GridHEALTH.id - Kualitas sperma sangat berpengaruh pada rencana kehamilan yang dimiliki suatu pasangan.
Dimana menurut Mayo Clinic, sperma yang sehat dapat membuat peluang terjadinya kehamilan semakin besar.
Namun berbicara mengenai kualitas sperma, tak sedikit pria yang menghubungkan sperma encer dengan ciri-ciri ketidak suburan alias kualitas spermanya buruk.
Mereka beranggapan sperma encer tidak mampu membuahi sel telur wanita, sehingga akan kesulitan mendapatkan keturunan.
Alhasil banyak kaum pria yang sangat khawatir ketika sperma yang dimilikinya menjadi encer.
Benarkah sperma encer menandakan kualitas sperma tidak baik dan sulit membuat pasangan hamil?
Baca Juga: Dalam Seminggu, Berapa Kali Idealnya Sperma Harus Dikeluarkan?
Menanggapi pertanyaan tersebut, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr. Ivander Utama, Sp.OG, menjawab, sperma encer dan sering keluar pascasenggama sebenarnya wajar dan tidak berhubungan dengan kualitas sperma.
Baca Juga: Makan Malam Lebih Awal Bantu Bakar Lemak dan Turunkan Gula Darah
Misalnya saat seorang pria ejakulasi, sperma memang akan masuk pada fase mengental.
Namun, jika dibiarkan beberapa saat terkena udara, maka sperma sebetulnya bisa menjadi encer.
Jadi, fase sperma akan terus berubah, mulai dari ketika di dalam kelamin, saat diejakulasikan, hingga beberapa menit setelah diejakulasikan.
Baca Juga: Polisi Gerebek Klinik Aborsi di Jakarta, Sudah Lakukan Ribuan Kali
Artinya jika menemukan sperma encer setelah ejakulasi, sebenarnya adalah hal yang normal dan sering terjadi pada pria.
Mengutip dalam bukunya, Papa Mama Siapp Hamil (2019), dr. Ivander menegaskan bahwa kualitas sperma tidak dapat dinilai hanya dengan warna, bau, dan kekentalan, tetapi perlu ada pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.
Kualitas sperma memang penting diketahui karena sangat menentukan metode program kehamilan yang akan direncanakan.
Sebab kualitas sperma yang buruk dapat menurunkan peluang kehamilan secara natural hingga di bawah 2 % pada setiap masa subur.
Kelainan pada sperma umum dapat dibagi dalam tiga kategori, yakni kelainan bentuk sperma (teratozoospermia), kelainan jumlah sperma (oligozoospermia), kelainan pergerakan sperma (asthenozoospermia).
Baca Juga: 9 Kesalahan Dalam Membaca Label Nutrisi Makanan, Produk Bebas Gula Bisa Dianggap Baik, Padahal ....
Sering juga kelainan sperma ditentukan dalam bentuk kombinasi beberapa kelainan secara bersamaan, seperti oligoasthenozoospermia, yakni kondisi sperma yang diejakulasikan memiliki jumlah sedikit dan pergerakannya tidak bagus.
Berlawanan dengan anggapan umum bahwa teratozoospermia menjadi salah satu kelainan yang sering terjadi.
Baca Juga: Lagi-lagi di Hukum Push Up, Sejumlah Polisi di Jakarta Timur Kedapatan Tak Pakai Masker
Teratozoospermia sebenarnya tidak mengganggu kapasitas sperma untuk membuahi atau tidak menimbulkan masalah kesuburan.
Sementara itu, kelainan yang paling berat adalah oligoasthenoteratozoospermia, yakni sperma yang diejakulasikan memiliki jumlah, pergerakan, dan bentuk yang tidak baik.
Kelainan lain yang meresahkan, yaitu jika cairan sperma yang diejakulasikan tidak mengandung sel sperma (azoospermia).
Baca Juga: Anggota Polisi Dihukum Push Up Usai Kedapatan Abaikan Protokol Covid-19
Beruntungnya, sebagian kasus azoospermia dapat diatasi dengan program bayi tabung.
Namun perlu dicatat, jika pria ternyata memiliki sperma encer terus menerus dan dicurigai jadi penyebab susah hamil pada pasangan, tidak ada salahnya untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Dokter kandungan pada umumnya akan merekomendasikan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui secara pasti volume air mani, kadar keasaman, jumlah sperma, mortilitas sperma, sampai bentuk sperma.(*)
Baca Juga: Studi: Nikotin Membuat Sistem Imunitas Tubuh Jadi Tak Terkendali
#berantasstunting
#hadapicorona