Find Us On Social Media :

Vaksin Covid-19 Belum Ditemukan, Jusuf Kalla; 'Kita Pakai Masker Hingga 3 Tahun Kedepan'

Ketua PMI Jusuf Kalla saat menghadiri pertemuan khusus dengan PMI Sulsel di Wisma Kalla Makassar

GridHEALTH.id - Belum ditemukannya obat dan vaksin untuk virus corona (Covid-19) membuat mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla ikut angkat bicara.

Menurutnya nasib orang saat ini berada di tangan para saintis, melalui vaksin Covid-19 yang akan mereka ciptakan.

Karena belum pastinya vaksin Covid-19 tersebut, Jusuf Kalla memperkirakan masyarakat masih harus menggunakan masker selama 2 hingga 3 tahun ke depan.

Sebab ia memprediksi juga waktu yang dibutuhkan untuk kembali normal setelah vaksin ditemukan adalah sekitar 2-3 tahun.

Baca Juga: Usai Ancaman Reshuffle Kabinet, Jokowi Gertak Menteri Tak Bertele-tele dalam Berikan Laporan Kasus Covid-19

Baca Juga: Tak Hanya untuk Kesehatan Fisik, Olahraga Mampu Mengatasi Depresi Seperti Disebut Cinta Laura

Prediksi itu ia kemukakan pada kegiatan Webinar Series SBM ITB, From Surviving to Thriving: Business After Covid-19, Sabtu (11/7/2020) lalu.

“Setelah vaksin ditemukan akan diuji klinis sekitar awal tahun depan. Setelah itu baru bikin atau memperluas pabrik. Lalu baru produksi masal. Jadi selama itu (2-3 tahun) harus siap-siap pakai masker,” kata Jusuf Kalla.

Baca Juga: Usia Kandungan 40 Minggu, Vanessa Angel Melahirkan Anak Pertama Melalui Operasi Sesar

Diketahui menurut sfcdcp.org, masker berguna untuk mencegah penularan penyakit, mencegah iritasi, mencegah kambuhnya alergi akibat udara, juga melindungi diri dari paparan polusi udara.

Masker juga membantu membatasi penyebaran kuman, bakteri ataupun virus termasuk Covid-19.

Baca Juga: Polemik Jaminan Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19, Anggota DPRD Kota Makassar Jadi Tersangka dan Terancam 7 Tahun Penjara

Jusuf Kalla berkeyakinan setelah vaksin berhasil dipastikan, ekonomi pun akan kembali normal.

Karena masyarakat sudah tidak takut untuk keluar rumah dan melakukan berbagai aktivitas.

Ia menilai dampak pandemi Covid-19 berbeda dengan krisis moneter di Indonesia.

Baca Juga: Ahli; Ekstrak Ikan Gabus Bisa Percepat Penyembuhan Pasien Covid-19, Ini 8 Manfaat Lainnya

Krisis moneter 1998 hanya terjadi di beberapa negara yakni Indonesia, Thailand, dan Korea. Malaysa juga ikut terimbas, namun sedikit. Itupun segera bisa diatasi.

"Namun Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia. Jadi, ketika dulu Indonesia meminta bantuan pada IMF, Jepang, atau negara-negara Eropa, kini tidak bisa. Sehingga timbul suatu kemandirian bangsa. Itu yang harus dijaga. Kita pasti bisa,” katanya.(*)

Baca Juga: Diciptakan Agar Tak Ada Komersialisasi, Kemenkes Bahas Sanksi bagi Pelanggar yang Menaikkan Biaya Rapid Test

 #berantasstunting #hadapicorona