Find Us On Social Media :

3 Minggu Dibuka Kembali Sebagai Masjid, Hagia Sophia Langsung Jadi Klaster Baru Covid-19

Masjid Hagia Sophia jadi klaster baru Covid-19

GridHEALTH.id -  Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan resmi membuka kembali Hagia Sophia (Aya Sofia) menjadi masjid, pada 24 Juli 2020 lalu.

Tempat bersejarah Hagia Sophia tersebut kembali dibuka menjadi masjid setelah 86 tahun digunakan sebagai museum bersejarah di Turki.

Baca Juga: Usai 2 Bulan Ditutup Karena Corona, Pelaksanaan Shalat Jum'at Kembali Diperbolehkan di Masjid

Bahkan, dalam pembukaan masjid Hagia Sophia tersebut tercatat ada ratusan ribu jamaah berduyun-duyun mendatangi masjid dengan ornamen klasik tersebut.

Namun sayangnya, di balik kabar menggembirakan tersebut, kini Hagia Sophia dikabarkan menjadi klaster baru Covid-19 di Turki.

Baca Juga: Baru Uji Klinis Tahap 3, Erick Thohir Sebut Negara Lain Kaget Lihat Indonesia Uji Vaksin Covid-19, Padahal Tahap Pengujian Vaksin Masih Panjang

Tercatat dari 350 ribu jamaah yang memadati masjid Hagia Sophia untuk menunaikan ibadah salat Jumat (24/7/2020), sekitar 500 orang sudah positif Covid-19.

Melansir Kompas.com dari Arab News, saat ini, sejak diubah menjadi masjid dan dihadiri oleh ratusan jemaah, sebanyak 500 orang yang berada di dalam masjid termasuk anggota parlemen dan jurnalis telah terdiagnosis penyakit Covid-19.

Semua itu terjadi karena di Hagia Sophia, tidak diberlakukan aturan social distancing atau jaga jarak sosial yang ketat serta tidak ada aturan memakai masker.

Baca Juga: Studi: Kecil Kemungkinan Ibu Menularkan Covid-19 Pada Bayi Baru Lahir

Baca Juga: Faktanya Belum Terbukti Ampuh, Miliyaran Calon Vaksin Covid-19 Sudah di Pesan Seluruh Dunia, Termasuk Indonesia

Angka kasusnya meningkat dengan cepat menjadi 1.000 orang usai Shalat Hari Raya Idul Adha.

Para tenaga profesional kesehatan mengatakan bahwa pandemi telah memburuk bulan lalu dan pembukaan masjid Hagia Sophia tanpa aturan ketat pencegahan memicu peningkatan kasus infeksi.

"Sejak dibukanya Hagia Sophia, kami juga mendengar banyak kasus (infeksi) di antara para politisi," ujar seorang dokter yang enggan disebut namanya.

Menurut dokter anonim itu, para politisi bisa mengetahui mereka terinfeksi karena selalu memeriksa diri mereka untuk memastikan bahwa diri mereka sehat. 

Dokter yang bekerja di rumah sakit di Sivas, provinsi Anatolia tengah itu juga menambahkan, "Jika warga biasa punya akses untuk uji kesehatan yang sama, angka kasus asli akan lebih tinggi. Jika hal ini terus terjadi, tidak akan ada seorang pun di rumah sakit yang tidak terinfeksi... Bisa jadi hanya ada sedikit anggota medis karena mengundurkan diri dari pekerjaan ataupun sakit."

Baca Juga: Tolak Mentah-mentah Tes Covid-19, Jerinx Jalani Rapid Test hingga Cuci Tangan Sebelum Ditahan

Murat Emir, seorang anggota parlemen dari oposisi utama Partai Rakyat Republik sekaligus berprofesi sebagai dokter mengabarkan pada Arab News.

"Sayangnya, selama pembukaan masjid Hagia Sophia, ribuan orang berkumpul tanpa mematuhi aturan social distancing dan tidak memakai masker. Berbagai kota dari Anatolia mengatur tur bus hingga pembukaan ini, dan tidak ada yang tahu apakah mereka mendapat kode resmi dari Kementerian Kesehatan untuk perjalanan domestik atau duduk dengan jarak sosial selama transit."

Baca Juga: Tembus 27 Ribu Kasus Corona, DKI Jakarta Dikabarkan Masuk Zona Hitam Covid-19, Ini Kata Rekan Kerja Anies Baswedan

Saat salat Jumat pertama Hagia Sophia, banyak tokoh penting Turki datang, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang sekaligus memberikan tilawah Qur'an. (*)

#hadapicorona