Bukan satu atau dua persen, tapi 15% perkiraan angka kehamilan yang meningkat di Kabupaten Semarang.
Tingginya angka kehamilan yang terjadi di Kabupaten Semarang disebabkan karena layanan Keluarga Berencana (KB) yang sempat terhenti sehingga akseptor tidak mendapatkan layanan selama masa pandemi Covid-19.
Meskipun jenis KB ada yang bisa dipergunakan secara mandiri, namun ada pula jenis KB yang pemasangannya membutuhkan bantuan petugas, sehingga terhentinya pelayanan bisa menjadi faktor penyebab angka kehamilan meningkat.
Baca Juga: Fakta Pil KB yang Dituding Merugikan Kesehatan, Bahkan Sebabkan Kanker
"Kalau untuk KB jenis pil atau kondom bisa dilakukan secara mandiri. Tapi kalau spiral, susuk, dan suntik itu harus dilakukan oleh petugas," kata Bupati Semarang Mundjirin, di Puskesmas Bringin usai acara peringatan Hari Keluarga Nasional, Senin (29/6/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.