GridHEALTH.id - Sering Berhubungan Badan dengan Waria, Pemuda ini Jadi Predator Anak di Bangka
Seorang pemuda menjadi pelaku predator belasan anak di Bangka.
Penyebabnya karena sering berhubungan badan dengan waria.
Kasus pencabulan terhadap anak-anak ditanah air kembali lagi terjadi.
Kali ini belasan anak di Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung dilaporkan menjadi korbannya.
Dilansir dari Tribunnesw (30/6/2020), tersangka predator anak itu diketahui berinisial FD (25).
Saat diinterogasi FD mengaku jika dirinya sudah ketagihan berhubungan intim dengan bocah-bocah sesama jenis sejak dua tahun lalu.
"Sudah dari tahun 2018, sudah belasan anak," ujar FD, kepada Bangkapos.com.
Baca Juga: Oleh-oleh Khas Kota Hujan Bogor ini Baik Untuk Penderita Diabetes, Kaya Gizi Stabilkan Gula Darah
Lebih lanjut, ia mengakui bahwa dirinya merupakan penyuka sesama jenis dan anak-anak.
FD mengatakan sering melakukan hubungan badan dengan Waria yang kemudian membuatnya kecanduan.
"Saya sudah sering berhubungan dengan waria, dan ketagihan," ujar FD.
Baca Juga: Ngaku Sempat Jadi Korban, Pelaku Predator 9 Bocah di Bengkulu Juga Merekam Aksi Bejatnya
Baca Juga: Oleh-oleh Khas Kota Hujan Bogor ini Baik Untuk Penderita Diabetes, Kaya Gizi Stabilkan Gula Darah
Menurutnya motif pencabulan yang ia lakukan dilatarbelakangi karena seringnya dibawah pengaruh alkohol dan tak mampu menahan hawa nafsunya.
Jika korban tak mau melayaninya, dia mencekik dan mengancam anak yang jadi korbannya.
Pengakuannya juga, ada anak yang berulang kali menjadi korban pencabulan.
Namun dirinya juga merasa menyesal sudah melakukan perbuatan pencabulan kepada anak-anak di bawah umur.
Baca Juga: 7 Air Detoksifikasi Mujarab yang Terlupakan, Padahal Ampuh Tolak dan Bunuh Penyakit
Sementara itu, Kabag Ops Polres Bateng, AKP Yudha Wicaksono mengatakan bahwa pihak kepolisian masih melakukan pengembangan untuk mencari korban pencabulan lainnya.
Pasalnya berdasarkan data yang ia dapatkan saat ini baru empat orang korban yang melapor.
"Kami tetap mengembangkan, mencari informasi apakah benar ada korban lainnya atau tidak. Jadi untuk yang merasa menjadi korban silahkan untuk melaporkan kepada kami," ujar AKP Yudha, Selasa (30/6) di ruang kerjanya.
Baca Juga: Siap-siap! Iuran BPJS Kesehatan Naik Lagi Gampir 100 Persen per 1 Juli 2020
AKP Yudha sendiri menegaskan bahwa identitas pelapor terlebih lagi di bawah umur akan dirahasiakan.
Terlepas dari itu, apa yang dilakukan pelaku pencabulan tersebut tentu sedikit banyak akan memengaruhi kondisi kesehatan korban baik itu fisik maupun psikis/mental.
Melansir laman Rape, Abuse & Incest National Network, korban sodomi tak hanya mengalami trauma saja melainkan berbagai dampak lain, seperti:
- Kecemasan, depresi, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), dan gangguan makan.
- Menghindari orang atau tempat yang mengingatkan tentang serangan atau pelecehan seksual.
- Kekhawatiran atau pertanyaan tentang orientasi seksual.
- Takut akan hal terburuk yang terjadi dan memiliki perasaan masa depan.
Baca Juga: 'Bos' WHO Dikabarkan Tiba-tiba Minta Maaf Soal Covid-19, Ada Apa?
- Merasa seperti "kurang pria" atau tidak lagi memiliki kendali atas tubuh sendiri.
- Merasa cemas, tidak bisa rileks, dan sulit tidur.
- Rasa bersalah atau malu karena tidak mampu menghentikan serangan atau pelecehan, terutama jika mengalami ereksi atau ejakulasi.
- Mundur dari hubungan atau pertemanan dan perasaan terisolasi yang meningkat.
Baca Juga: Disetujui FDA, Nyatanya Masker Transparan Belum Tentu Menyaring Virus Corona
- Khawatir tentang pengungkapan karena takut akan penghakiman atau ketidakpercayaan.
Untuk itu, perlu ada pendampingan khusus dan terapi bagi para korban segera setelah kejadian.
Namun sayangnya, banyak kasus terungkap ketika korban sudah dewasa, dan berpotensi mengulangi aksi yang sama pada orang lain.
Melihat betapa mengerikannya dampak ini, sejatinya banyak pihak yang sudah mengusulkan untuk menerapkan hukum seberat-beratnya, seperti hukuman kebiri bagi para pelaku predator anak dan kekerasan seksual.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona