Find Us On Social Media :

IDI: Tingkat Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Akibat Covid-19 Tertinggi di Dunia

Kematian akibat corona pada tenaga kesehatan di Indonesia jadi jumlah tertinggi di dunia.

GridHEALTH.id - Tingkat kematian tenaga kesehatan akibat infeksi virus corona di Indonesia disebut-sebut menjadi angka kematian tertinggi di di antara negara Asia Tenggara, bahkan di dunia.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia), dr Adib Khumaidi, seperti dilansir dari ABC.

"Secara persentase, di dunia kita termasuk yang paling tinggi, karena angka negara-negara lain hanya sekitar 1%. Apalagi di ASEAN, kita paling tinggi," ucap dr Adib Khumaidi.

Baca Juga: Satu Keluarga Tenaga Medis Meninggal Dunia, Diduga Terpapar Covid-19 dari Ibu dan Ayah

Lebih lanjut, dr Adib memperkirakan jumlah kematian pada tenaga kesehatan akibat virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini akan terus terjadi di bulan Juni 2020, dan angkanya tidak jauh berbeda dari bulan lalu.

"Enggak jauh beda, sekitar 5 sampai 6%, apalagi karena ada peningkatan angka kematian pada dokter dan perawat. Saya belum dapat informasi baru kalau dari dokter gigi," kata dr Adib.

Baca Juga: Dari Hampir Seribu Tenaga Medis, Hanya 2 Dokter Negatif Covid-19 di RS Universitas Hasanuddin

Seperti dilaporkan sebelumnya, pada awal bulan Mei 2020, tercatat 55 tenaga kesehatan Indonesia yang dinyatakan meninggal dunia akibat virus corona (Covid-19).

Menurut Ketua Departemen Manajemen Rumah Sakit, Universitas Hasanuddin, Irwandy, tingkat kematian tenaga kesehatan Indonesia saat itu mencapai 6,5%.

Hal tersebut mengartikan, setiap 100 kematian ada sekitar enam hingga tujuh tenaga kesehatan yang meninggal dunia.

Baca Juga: IDI Kembali Berduka, Dahlan Iskan; Indonesia Sudah Mengalahkan Tiongkok dari Segi Jumlah Dokter Meninggal Karena Covid-19

Senada dengan hal itu, berdasarkan data yang disajikan Katadata, jika kematian pada tenaga kesehatan akibat Covid-19 dibandingkan dengan tingkat kematian tenaga medis di Amerika Serikat dan Inggris hanya di bawah 1%, dengan rincian 0,16% untuk AS dan 0,5% di Inggris.

Padahal kedua negara tersebut memiliki jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona yang lebih tinggi jumlahnya dari Indonesia, yakni 2,5 juta kasus virus corona di Amerika Serikat dan lebih dari 300 ribu kasus di Inggris.

Baca Juga: Salip Singapura, Indonesia Menjadi Negara Kasus Positif dan Kematian Akibat Covid-19 Tertinggi di Asia Tenggara

Sampai dengan 23 Juni 2020, IDI mencatat ada sebanyak 38 dokter yang sudah terkonfirmasi meninggal karena Covid-19 di Indonesia.

Sedangkan menurut data Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), sampai tanggal 23 Juni 2020, secara nasional ada 30 perawat yang meninggal dunia, 129 perawat positif Covid-19, 717 berstatus ODP dan 64 dalam status PDP.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Intensif Untuk Perawat Covid-19 Rp7,5 juta per bulan, Tapi Sudah 3 Bulan di Batam Tidak Mendapatkannya

Dengan demikian, total angka tenaga kesehatan Indonesia yang meninggal dunia sampai Selasa (23/06/2020) adalah 68 orang, seperti dikutip dari ABC.

Baca Juga: Petugas Medis Tak Punya APD dan Tak Bisa Operasikan Ventilator, Nasib Yaman Diambang Konflik dan Pandemi

Meski begitu, dari jumlah kematian yang menimpa tenaga kesehatan itu masih belum dikonfirmasi kebenarannya, sebab pihak IDI maupun PPNI masih menelusuri riwayat kasus-kasus tersebut.

Atas kondisi ini, Dekan Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta, dr Prijo Sidipratomo, mengatakan posisi dokter yang sedang mengikuti program pendidikan dokter spesialis (PPDS) yang menangani pademi Covid-19 sangatlah berisiko terpapar.

Baca Juga: Pesan Terakhir Dokter Deny, Meninggal karena Covid-19 Seperti Kedua Orangtuanya, Seperti Sudah Tahu Apa yang Terjadi

"PPDS itu adalah barang yang paling rentan dalam sistem rumah sakit pendidikan. Mereka bekerja di luar jam kerja yang normal, dengan segala konsekuensi mulai tata tertib sekolah dan hukuman senior," kata dr Prijo.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan Terus Melayani Pasien Covid-19 Tanpa Lelah, Butuh Akomodasi dan Transportasi yang Nyaman