Find Us On Social Media :

Banyak Kasus Dokter Terinfeksi Corona Karena Kelalaian Diri Sendiri, Buka Melulu Karena Ketidakjujuran Pasien, Benarkah?

Tenaga medis

GridHEALTH.id - Banyak Kasus Dokter Terinfeksi Corona Karena Kelalaian Diri Sendiri, Buka Melulu Karena Ketidakjujuran Pasien, Benarkah?

Apalagi IDI Jateng menyebut penyebab banyaknya kasus dokter terinfeksi corona karena mereka menolak tes swab, takut kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Mau Tahu, Mengapa Ada Manusia yang Menurut Dokter Sudah Meninggal Dunia Tapi Bisa Hidup Kembali?

Sudah lebih dari empat bulan lamanya virus corona menginfeksi orang-orang di Indonesia.

Infeksinya pun tidak memandang bulu, baik masyarakat umum, pejabat, hingga tenaga medis banyak yang dilaporkan terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Ketidakjujuran Pasien dan Minimnya APD Jadi Penyebab 84 Tenaga Kesehatan di RSUD Jayapura Positif Corona

Sampai saat ini tenaga medis terutama dokter di Indonesia yang dinyatakan positif virus corona terus bertambah jumlahnya.

Bahkan berdasarkan informasi yang diterima Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Senin (6/7/2020) lalu, setidaknya ada 45 dokter yang dilaporkan meninggal karena positif Covid-19 maupun berstatus PDP Covid-19.

Salah satu wilayah yang dikabarkan memiliki jumlah dokter yang terinfeksi virus corona yakni Jawa Tengah (Jateng).

Baca Juga: IDI Kembali Berduka, Dahlan Iskan; Indonesia Sudah Mengalahkan Tiongkok dari Segi Jumlah Dokter Meninggal Karena Covid-19

Baca Juga: Solo Zona Hitam Virus Corona, 25 Calon Dokter Spesialis Isolasi Diri

Pasalnya, baru-baru ini sebanyak 25 dokter RSUD dr Moewardi (RSDM) Solo yang terkonfirmasi positif virus corona atau Covid-19.

Hal itu sebagaimana disampaikan Juru bicara Gugus Tugas COVID-19 UNS, Tonang Dwi Ardyanto, pada Sabtu (11/7/2020).

Sementara itu, pada April lalu, Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyebut ada 60 orang tenaga medis yang terinfeksi positif virus corona di Jateng.

Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo, dari jumlah itu, tersebar dari sejumlah rumah sakit rujukan di Jateng di antaranya Kota Semarang, Pemalang, Surakarta dan Magelang, seperti dikutip dari Kompas.com.

Selama ini kita mengetahui bahwa mayoritas para tenaga medis termasuk dokter, terpapar virus corona dari pasien yang tidak jujur.

Baca Juga: Akibat Banyak Anggotanya yang Wafat Gara-gara Covid-19, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dihujat Warganet, Padahal Tenaga Medis Ini Banyak Tertular dari Pasien yang Tak Jujur

Namun, hal mengejutkan datang dari IDI Jawa Tengah yang melakukan penyelidikan kasus penularan Covid-19 di kalangan tenaga medis yang merebak belakangan ini.

Hasil penyelidikan itu mendapati bahwa banyak dokter yang tepapar virus corona di Jawa Tengah lantaran dipicu keengganan untuk mengikuti tes swab, seperti dilansir dari IDN Times.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Jateng Melonjak Lebih dari 3 Ribu, Akankah Susul Jatim Jadi Peringkat 1 Kasus Corona di Indonesia?

Humas IDI Jawa Tengah, Reni Yulianti mengatakan, selama ini para dokter memendam kekhawatiran bakal kehilangan pekerjaan bila nantinya dinyatakan positif Covid-19.

"Dan itu yang jadi masalah kita selama ini. Soalnya banyak dokter di sini gak mau ikut tes PCR. Karena kalau PCR dia positif, kan gak boleh praktik dulu. Mereka takut kehilangan job pas pandemik," kata Reni, Senin (1/7/2020), seperti dikutip dari IDN Times.

Baca Juga: Kembali Terulang, Karena Ketidakjujuran Pasien Puluhan Tenaga Medis dan Karyawan Rumah Sakit Jadi Korban Covid-19

Reni pun menyayangkan perilaku para dokter yang masih menyepelekan resiko penularan Covid-19 yang terjadi selama ini. Padahal tes swab sudah disediakan secara gratis oleh pihak rumah sakit.

Dalam menganggapi persoalan ini, Reni mendorong kepada setiap dokter untuk menjalani swab setiap dua pekan sekali usai menangani pasien Covid-19 di rumah sakit.

Baca Juga: 6 Dokter Meninggal Dunia saat Tangani Pasien Covid-19, Jokowi Langsung Berikan Insentif hingga Rp 15 Juta per Bulan

"Kalau dokter gak dites PCR maka gak kelihatan ada virusnya atau gak. Ibaratnya dengan angka penularan virus 0-40, jika hasil PCR-nya 40 ke atas dia normal. Tapi kalau hasilnya 10-20 itu sudah sesak napas. Obat anti-virus gak mempan lagi. Dia pasti sudah gak ketolong lagi," jelasnya.

Reni kemudian mengatakan, pihaknya sedang berusaha mengumpulkan data dokter-dokter yang terpapar Covid-19 di 35 kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah.

Baca Juga: Satu Keluarga Tenaga Medis Meninggal Dunia, Diduga Terpapar Covid-19 dari Ibu dan Ayah

"Hambatan yang muncul sekarang ada beberapa kepala daerah yang cenderung tidak mau terbuka. Ada juga kepala daerah gak setuju dibuka datanya.

Maka minimal harus ada pembinaan dari Gubernur. Karena masalah data Covid-19 kita gak bisa menutupi juga. Masyarakat harus diedukasi bahwa harus ada upaya untuk menanggulangi penularan virus di kalangan dokter," terangnya.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona