Find Us On Social Media :

'Viral Load', Faktor Penting Berperan Pada Penularan Virus Corona

Viral load akan semakin tinggi pada orang yang tidak menjaga jarak dan tidak memakai masker. Apalagi sekarang banyak OTG virus corona.

 

GridHEALTH.id - Setelah kasus virus corona muncul di Indonesia pada bulan Januari 2020 dan berjalan hingga 6 bulan ini, mungkin muncul pertanyaan, mengapa ada orang yang terinfeksi tapi tidak timbul gejala, tapi ada pasien sehat terjangkit virus kemudian meninggal dunia?

Untuk menjawab pertanyaan ini, sebelumnya kita pernuh mengenal istilah di dunia kedokteran yang disebut viral load.

Viral load adalah jumlah kuantitatif partikel virus yang masuk ke sistem  tubuh. Dengan bahasa lain, vral load adalah jumlah virus dalam sampel, terutama darah seseorang atau cairan tubuh lainnya. Viral load biasanya diukur untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi atau tidak.

Menurut penelitian ilmiah, viral load ini adalah “key factor/faktor penting” yang menentukan ringan atau beratnya infeksi dari Covid-19.

Mengutip tulisan dari dokter Nikolas Wanahita, MD,MHA,FACC,FSCAI Internist; General and Interventional Cardiologist Mount Elizabeth Novena Hospital, Singapore yang beredar di facebook, dirinya menegaskan bahwa tidak ada obat-obat yang bisa menyembuhkan virus. Hanya immunitas badan yang bisa melawan dan memberantas virus dari sistem tubuh. 

 

Golongan pasien dengan immunitas rendah adalah mereka dengan kondisi pre-morbid, contohnya penderita hipertensi/darah tinggi, diabetes, pasien yang pernah transplantasi organ, penderita HIV/AIDS, lanjut usia, penderita jantung, atau penyakit kronis lainnya.

Tetapi, mengapa banyak penderita berusia muda dan sehat seperti dokter pertama di Wuhan akhirnya terkapar parah di ICU dan meninggal. 

Baca Juga: Banyak yang Tak Patuh Menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19, Ini Kata Psikolog

Baca Juga: Pasang IUD Paling Nyaman Ternyata di Saat Haid, Ini Alasannya

Demikian juga banyak dokter-dokter muda di Italy, US, Indonesia yang meninggal. Padahal seharusnya imunitas mereka masih bagus?

Ini karena selain daripada immunitas, “faktor viral load” ini sangat penting dalam menentukan infeksi ringan atau berat.

Dokter Nikolas lalu memberikan dua gambaran skenario untuk memberikan deskripsi tentang bagaimana viral load berperan pada penularan virus corona; 

Skenario A :

Pak Fery dan Pak David bertemu di restoran tanpa masker dan duduk berdekatan. Pak Fery ternyata mempunyai virus Covid-19, akibatnya jumlah transmisi viral load yang masuk ke badan Pak David sangat tinggi. 

Skenario B:

Pak Fery dan Pak David bertemu di restoran akan tetapi mereka menjaga jarak sedikitnya 1 meter, dan menggunakan masker.

Dengan skenario sama dimana Pak Fery mempunyai virus di badan, viral load yang masuk ke badan Pak David jumlahnya jauh lebih sedikit.

Maka dari itu, sangat penting untuk dokter, perawat, dan seluruh personel yang menangani virus Covid-19 untuk menggunakan APD lengkap mulai dari masker N95, goggle plastic, shield muka, dan baju.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Pare Efektif Jadi Obat Diabetes dan Hentikan Sel Kanker Payudara

Baca Juga: 3 Perawatan Wajah Bagi Si Malas Agar Kulit Tetap Sehat dan Cerah

 

Semakin banyak penderita virus ini dimana jaraknya berdekatan dengan dokter/orang lain, viral load akan semakin tinggi.

Timbul pertanyaan selanjutnya, apakah berbeda apabila jumlah virus yang masuk banyak atau sedikit?

 Untuk diketahui, setelah virus masuk ke tubuh kita, virus akan mengambil alih fungsi sel tubuh kita untuk berkembang biak/replikasi.

Tetapi immunitas badan kita akan mengenali virus asing di tubuh dan dengan cepat mengeluarkan “innate immune response/immunitas fase 1” (tubuh mengeluarkan protein2 seperti cytokine dan interferon untuk melawan virus asing). Saat ini terjadilah ‘perang’ antara immunitas tubuh kita dan virus.

Seperti yang terjadi di pertempuran, siapa yg bisa mengumpulkan ‘pasukan’ secara cepat dan banyak akan menang. 

Kalau viral load yang masuk jumlahnya sangat banyak, sistem immunitas kita akan menjadi “overwhelmed/kewalahan” karena virus sangat cepat berkembang.

Jika ini terjadi, virus ini kemudian akan turun dari hidung dan tenggorokan kita untuk menyerang sel di paru-paru, dan kemudian menyebabkan infeksi paru-paru berat.  

Baca Juga: Sering Buang Gas, Lakukan Hal Ini Agar Terhindar dari Perut Kembung

Baca Juga: Gemuk Pemicu Psoriasis, Turun Berat Badan Akan Perbaiki Kualitas Hidup

Lebih buruk lagi, kalau viral load ini sangat tinggi, sistem immunitas bukan hanya kalah tapi mereka akan berantakan dan memproduksi reaksi immunitas berlebihan.

Ini disebut “cytokine storm” dimana immunitas badan berbalik menyerang badan, organ-organ, lalu terjadi syok dan kematian dapat terjadi cepat.

Sebaliknya, jika viral load yang masuk ke badan berjumlah sedikit, maka kemungkinan untuk “menang perang” tinggi. 

Dengan immunitas fase 1 mereka bisa mengontrol jumlah virus. Setelah itu tubuh kita belajar mengeluarkan “acquired immune response/immunitas fase 2” (Tubuh mengeluarkan B-cell and T-cell) yang spesifik untuk melawan virus.

Sel-sel tubuh yang dikeluarkan oleh immunitas fase 2 lebih kuat/efektif dibandingkan dengan immunitas fase 1. 

Jika immunitas fase 2 sudah jadi di tubuh  kita, secara teori tubuh kita sudah bisa melawan dan membunuh virus.

Tubuh kita sudah “mengenal” virus ini, apabila virus ini masuk ke badan kedua kali, immunitas ini sudah siap tempur untuk melawan. 

Baca Juga: Selama Hamil, Wanita Jangan Tergoda Minum 10 Jenis Obat Ini, Taruhannya Kesehatan Janin!

Baca Juga: Studi: Bayi Tidur Bersama Orangtua Hingga 1 Tahun Lebih Sehat dan Cerdas

Vaksin yang saat ini sedang diperkembangkan dan ditest untuk melawan Covid-19 mengandung immunitas fase 2.

Catatan terpenting dari penjelasan dokter Nikolas di atas adalah viral load sangat menentukan pasien akan terinfeksi ringan atau sakit berat. 

Tugas kita adalah mengurangi viral load di tengah banyaknya orang tanpa gejala Covid-19 dengan selalu memakai masker, mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak.

Baca Juga: Lemah Menghadapi Gorengan? Gunakan Minyak Paling Sehat Ini Untuk Menggoreng

Baca Juga: Angka Trigliserida Jarang Ditengok, Padahal Sama Bahayanya Dengan Tekanan Darah Tinggi dan Kolesterol

Terakhir, selalu jaga kesehatan dan imunitas dengan hidup disiplin, terutama yang menyangkut kebersihan dan pola makan bergizi. (*)

#berantasstunting #hadapicorona