Find Us On Social Media :

Menurut WHO Olahraga Tak Perlu Pakai Masker, Dokter Buktikan Berlari 35 km Pakai Masker Tak Turunan Tingkat Oksigen

Ilustrasi olahraga pakai masker

GridHEALTH.id - Menurut WHO Olahraga Tak Perlu Pakai Masker, Dokter Buktikan Berlari 35 km Pakai Masker Tak Turunan Tingkat Oksigen

Seorang dokter di Yorkshire, satu wilayah di Inggris utara berlari sejauh 22 mil atau sekitar 35 km menggunakan masker.

Hal itu dilakukannya untuk membuktikan bahwa penggunaan masker saat olahraga tidak mengurangi kadar oksigen, seperti yang beberapa berspekulasi.

Melansir Independent, dia adalah Tom Lawton, seorang dokter di unit perawatan intensif di Bradford Royal Infirmary.

Baca Juga: Masih Banyak Orang Ikut CFD di Jakarta, Pemerintah Ungkap Risiko Olahraga di Tengah Pandemi Covid-19

Menulis di Twitter, Lawton menjelaskan bahwa ia telah melihat "yang terburuk dari apa yang dapat dilakukan virus corona" kepada orang-orang.

Demi menghilangkan mitos bahwa mengenakan masker mengurangi kadar oksigen dan mendorong orang untuk memakai masker ketika mereka meninggalkan rumah, Lawton memutuskan untuk lari ke tempat kerja dengan menggunakan masker.

"Saya sangat mendukung apa pun yang bisa membuat kita semua aman," tulis Lawton di laman GoFundMe.

Baca Juga: Wajib Pakai Makser di Era New Normal, Haruskah Olahraga Juga Memakai Masker?

"Karena itu saya merasa kesal dengan informasi yang salah tentang kadar oksigen dan masker, serta pesan yang membingungkan kapan harus memakainya (di dalam ruangan!)" jelasnya.

Lawton menjelaskan bahwa dia sebelumnya merupakan seorang atlet triatlon, tetapi dia mengatakan pandemi Covid-19 telah merampas kesehatannya.

“Jadi untuk membunuh dua burung dengan satu batu aku akan lari ke dan dari tempat kerja memakai masker , dan dengan oksigen sats meter. 

Baca Juga: Berkah Pandemi Covid-19, Anies Baswedan Lihat Peluang Sepeda Jadi Alat Transportasi di Jakarta

"Saya akan memposting foto (Twitter dan Instagram, @LawtonTri). Jaraknya 8 mil, dan jika cuaca cerah saya akan membuat salah satunya setengah maraton.

“Di sela-sela berjalan, saya akan merawat pasien (beberapa dengan Covid-19) dan mengenakan masker. Jika saya bisa berlari 16-21 mil dengan masker, Anda mungkin bisa membuatnya di sekitar toko." paparnya.

Baca Juga: Malas Lakukan Latihan Fisik Berat, Jadikan Olahraga Lari Sebagai Solusi Mudah Hidup Sehat

Lawton pun mengkonfirmasi bahwa ia telah menyelesaikan prosesnya.

"Masker itu tidak lepas sama sekali (tidak ada makanan atau minuman) - dan kadar oksigen di kepala 98 persen setiap kali saya memeriksanya," tulisnya.

"Silakan mengutip ini ketika ada orang yang mengatakan masker buruk bagi Anda saat olahraga," tambahnya.

Baca Juga: Jangan Biarkan Sistem Imun Melemah, Ini 3 Jenis Olahraga Simpel di Rumah Untuk Tangkis Covid-19

Beberapa waktu lalu, sebanyak tiga pelajar di China dilaporkan meninggal ketika menjalani jam pelajaran olahraga dengan menggunakan masker untuk mencegah tertular virus corona. 

Salah satunya dilaporkan mengenakan masker medis tipe N95.

Dilaporkan kantor berita NHK, peristiwa itu terjadi di Provinsi Zhejiang dan Provinsi Henan dan Hunan antara pertengahan hingga akhir April lalu.

Tak hanya itu, kasus serupa juga terjadi di Indonesia, tepatnya di Semarang.

Baca Juga: Masker N-95 Diklaim Tidak Aman dan Tak Disarankan, Benarkah Jenis Masker Ini Tak Mampu Cegah Corona?

Pada Juni lalu, dua warga Semarang yang meninggal saat olahraga bersepeda. Mereka diduga mengalami sesak napas karena menggunakan masker saat mengendarai sepedanya.

Kedua kasus itu hanyalah segelintir contoh yang mana kemungkinan kasus serupa bisa saja kerap terjadi di negara lain.

Baca Juga: Gegara Hobi Sepeda, 30 Tenaga Kesehatan di Blitar Positif Covid-19, 5 Diantaranya Dokter

Atas berbagai kondisi tersebut, maka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan bahwa orang-orang tidak disarankan memakai masker saat olahraga karena bisa mengurangi kemampuan dan kenyamanan bernapas.

Baca Juga: Bukan Cuma WHO, Dokter Ikut Bicara Soal Olahraga Pakai Masker yang Tidak Disarankan

Selain itu, menurut WHO, keringat juga bisa membuat masker lebih cepat basah sehingga bernapas jadi semakin sulit dan bisa meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme.

Meski begitu, demi mencegah terjadinya penularan virus corona, WHO mengingatkan kepada seluruh masyarakat di dunia agar tetap jaga jarak minimal satu meter dengan orang lain saat berolahraga.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona