3 Obat Anti Virus yang Beritanya Manjur Untuk Covid-19 Diuji RSUP M Djamil Padang, Efek Sampingnya Berbahaya

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, tengah lakukan uji obat anti virus dan dalam tahap analisa.

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, tengah lakukan uji obat anti virus dan dalam tahap analisa.

GridHEALTH.id - 3 Obat Anti Virus yang Beritanya Manjur Untuk Covid-19 Diuji RSUP M Djamil Padang, Efek Sampingnya Berbahaya

Belakangan ini berbagai rumah sakit tengah melakukan uji klinis obat Covid-19, salah satunya Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Sumatera Barat.

Ada tiga jenis obat anti virus yang diuji di rumah sakit itu, yaitu remdesivir, lopinavir/ritonavir dan gabungan lopinavir/ritonavir ditambah interferon beta 1a.

Baca Juga: Jangan Keliru, Dexamethasone Bukan Penangkal Corona Tetapi Mengobati Pasien Covid-19 dengan Kondisi Kritis

Rupanya, uji klinis ketiga obat itu telah dilakukan sejak akhir April lalu yang diberikan kepada pasien Covid-19 yang dirawat di RSUP M Djamil Padang.

"Untuk teknisnya kita sudah bentuk tim yang diketuai dr Irvan, spesialis paru. Tim ini melakukan penelitian," kata Direktur Umum, SDM dan Pendidikan RSUP M Djamil Padang, Dovy Djanas yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (27/6/2020).

Baca Juga: Hasil Pengujian Obat Dexamethasone di Indonesia, Obat yang Berhasil Sembuhkan 5.000 Pasien Covid-19 di Inggris

Hingga kini, Dovy memaparkan, uji klinis tersebut masih berlanjut dan dalam tahap analisa.

Dovy pun mengatakan, setiap perkembangan atas dilakukannya uji klinis obat itu, pihaknya mengaku selalu dilaporkan ke Kemenkes sebagai pihak yang menunjuk RSUP M Djamil Padang untuk melakukan uji klinis.

"Kemudian kita melakukan uji klinis dan melaporkan hasilnya ke Kemenkes," jelas Dovy.

Baca Juga: Cara Hadapi Corona ala Presiden Brazil, Hapus Data Covid-19, Anggap Kematian Pasien Sebagai Takdir

Baca Juga: Jadi Benda Wajib Cegah Corona, Seberapa Efektif Penggunaan Masker? 

Ada pun fungsi dan efek samping dari tiga obat yang dilakukan uji klinis tersebut, seperti dikutip dari Drugs.com, yakni:

Remdesivir

Remdesivir adalah obat eksperimental yang sedang dipelajari untuk digunakan dalam mengobati kondisi yang disebabkan oleh virus corona.

Baca Juga: Sempat Gagal Diuji Coba WHO, Adakah Perbedaan Obat Corona Remdesivir Buatan Amerika Serikat dan China?

Namun sampai saat ini, belum diketahui pasti apakah remdesivir adalah pengobatan yang aman dan efektif untuk kondisi apa pun.

Ilustrasi Obat Remdesivir

Meski sejauh ini remdesivir belum disetujui untuk mengobati Covid-19, namun Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengizinkan penggunaan darurat remdesivir pada orang dewasa dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.

Baca Juga: Remdesivir Gagal Uji Klinis Menjadi Obat Covid-19, Punya Efek Samping

Obat ini pun memiliki efek samping yang cukup parah, ditandai dengan reaksi alergi, gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, seperti bibir, lidah, atau tenggorokan.

Adapun efek samping yang umumnya terjadi selama injeksi, seperti mual, muntah, menggigil, peningkatan berkeringat, dan pusing.

Lopinavir dan Ritonavir

Sedangkan lopinavir dan ritonavir adalah kombinasi obat antivirus yang digunakan untuk mengobati human immunodeficiency virus (HIV), virus yang dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

Lopinavir dan ritonavir untuk digunakan pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia setidaknya 14 hari.

Baca Juga: 107 Orang Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Peneliti Klaim 5 Cara Ini Bisa Mengobati Virus Mematikan Tersebut

Umumnya, obat ini memiliki efek samping seperti mual, muntah, diare, kolesterol tinggi, atau perubahan bentuk tubuh.

Lopinavir dan ritonavir juga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyebabkan efek samping tertentu, yang ditandai dengan demam, keringat malam, kelenjar bengkak, luka dingin, batuk, diare, dan penurunan berat badan.

Baca Juga: Pemerintah China Berjibaku Atasi Virus Corona, Obat HIV/AIDS pun Ikut Dipakai Sebagai Alternatif Pengobatan

Interferon beta-1a

Sementara interferon beta-1a digunakan untuk mengobati kekambuhan multiple sclerosis (MS) pada orang dewasa. 

Meski begitu, interferon beta-1a tidak akan menyembuhkan MS, melainkan hanya akan mengurangi frekuensi gejala kambuh.

Baca Juga: Kuba Tak Mau Kalah, Punya Antivirus Corona yang Sudah Diakui Dokter di China

Dapatkan bantuan medis darurat jika Anda memiliki tanda-tanda reaksi alergi (gatal-gatal, gatal, gelisah, sulit bernapas, bengkak di wajah atau tenggorokan) atau reaksi kulit yang parah (demam, sakit tenggorokan, mata terbakar, sakit kulit, kulit merah atau ungu) ruam dengan kulit melepuh dan mengelupas).

Baca Juga: Pemuda Akui Kena Tik Tok Syndrome sampai Minum Obat 2 Kali Sehari, Ini Nama Penyakit Sebenarnya dalam Dunia Medis

Efek samping yang umum dapat meliputi depresi, tes fungsi hati abnormal, sakit perut,  atau gejala flu seperti demam, kedinginan, kelelahan, nyeri otot.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona