Find Us On Social Media :

Dalam Seminggu, Berapa Kali Idealnya Sperma Harus Dikeluarkan?

ilustrasi - seberapa ideal kah sperma harus dikeluarkan dalam seminggu?

GridHEALTH.id - Beberapa penelitian menunjukan bahwa ejakulasi memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan pria.

Bahkan diantaranya menyebutkan bahwa ejakulasi memiliki manfaat untuk mencegah pria mengalami kanker prostat.

Tak khayal, di kalangan para pria muncul pertanyaan berapa kali idealnya sperma harus keluar dalam seminggu?

Dilansir dari Medical News Today, sebenarnya tidak ada patokan baku berapa kali seminggu sperma harus keluar.

Frekuensi ejakulasi atau sperma keluar setiap individu memang bisa berbeda-beda, tergantung usia, kondisi kesehatan dan status hubungan pribadi masing-masing.

Baca Juga: 3 Minggu Dibuka Kembali Sebagai Masjid, Hagia Sophia Langsung Jadi Klaster Baru Covid-19

Baca Juga: Studi: Kecil Kemungkinan Ibu Menularkan Covid-19 Pada Bayi Baru Lahir

Apalagi sebuah penelitian tahun 2015 juga menyatakan bahwa frekuensi bercinta dan seringnya sperma keluar tersebut semakin menurun atau makin jarang seiring pertambahan usia.

Dampak sering mengeluarkan sperma bagi tubuh juga tidak bisa dipukul rata antara satu pria dengan pria yang lainnya.

Baca Juga: Baru Uji Klinis Tahap 3, Erick Thohir Sebut Negara Lain Kaget Lihat Indonesia Uji Vaksin Covid-19, Padahal Tahap Pengujian Vaksin Masih Panjang

Namun sebuah penelitian yang dilaporkan European Urology tahun 2016 menyebut, ejakulasi setidaknya 21 kali sebulan bisa mengurangi risiko kanker prostat pada pria.

Dengan kata lain, untuk mencegah kanker prostat, pria perlu mengeluarkan sperma setidaknya empat kali dalam seminggu.

Kendati ada temuan studi antara kanker prostat dan frekuensi ejakulasi, namun penelitian tersebut masih perlu riset lebih lanjut.

Baca Juga: Faktanya Belum Terbukti Ampuh, Miliyaran Calon Vaksin Covid-19 Sudah di Pesan Seluruh Dunia, Termasuk Indonesia

Pasalnya, studi tersebut hanya mengandalkan laporan dari responden dalam medio 1992 sampai 2010.

Para responden melaporkan frekuensi ejakulasi per bulan dan apakah mereka mengidap kanker prostat atau tidak.

Penelitian tersebut dianggap belum menyakinkan karena mengandalkan laporan dari responden, bukan dari pengamatan laboratorium terkontrol.

Baca Juga: Tolak Mentah-mentah Tes Covid-19, Jerinx Jalani Rapid Test hingga Cuci Tangan Sebelum Ditahan

Sehingga, ada kemungkinan hasilnya belum cukup akurat karena responden bisa saja tidak jujur melaporkan frekuensi ejakulasinya.

Studi yang lain pada 2004 juga berupaya membuktikan kaitan frekuensi sperma keluar dengan risiko kanker prostat.

Baca Juga: Dipertanyakan Relawan, MUI dan Bio Farma Akan Rumuskan Kehalalan Vaksin Produksi China - Indonesia

Namun, para ahli menyimpulkan frekuensi ejakulasi tidak signfikan memengaruhi faktor risiko kanker prostat.

Menurut sejumlah ahli, kanker prostat tidak dipengaruhi kebiasaan dan frekuensi ejakulasi.

Melainkan lebih dipengaruhi kondisi kesehatan pria.

Baca Juga: Pemkot Jakarta Pusat Sebar Peti Mati, Untuk Tekan Laju Covid-19 di Ibu Kota

Hingga kini, belum ada patokan baku frekuensi ideal pria mengeluarkan sperma dalam sepekan, baik itu melalui masturbasi atau bersama pasangannya.

Dampak sering mengeluarkan sperma bagi tubuh juga tidak bisa dipukul rata antara satu pria dengan pria yang lainnya.

Namun, ejakulasi atau sperma keluar baru berbahaya bagi pria apabila pria tidak nyaman melakukannya dan aktivitas seksual menyebabkan nyeri.(*)

Baca Juga: Beton Nangka Anti Aging Alami Lawan Penuaan, Hilangkan Keriput juga Melebatkan Rambut

 #berantasstunting #hadapicorona