"Ada intervensi spesifik yang dilakukan oleh bidang kesehatan, ada juga intervensi sensitif yang dilakukan oleh bidang di luar kesehatan. Intervensi ini harus konvergen, harus bekerjasama, harus terintegrasi. Jika berjalan sendiri-sendiri juga tidak akan bisa mencapai percepatan penurunan stunting ini" ujar Dhian.
Adapun intervensi spesifik, terdiri dari promosi konseling menyusui & PMBA, suplementasi gizi (TTD, Kapsul Vitamin A, makanan tambahan balita dan bumil), pemantauan tumbuh kembang balita, tatalaksana gizi buruk, dan imunisasi.
Sedangkan intervensi sensitif, di antaranya air bersih dan sanitasi, bantuan pangan non tunai, jaminan kesehatan nasional, pendidikan Anak Usia Dini, program keluarga harapan, bina keluarga balita, kawasan rumah pangan lestari, dan fortifikasi pangan.
Strategi ini, kata Dhian, akan di laksanakan hingga 2024 di 260 kabupaten/kota lokasi fokus (lokus).
"Pada tahun 2020 kita punya lokus stunting ada 260 kabupaten/kota. Diharapkan nanti tahun 2024 akan semua kabupaten/kota menjadi lokus stunting" papar dia.(*)
#berantasstunting #hadapicorona