Find Us On Social Media :

Dokter Twindy Penyintas Covid-19 Bagikan Cerita Gejala yang Pernah Dialaminya

Twindi Rarasati, selebriti, dokter, sekaligus penyintas Covid-19.

GridHEALTH.id - Penyintas Covid-19 yang juga seorang dokter, Twindy Rarasati menceritakan pengalamannya saat terinfeksi COVID-19. 

Dia membuat catatan gejala yang dirasakan sebagai salah satu cara untuk mendeteksi keparahan Covid-19. Bila dirasa parah segera berkonsultasi ke dokter.

"Bikin catatan gejala yang kita rasakan. Misalnya demam, diberi obat penurun demam, sakit kepala, agar jadi lebih aware, sesak napas memberat (segera konsultasi ke dokter)," kata Twindy dalam webinar "Jantung Sehat & COVID-19: The Dos and Don'ts" beberapa waktu lalu seperti dikutip Antara (23/08/2020).

Twindy mengatakan, tak semua pasien Covid- 19 mengalami gejala demam atau sesak napas. Dia mengalami aliran napasnya bermasalah dibarengi kehilangan kemampuan membau dan mengecap makanan atau minuman.

"Yang saya rasakan sesak napas, seperti rasanya hanya tidak lega saja. Saya kehilangan kemampuan indra penciuman dan pengecapan. Enggak ada aroma dan rasa yang bisa saya rasakan. Makanan asin, manis enggak terasa. Tidak ada batuk pilek," kata dia.

Baca Juga: Peneliti Italia Temukan Penyintas Covid-19 Berisiko Alami Gangguan Jiwa

Twindy sempat menjalani rapid test untuk memeriksa antibodinya dan hasilnya reaktif. Dia lalu mengulangi tes serupa tujuh hari kemudian dan hasilnya sama.

Tak hanya itu, Twindy juga melakukan tes PCR dan hasilnya positif. Dia lalu dirawat di rumah sakit karena saat itu kriteria pulang pasien masih menganut negatif dua kali.

Usai mendapatkan perawatan di rumah sakit, dia menjalani isolasi diri di rumah dan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak serta mengenakan masker.

Twindy mengatakan orang tanpa gejala bisa isolasi mandiri di rumah asal memenuhi persyaratan tertentu.

"Asalkan ada protokol kesehatan misalnya. Isolasi mandiri di ruangan di ventilasi yang baik, tidak kontak dengan orang lain. Fasilitas (di rumah) harus memadai," demikian cerita Twindy sebagai penyintas Covid-19.

 

Selama ini yang diketahui, gejala paling umum dari Covid-19 yang disebabkan sindrom pernapasan akut parah SARS-CoV-2 adalah demam, batuk, dan kesulitan bernapas.

Seiring berkembangnya waktu, gejala yang dikonfirmasi bertambah, di antaranya sakit kepala, nyeri tubuh, mual, diare, serta hilangnya bau dan rasa.

Baca Juga: 4 Pilihan Kontrasepsi Bagi Pria, Ternyata Kondom Paling Disuka

Baca Juga: 5 Aturan Minum Air Putih Wajib Dipatuhi, Jangan Sampai Dehidrasi

Baru-baru ini, sejumlah ilmuwan mengungkap urutan gejala virus corona yang paling sering dialami. Dilansir News Medical (16/08/2020), penelitian dilakukan tim peneliti di University of Southern California (USC).

Menurut profesor kedokteran USC, Jurusan Teknik Biomedis, Teknik Kedirgantaraan dan Mesin, Peter Kuhn, dengan mengetahui urutan gejala Covid-19 dokter dapat menentukan langkah apa yang harus diambil untuk merawat pasien dan mencegah kondisi pasien memburuk.

"Urutan ini sangat penting untuk diketahui ketika kita memiliki siklus penyakit yang tumpang tindih seperti flu yang juga gejala Covid-19," kata Kuhn.

Selain itu juga dapat mengidentifikasi pasien lebih awal serta dapat mengurangi waktu rawat inap.

Peneliti menggunakan Markov Process ke rangkaian yang berurutan sebagian berdasarkan pengamatan klinis kasus Covid-19 untuk memastikan urutan gejala yang paling mungkin terjadi pada pasien.

Tim membandingkan perkembangan gejala Covid-19 dengan penyakit pernapasan lainnya, termasuk sindrom pernapasan akut (SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), dan influenza, terutama pada penyintas Covid-19.

Baca Juga: Lagi Tren Masker Sperma Untuk Atasi Jerawat, Padahal Ini Risikonya

 

Baca Juga: Wajib Tahu, Manfaat 6 Peralatan Dapur Dijemur Dibawah Sinar Matahari

Mereka mengamati apakah penyakit memiliki manifestasi yang berbeda. Model studi memproyeksikan influenza dimulai dengan batuk.

Sementara itu Covid-19, seperti penyakit terkait virus corona lainnya, dimulai dengan demam. Covid-19 berbeda dari SARS dan MERS dalam urutan gejala gastrointestinal.

Demam dan batuk sering dikaitkan dengan banyak penyakit pernapasan, termasuk MERS dan SARS, tetapi waktu serta gejala di saluran gastrointestinal atas dan bawah berbeda dari Covid-19.

Misalnya pada Covid-19, saluran pencernaan bagian atas terpengaruh sebelum bagian bawah. Hal itu kebalikan dari SARS dan MERS.

Temuan tersebut juga menyoroti pentingnya pemeriksaan suhu tubuh, tidak hanya di lokasi kedatangan atau masuk ke fasilitas.

"Temuan kami mendukung gagasan bahwa demam harus digunakan untuk menyaring orang yang akan masuk ke suatu tempat," ungkapnya.

Selain itu, diungkapkan juga bahwa praktik klinis yang baik harus melibatkan pencatatan urutan kejadian gejala Covid-19 maupun penyakit lainnya sebagaimana dilakukan penyintas Covid-19.

Untuk memperlambat penyebaran Covid-19, peneliti menggarisbawahi pelacakan kontak untuk mengisolasi pasien.

Baca Juga: Bayi Tidur Tak Berkualitas , Timbulkan Gangguan Mental di Saat Remaja

Baca Juga: Ahli Kecantikan Payudara: 'Tak Pakai Bra Saat Tidur Saja, Keseringan No Bra Juga Ganggu Kesehatan Payudara'

Berikut ini urutan gejala Covid-19 yang paling sering terjadi menurut penelitian tersebut yaitu, demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, mialgia atau nyeri otot, mual, muntah, dan diare.

Setelah demam, pasien akan mengalami batuk, namun demam itu masih ada. Demikian juga saat pasien mengalami sakit tenggorokan hingga diare. (*)

#berantasstunting #hadapicorona