Find Us On Social Media :

Dicari Sel-T, Rantai yang Hilang Pada Kekebalan Virus Corona

Meskipun kecil dan rumit, sel T berperan dalam memperkuat imunitas tubuh melawan virus corona.

GridHEALTH.id - Para ilmuwan yang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan berfokus pada peran antibodi dalam memerangi Covid-19 mulai mencurigai bahwa bagian yang kurang diketahui dari sistem kekebalan sama pentingnya: sel-T.

Muncul bukti bahwa sel-T, yang dapat "mengingat" infeksi masa lalu dan membunuh patogen jika muncul kembali, memiliki pengaruh besar pada berapa lama pasien tetap resisten terhadap infeksi ulang oleh Covid-19.

Sel-sel, yang ukuran dan kerumitannya mengecilkan antibodi kecil, juga tampak memengaruhi seberapa baik vaksin bekerja dan bahkan tingkat kekebalan dalam komunitas (herd immunity) yang dibutuhkan untuk menekan gelombang penyakit baru.

"Antibodi memang terlihat agak genting dan sementara dalam darah, sementara ada banyak bukti bahwa sel-T tahan lama," kata Mala Maini, profesor imunologi virus di University College London.

Orang-orang yang pulih dari SARS-CoV, penyakit yang paling dekat hubungannya dengan Covid-19 (SARS-CoV-2) , pada tahun 2003 masih menunjukkan kekebalan seluler terhadap virus corona itu 17 tahun kemudian.

Sel-T, yang bersirkulasi dalam darah, mungkin melindungi orang yang telah terinfeksi dan pulih dari virus corona baru tetapi tidak memiliki antibodi yang terdeteksi segera setelahnya. 

Baca Juga: Rela Tinggalkan Keluarga, Ahli Virologi Asal China Membelot ke AS dan Bongkar Rahasia Covid-19

Baca Juga: Wah, Stres Ternyata Juga Bisa Berimbas ke Rambut, Ini Buktinya

Untuk diketahui, kekebalan terhadap infeksi timbul dari interaksi yang rumit antara sel dan protein yang berbeda seperti antibodi, yang diproduksi di berbagai jaringan manusia. Beberapa dirancang untuk mengenali kuman yang menyerang. Yang lain memiliki tugas untuk menghancurkan mereka.