GridHEALTH.id - 1 Bulan Sepulang Perawatan di Rumah Sakit, Pasien Covid-19 Berisiko Mengalami Gangguan Kejiwaan
Studi ungkap lebih dari separuh pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit menderita gangguan kejiwaan, sebulan setelah mereka dinyatakan sembuh.
Baca Juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Murka Kepada Dokter, Ancam Bunuh Seluruh Pasien Positif Covid-19
Pasien positif virus corona (Covid-19) rupanya memiliki risiko tinggi mengalami gangguan kejiwaan tak lama usai dinyatakan sembuh.
Hal itu diungkap sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Brain, Behavior, and Immunity baru-baru ini.
Dalam temuannya itu disebutkan bahwa lebih dari separuh pasien Covid-19 yang menerima perawatan di rumah sakit menderita gangguan kejiwaan, sebulan setelah mereka dinyatakan sembuh.
Baca Juga: Wali Kota Risma Sebut Surabaya Zona Hijau Covid-19, Pakar Epidemiologi: 'Hijau Semangka', Kenapa?
Menurut laporan The Guardian, kesimpulan tersebut didapatkan setelah melibatkan 402 pasien Covid-19 yang tengah di rawat di rumah sakit San Raffaele Milan.
Dimana setelah dipantau 55 % dari mereka ditemukan setidaknya satu orang memiliki gangguan kejiwaan.
Baca Juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Murka Kepada Dokter, Ancam Bunuh Seluruh Pasien Positif Covid-19
Baca Juga: Wali Kota Risma Sebut Surabaya Zona Hijau Covid-19, Pakar Epidemiologi: 'Hijau Semangka', Kenapa?
Berdasarkan wawancara klinis dan kuesioner penilaian diri, 28 % dari pasien sembuh Covid-19 menunjukkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD), 31 % mengalami depresi, dan 42 % menderita kecemasan.
Seain itu, 40 % pasien mengalami insomnia.
20 % dari pasien yang diteliti memiliki gejala obsesif-kompulsif (OCD).
Temuan ini disebut akan meningkatkan kekhawatiran tentang efek psikologis akibat virus corona.
Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Kantor-kantor Rutin Buka Jendela, Setelah Kejadian Klaster Covid-19 Gedung Sate
Studi yang diterbitkan Senin (3/8/2020), menunjukkan, PTSD, depresi berat, dan kegelisahan adalah kondisi berat yang dialami pasien sembuh Covid-19, terutama yang hidup dengan disabilitas.
"Mengingat dampak mengkhawatirkan dari Covid-19 pada kesehatan mental, ini adalah wawasan terkini tentang peradangan dalam psikiatri, dan ini mengarah pada depresi yang lebih buruk."
"Kami merekomendasikan untuk menilai psikopatologi dari penderita Covid-19 yang sembuh, dan untuk memperdalam penelitian tentang peradangan biomarker, untuk mendiagnosis dan mengobati kondisi kejiwaan yang muncul," bunyi makalah.
Sementara itu, sebuah studi terhadap 265 pria dan 137 wanita yang menemukan wanita lebih kecil kemungkinannya meninggal karena Covid-19, lebih menderita secara psikologis daripada pria.
Diberitakan Guardian, pasien dengan diagnosis psikiatrik positif sebelumnya disebut lebih menderita dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan.
Para peneliti, yang dipimpin oleh Dr Mario Gennaro Mazza, mengatakan hasil ini konsisten dengan studi epidemiologi sebelumnya.
Mereka mengemukakan, efek psikiatris dapat disebabkan oleh respons kekebalan terhadap virus itu sendiri.
Baca Juga: 5 Makanan Sembuhkan dan Cegah Stroke juga Darah Tiggi, Pembuluh Darah Menjadi Bersih dan Elastis
Selain itu, dampak terhadap mental juga dapat disebabkan oleh stresor psikologis, seperti isolasi sosial, dampak psikologis dari penyakit parah, dan kekhawatiran tentang menulari orang lain.
Stigma terhadap penyakit juga turut memperburuk kesehatan mental pasien Covid-19 yang sembuh.
Hal itu ditunjukkan oleh pasien rawat jalan yang menunjukkan peningkatan kecemasan dan gangguan tidur.
Baca Juga: Fakta Baru Mengenai Asal Virus Corona, Setelah ini Dirinya Bisa Hilang Kapan Saja Oleh Tentara Merah
Sementara itu, pasien rawat inap mengalami gejala PTSD, depresi, kecemasan, dan OCD.
"Mengingat keparahan yang lebih buruk dari Covid-19 pada pasien yang dirawat di rumah sakit, pengamatan ini menunjukkan bahwa lebih sedikit dukungan perawatan kesehatan dapat meningkatkan isolasi sosial dan kesepian akibat pandemi Covid-19," kata peneliti.
Para peneliti juga mengatakan, temuan mereka mencerminkan penelitian-penelitian sebelumnya tentang penyebaran virus Corona, termasuk Sars.
Di mana, morbiditas psikiatris berkisar antara 10-35 persen pada tahap pasca-sakit.(*)
Baca Juga: Presiden Brasil Usai Terinfeksi Covid-19 Paru-parunya Berjamur, Masih Bernyali Tantang Virus Corona?
#berantasstunting
#hadapicorona
Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Penelitian: Pasien Covid-19 yang Sembuh Menderita Gangguan Kejiwaan, Sebulan Setelah Pulih