GridHEALTH.id - Sejak pemerintah melonggarkan beberapa wilayah dan menyatakan memasuki era new normal, pemerintah tetap ingin masyarakat menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat virus corona belum hilang, dan agar angka terinfeksi Covid-19 tidak kembali melonjak.
Tetapi di masa pandemi Covid-19 ini, selain pihak-pihak yang mengikuti protokol kesehatan, ada juga tipe yang terkesan cuek dan mengesampingkannya. Orang-orang tersebut biasanya enggan menggunakan masker di luar rumah, enggan mencuci tangan, serta enggan menjaga jarak dengan orang lain.
Ketaatan masyarakat dalam pencegahan Covid-19 dianggap sebenarnya cukup baik ketika berada di lingkungan keluarga. Namun pada saat masyarakat berada di ruang publik, ketaatan ini dinggap buyar.
Pernyataan ini disampaikan oleh Hamdi Muluk, ahli psikologi politik dari Universitas Indonesia, dikutip dari merdekacom (28/08/2020).
"Sebenarnya temuan kami, di tingkat rumah tangga, di tingkat pribadi, itu relatif tertib sebenarnya. Jadi terbentuk perilaku itu," kata Hamdi
"Yang jadi buyar kalau orang berada di ruang publik," tambahnya. Hamdi mengatakan, tingkat kepatuhan seseorang terhadap perilaku pencegahan Covid-19 menurun saat mereka berada di ruang publik.
Baca Juga: Banyak yang Tak Patuh Menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19, Ini Kata Psikolog
Baca Juga: Waduh, Bisa Berteman Dengan Mantan Ternyata Malah Tanda Psikopat
"Ini yang menurut saya perlu kita cari solusinya. Jadi bagaimana pengaturan di ruang publik itu berjalan lebih maksimalm," terangnya.
Hamdi melanjutkan, dari berbagai hasil studi, pria lebih rentan tertular Covid-19. Ada beberapa alasannya mulai dari sisi kesehatan secara umum, ekonomi, bagaimana persepsi risiko mereka yang cenderung lebih rendah terhadap virus corona, serta budaya patriarki.
Maka dari itu, Hamdi mengatakan bahwa ibu punya peran penting dalam keluarga untuk mengingatkan anggota keluarganya, khususnya ayah, agar mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
"Jadi kalau di lingkungan rumah, atau lebar sedikit di lingkungan RT, itu lebih tertib, tidak ada kekacauan. Sekarang kekacauan kita terjadi di ruang publik," sambungnya.
Namun tak terbatas di lingkungan keluarga saja, Hamdi juga mengatakan bahwa perempuan yang bekerja pun bisa berperan untuk mengingatkan sesamanya agar menaati protokol kesehatan Covid-19 di tempat kerjanya.
Sementara, keengganan menuruti protokol kesehatan pada sejumlah orang ini dapat dijelaskan.
Psikolog Ajeng Raviando menilai, mereka ini sebenarnya tak pernah menerapkan protokol kesehatan sejak awal dan merasa sehat-sehat saja dan kebal terhadap Covid-19.
"Orang-orang yang memang dari awal enggak mematuhi protokol kesehatan, kan ada orang yang tetap enggak pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dia fine-fine saja menurut dia.
Dia akan punya asumsi dan persepsi terhadap dirinya bahwa 'Ah enggak apa-apa kok, kemarin sudah tiga bulan aku enggak pakai macem-macem, tetap sehat-sehat saja'," ujar Ajeng dilansir dari Antara (08/07/20).
Tetapi di sisi lain, ada orang-orang yang sudah merasa lelah menerapkan protokol kesehatan sejak tiga bulan terakhir lalu ingin kembali ke masa sebelum pandemi terjadi.
"Tetapi ada juga orang yang denial, merasa ngapain pusing-pusing amat, lalu keinginan kembali ke masa sebelumnya besar.
Banyak orang yang berpikir ingin seperti dulu, bertemu bisa berpelukan, salaman, cipika cipiki. Pada akhirnya ketika PSBB dilonggarkan ya ada juga yang bablas," tutur Ajeng.
Menurut dia, masa normal baru bukan berarti kembali ke masa normal sebelum pandemi terjadi, tetapi ada perubahan yang sifatnya dinamis, salah satunya menjadikan protokol kesehatan Covid-19 mulai dari mengenakan masker, cuci tangan, menjaga jarak sebagai budaya baru.
Baca Juga: Punya Asam Urat, Ini Ramuan Alami Penyembuh yang Bisa Dibuat Sendiri
Baca Juga: Makanan Keasinan, Begini Cara Mengurangi Kelebihan Garam dalam Makanan
"This is not only the new normal, menurut saya, memang awalnya new normal tetapi setelah itu sudah harus menjadi new culture, this is our way of life. Jadi, jangan lupa apa yang dilakukan protokol kesehatan sudah menjadi kebiasaan," tandasnya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona