Asal tahu saja, Kandungan gula pada susu kental manis dapat mencapai di atas 50% dari berat total. “Kandungan gula pada susu kental manis dapat diukur dengan menggunakan alat refractometer,” ungkap Eko.
Padahal, World Health Organization (WHO) menyarakan masyarakat mengurangi asupan gula hingga kurang dari 10 persen dari total asupan energi, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak.
Bahkan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga memberikan anjuran konsumsi gula, garam, dan lemak yang ideal bagi individu per hari sebagai G4, G1, dan L5.
Anjuran G4, G1, dan L5 adalah konsumsi dengan takaran gula sebanyak empat sendok makan (50 gram), garam sebesar satu sendok teh (5 gram), dan lemak sejumlah lima sendok makan (67 gram) setiap harinya.
Konsumsi gula, garam, dan lemak sejatinya harus dijaga karena jika berlebihan akan menimbulkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti, hipertensi, stroke, diabletes, dan serangan jantung.
Karenanya, dalam keterangan pers, Sabtu (25 Juli 2020), Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah menggiatkan sosialisasi dan upaya Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) secara luas kepada masyarakat.
Upaya itu dilakukan tak lain untuk menyadarkan masyarakat dalam menghindari makanan atau minuman (mamin) yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Baca Juga: 5 Makanan Sembuhkan dan Cegah Stroke juga Darah Tiggi, Pembuluh Darah Menjadi Bersih dan Elastis
“Padahal, meski bernama susu, susu kental manus ternyata dampaknya tak semanis rasanya,” ucap Netty.
Menurut Netty, susu kental manis adalah susu yang dibuat dengan melalui proses evaporasi atau penguapan dan umumnya memiliki kandungan protein yang rendah.
Susu kental manis juga diberikan gula tambahan, hal ini menyebabkan susu kental manis memiliki kadar protein rendah dan kadar gula yang tinggi.
“Jadi, susu kental manis tidak boleh diberikan pada bayi dan anak, karena memiliki kadar gula yang tinggi dan kadar protein yang rendah, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan anak-anak yang mengkonsumsinya,” tutur Netty.
Baca label produk makanan dan minuman wajib berbekal pengetahuan prihal kesehatan dan gizi, supaya tidak salah persepsi.(*)
Baca Juga: Fakta Baru Mengenai Asal Virus Corona, Setelah ini Dirinya Bisa Hilang Kapan Saja Oleh Tentara Merah
#berantasstunting
#HadapiCorona