Find Us On Social Media :

Klaster Keluarga Covid-19 di Indonesia Semakin Menggeliat, Jokowi; Kita Harus Hati-hati, Mulai Was-was?

Update Covid-19 ; Jumlah klaster keluarga makin menggeliat.

GridHEALTH.id - Kasus penularan virus corona (Covid-19) di klaster keluarga terus meningkat, begitu pun jumlah keluarga yang menjadi klaster.

Diketahui klaster keluarga terjadi saat salah satu anggota keluarga terinfeksi virus, lalu menularkan ke anggota lainnya sehingga satu rumah tangga tertular Covid-19 saat berada di rumah sendiri.

Ada beberapa wilayah di tanah air yang sempat menjadi sorotan karena kemunculan klaster keluarga ini.

Misalnya di Bogor, pada 30 Agustus 2020 lalu tercatat ada 48 klaster keluarga dengan 189 kasus positif.

Terbaru pada 3 September 2020 kemarin, terjadi 9 klaster keluarga di DIY Yogyakarta dengan 13 kasus positif serta di Malang ada 10 klaster keluarga dengan 35 kasus positif.

Kondisi ini tentunya sangat berbahaya jika terus dibiarkan, bahkan bisa menjadi bom waktu dikemudian hari.

Baca Juga: Penyebab Angka Kematian Tenaga Medis di Indonesia Tinggi, Apa Iya Karena Masalah Masker dan Jaga Jarak Seperti Kata Kemenkes?

Baca Juga: Jokowi Kembali Tegur Kemenkes, Presiden Kesal dengan Ketimpangan Tes Covid-19 Antar Provinsi

Pasalnya jika Covid-19 sudah masuk ke satuan unit terkecil dalam sosial, dalam hal ini keluarga, artinya segala kebijakan, protokol dan sistem monitoring yang diterapkan oleh pemerintah, tempat publik dan kantor tidak bisa lagi menahan virus di lingkungan keluarga.

Hal ni dikarenakan lingkup dan kultur sosial bangsa Indonesia yang mengutamakan silaturahmi.

sehingga transmisi dari satu keluarga ke keluarga lainnya akan mempercepat penularan semakin masif.

Bahkan kasus klaster keluarga di Bogor saja terdapat satu rukun tenangga (RT) yang hampir seluruhnya dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga: 10 Tanda Tubuh yang Mengindikasikan Kita Memiliki Penyakit Berat

Kondisi ini bisa diperparah jika warga yang bergejala enggan melakukan tes Swab, karena takut stigma positif Covid-19, yang akhirnya justru membuat dirinya menjadi spreader (penyebar).

Tak khayal, klaster keluarga ini pun membuat Presiden Joko Widodo "ketar-ketir".

Dalam rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/9/2020), Jokowi meminta jajarannya tidak hanya fokus di tempat-tempat umum seperti yang selama ini sudah dilakukan.

Baca Juga: Kuburan Khusus Korban Covid-19 Hampir Penuh di Seluruh Daerah, Epidemiolog Minta Pemerintah Siapkan Skenario Tarik Rem Darurat Untuk Mencegah Penularan

Ia meminta jajarannya mencari solusi untuk menekan penularan Covid-19 lewat klaster keluarga.

"Karena di rumah kita sudah merasa aman. Justru di situlah yang kita harus hati-hati," kata Jokowi, dikutip dari Kompas.com.

"Karena yang selalu kita kejar-kejar adalah tempat-tempat umum, tempat-tempat publik, tetapi kita lupa bahwa sekarang kita harus hati-hati di klaster-klaster yang tadi saya sampaikan, klaster keluarga," lanjutnya.

Sementara itu, menyadur dari tulisan dari @pandemitalks, ada beberapa yang harus dilakukan baik oleh pemerintah dan individu keluarga demi mencegah transisi klaster keluarga tidak semakin masif.

Baca Juga: Tak Ada Lagi Zona Hijau, Kasus Covid-19 di Jatim Belum Terkendali

1. Pemprov, Pemda, dan Dinkes;

- Perbanyak tes Swab massal sampai ke level kelurahan dan RT.

- Konsisten edukasi dan sosialisasi komunikasi risiko ke warga.

- Gandeng tokoh warga atau pemuka agama untuk edukasi.

- Sistem Contact Tracing diperkuat.

- Membuat kebijakan membatasi mobilitas warga dan melarang keramaian publik.

Baca Juga: Tak Hanya Tenaga Medis, Lebih dari 6 Ribu Pengajar dan Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Terpapar Covid-19

2. Warga dan Individu;

- Patuhi protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun.

- Analisa risiko dan jalankan protokol ventilasi, durasi, dan jarak.

- Selektif atau tidak menerima kunjungan orang lain ke rumah sementara waktu.

- Sebagai sebuah satu kesatuan kelurahan/RT harus sama level pemahaman konteks pandemi.

Baca Juga: Mendekati Tahap Akhir Uji Klinis, Pemerintah Prancis Tetapkan Harga Vaksin Covid-19 Produksi Negaranya Dijual Dibawah 174 Ribu Rupiah

- Jika ingin silaturahmi lakukan secara online atau virtual, hindari kontak langsung warga.

- Sebisa mungkin di rumah saja kecuali bekerja atau kegiatan esensial, minimalisir terpapar virus di circle sosial selain tempat bekerja.

- Tunda jalan-jalan, piknik, atau berlibur sementara waktu.

- Jika merasa mengalami gejala segera periksakan ke rumah sakit atau puskesmas, demi kebaikan dan keselamatan bersama.(*)

Baca Juga: Warga Dimasukan ke Ambulan Berisi Keranda Mayat Karena Tak Pakai Masker, Warga Parung Bogor Kapok

 #berantasstunting

#hadapicorona