Find Us On Social Media :

Corona Belum Usai, Ratusan Babi di Palembang Mati Mendadak Terinfeksi Virus Flu Babi Afrika

Virus flu babi afrika diduga jadi penyebab kematian mendadak pada 878 babi di Palembang.

GridHEALTH.id - Di tengah merebaknya wabah virus corona, sebanyak 878 babi di Palembang dilaporkan mati mendadak.

Kematian ratusan babi tersebut lantaran diduga terkena virus flu babi afrika atau African Swine Fever (ASF).

Rupanya jumlah kematian yang mencapai ratusan itu sudah terjadi sejak Maret lalu.

Baca Juga: Kenapa Virus Baru Flu Lagi-lagi Pertama Kali Muncul di China, Setelah Covid-19 Kini Flu Babi G4?

Berdasarkan keterangan dari Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PHDI) Cabang  Sumatera Selatan, Jafrizal, pihaknya awalnya curiga lantaran ampas tahu beberapa hari terakhir mengalami lonjakan.

Seperti diketahui, ampas tahu tersebut merupakan pakan babi yang biasa digunakan oleh peternak.

Baca Juga: Respons WHO Soal Flu Babi Virus G4 'Ini Bukan Virus Baru, Sudah di Bawah Pengawasan Sejak 2011'

Atas kondisi itu, mereka langsung melakukan penelusuran ke peternakan babi sejumlah tepat dan mendapati sebanyak 878 babi mati mendadak.

Pihak peternak pun tidak melaporkan hal tersebut, PDHI pun baru menetahui ini pada Kamis (2/7/2020) lalu, seperti dilansir dari Kompas.com.

"Peternak tidak melaporkan hal ini ke kami, jika sudah ada ratusan babi yang mati,"kata Jafrizal, Jumat (3/7/2020), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui Seputar Virus Flu Babi G4, Ternyata Tak Perlu Dikhawatirkan

Pihak PDHI kemudian mengirimkan satu sampel ke Balai Veteriner Lampung untuk melakukan pemeriksaan.

Menurut hasil pemeriksaan itu, Jafrizal mengonfirmasi bahwa sampel tersebut dinyatakan positif virus flu babi afrika.

Baca Juga: Fakta Terbaru Covid-19 Dari Ahli; Virus Bisa Bertahan di Kulit Hewan Sampai 4 Hari

"Sudah positif untuk daging (sampel) yang dijual di pasar, kalau di kandang sudah tidak ditemukan lagi," ujar Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, drh Jafrizal kepada Antara, Sabtu (11/7/2020).

Menurut dia, meski mungkin sudah ada yang dikonsumsi oleh warga, daging babi tersebut tetap aman karena jenis penyakit itu hanya menular dari hewan yang sakit ke hewan lainnya, serta belum pernah terbukti menular ke manusia.

Dikutip dari Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE), flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) adalah virus yang menyerang hewan babi, baik babi hutan yang liar maupun babi lokal di peternakan. Flu ini berasal dari virus family Asfarviridae.

Virus flu babi Afrika bukan ancaman bagi kesehatan manusia dan tidak dapat ditularkan dari babi ke manusia.

Baca Juga: Disinyalir Bakal Jadi Pandemi Selanjutnya, Virus G4 Sejenis Flu Babi Baru Sangat Menular pada Manusia

Virus ini ditemukan di negara-negara di seluruh dunia, terutama di Afrika sub-Sahara. Baru-baru ini, telah menyebar melalui Cina, Mongolia dan Vietnam, serta di beberapa bagian Uni Eropa. 

Sejauh ini, belum ada vaksin yang disetujui untuk virus flu babi Afrika.

Baca Juga: Corona Belum Usai, Para Ilmuwan Kembali Memperingatkan Virus Baru Pada Babi Berpotensi Risiko Pandemi

Menurut Layanan Inspeksi Kesehatan Hewan dan Tanaman, Departemen Pertanian Amerika Serikat, siapa pun yang bekerja dengan babi harus terbiasa dengan tanda-tanda virus flu babi Afrika, di antaranya:

- Demam tinggi

- Nafsu makan berkurang dan tampak lemah

- Kulit merah, bernoda atau lesi kulit

- Diare dan muntah

- Batuk dan susah bernapas(*)

 #berantasstunting #hadapicorona