagia Mendapat Pasangan dari Situs Kencan Online Berujung Petaka, Tertular Virus Jahat
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Telah Siap di Depan Mata, Tapi WHO Minta 3 Kelompok Ini Diutamakan Dulu
* Pencegahan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat.1
* Gargle air yang dilakukan oleh merek ayang sehat, menghasilkan penurunan 36% insidensi ISPA (infeksi Saluran Pernapsan Atas).
* Gargle dengan air keran, teh hijau atau air fungsional menghasilkan penurunan odds ratio munculnya demam pada anak-anak.
* Gargle dianggap sebagai suatu cara yang efektif dan tepat untuk menjaga higiene tenggorok dan mencegah demam pada anak.
* Karenanyalah mengapa di Jepang, gargle sebagai andalan cara pencegahan ketika terjadi pandemi influenza.
Baca Juga: Bersepeda Meningkat di Masa Pandemi Covid-19, Ternyata Ini Manfaatnya
Mengenai hal ini, beberapa waktu lalu ramau dibicarakan jika antiseptik Povidone-iodine efektif membunuh 99,99 persen SARS-CoV-2.
Karuan saja informasi tersebut di zaman digital ini mudah sekali tersebar di masyarakat.
Apakah itu benar?
Menurut Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS,Sp.PM,PhD, Povidone-iodine adalah antiseptik spektrum luas.
Povidone-iodine mampu mengtasi virus, juga nosocomial and community-acquired infections.
Untuk virus termasuk coronaviruses; MERS-COV dan SARS-COV.
Baca Juga: Aneh tapi Nyata, Wanita Kembali Perawan dengan Belut, Bisa Ya?
Baca Juga: Zaman Covid-19 Semua Pakai Protokol, Sudah Terbit Protokol Idul Adha hingga Hewan Qurban
Bahkan menurut beberapa ahli, Povidone-iodine alias PVP-I;
* PVP-I juga efektif dalam mengurangi keparahan dan mempercepat durasi dari infeksi traktus respiratorius atas seperti common cold (Kanagalingam dkk (2015).
* Ampuh untuk megatasi influenza dan tonsilo-faringitis (Ludwig, 2013).
* PVP-I pada pasien penyakit kritis yang menggunakan ventilator, untuk mencegah timbulnya ventilator associated pneumonia (Seguin dkk, 2006).
Karenanyalah, PVP-I dapat berperan dalam membatasi penularan danpenyebaran MERS-CoV.
PVP-I mouthwash dapat menurunkan juml ah virus dalam ronggal mulut danorofaring.
Bahkan dari hasil studi in vitro NUS Duke Singapore, Mei 2020, PVP-I ampuh melawan MERS-CoV.
Sebab produk berbasis PVP-I menunjukkan aktivitas virusidal cepat terhadap virus MERS-CoV dalam 15 detik setelah paparan.
Jadi PVP-I memiliki aktivitas virusidal lebih tinggi dibandingkan antiseptik lainnya seperti chlorhexidine, dan benzalkonium chloride.
Karena SARS-CoV-2 rentan terhadap oksidasi, karenanyalah mouthwash yang lebih tepat digunakan adalah hidrogen peroksida atau PVP-I.
Sekarang pertanyaannya, siapa yang perlu berkumur PVPI-I?
Baca Juga: Bukan Cuma WHO, Dokter Ikut Bicara Soal Olahraga Pakai Masker yang Tidak Disarankan
* Tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan pasien yangdiduga/telah terkonfirmasi positif terinfeksi SARSCoV-2
* Mereka yang terlibat langsung dalam prosedur penanganan pasien di daerah berisiko tinggi COVID-19
* Mereka yang akan kontak dan setelah kontak dengan pasien Covid-19.
* Tenaga kesehatan yang mengalami keterbatasan APD(PPE)
* Mereka yang menangani prosedur berisiko tinggi pada pasien tak bergejala
* Pasien (+) COVID 19
* Mereka yang berada di atau berasal dari area berisiko tinggi COVID 19.
Baca Juga: Kulit Kering Xerosis Sering Menyerang Penderita Diabetes, Atasi Dengan Cara Ini
Tapi ingat, penggunaan PVP-I ada aturannya; mouthwash dan gargle 1% tidak boleh digunakan melebihi 14 hari.
Jika gejala tidak membaik setelah 14 hari, pasien harus menghubungi dokter.
Walau demikian, beberapa studi menggunakan Povidone-Iodine for Oral & Throat Care selama periode panjang, belum ditemukan adanya masalah keamanan. Namun tetap ikuti petunjuk medis dan prinsip kehati-hatian harus selalu diutamakan.
Mengenai PVP-I sendiri Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH menjelaskan, Povidone-iodin merupakan zat antimikroba yang mampu membunuh bakteri, jamur, protozoa dan virus.
Baca Juga: Waspada Ancaman DBD! Dokter Sebut Gigitan Nyamuk DBD Terjadi di Pagi dan Sore Hari
"Jadi virus itu tidak bertahan lama kalau terpapar zat-zat antiseptik," katanya kepada Kompas.com pada Selasa (16/6/2020).
Namun terkait membunuh virus corona penyebab Covid-19, saat ini masih berdasarkan studi in vitro, artinya masih dilakukan dalam tabung percobaan bukan pada makhluk hidup.
"Jadi mungkin dia membunuh virus dalam situasi tertentu di laboratorium," kata Panji.
Di sisi lain, meskipun Povidone-iodine dalam obat tersebut ampuh untuk membunuh virus, kata Panji, bukan berarti dapat dikonsumsi sebagai minuman.
Cairan antiseptik ini hanya dapat digunakan sebagai obat luar.
"Jangan diartikan sebagai penggunaan untuk diminum, kalau pun dikumur-kumur okelah karena membunuh virus di rongga mulut," jelas dia.
Panji menyatakan, PVP-I tidak semata-mata dijadikan satu-satunya alat yang efektif untuk membunuh virus.(*)
Baca Juga: Hati-hati, Ternyata Orang Kurus Bisa Kena Diabetes, Ini Gejalanya
#berantasstunting
#HadapiCorona