Find Us On Social Media :

Studi: Peneliti Temukan Virus Corona Bertahan Pada Salmon Beku

Dalam sebuah penelitian di China ditemukan keberadaan virus corona ternyata ada di salmon beku.

GridHEALTH.id - Perang kita melawan virus corona rupanya masih panjang karena virus corona ini bisa bermutasi dan menempel pada berbagai benda.

Setelah diberitakan bisa menempel di sarung bantal dan permukaan metal, lalu bertahan pada frozen food, penelitian di China menunjukkan virus corona dapat bertahan pada salmon beku atau salmon dingin lebih dari seminggu.

Para peneliti dari South China Agricultural University dan Guangdong Academy of Agricultural Sciences di Guangzhou membuktikan virus dapat bertahan delapan hari pada suhu 39 derajat Fahrenheit--suhu saat ikan diangkut.

Studi yang baru dirilis itu belum dipublikasikan namun telah menjalani peer-reviewed. Dengan titer (50% dosis infeksi kultur jaringan atau TCID50/ml), media kultur disimpan pada suhu 4 derajat Celcius atau suhu yang biasa digunakan untuk menyimpan ikan dan, 25 derajat Celcius atau suhu kamar biasa.

Hasilnya, media kultur yang disimpan pada suhu 4 derajat Celcius bisa tetap hidup selama 8 hari. Sedangkan jika disimpan pada suhu 25 derajat Celcius, bisa bertahan selama 2 hari.

"Ikan ekspor atau impor harus dikirimkan dalam lingkungan bersuhu rendah (0-4 derajat Celcius).

Baca Juga: Dokter Asing Tak Percaya Angka Kasus Covid-19 di Indonesia 'Hanya' 200 Ribu, 'Kemungkinan Berlipat-lipat'

Baca Juga: Sah, Kemenkes RI Sebut Anies Tak Perlu Minta Izin Lakukan Kembali PSBB

Dalam kondisi demikian, ikan yang tercemar Covid-19 dari satu negara dapat dengan mudah diangkut ke negara lain dalam waktu satu minggu, sehingga menjadi salah satu sumber penularan internasional Covid-19," tulis peneliti dalam risetnya.

Berbeda dari sayuran dan makanan lain, ikan yang diangkut untuk dijual harus disimpan terlebih dulu pada suhu rendah.

Kondisi suhu di bawah suhu ruangan ini membuat virus yang menempel di kulit ikan dan dijual di pasar ikan atau pasar makanan tersebut bisa bertahan lama.

"Perlu pemeriksaan atau deteksi ketat SARS-CoV-2 sebagai protokol baru yang penting diterapkan dalam impor dan ekspor ikan sebelum mengizinkan penjualan," tambah peneliti dikutip dari The Hill (07/09/2020)

Menurut peneliti, virus sebenarnya tidak menginfeksi ikan dan tidak berbahaya ketika dikonsumsi. Tetapi, jika virus bertahan di permukaan dan masih menular, secara teoritis maka ada kemungkinan risiko penularan Covid-19.

Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut untuk sementara ini belum ada bukti yang menunjukkan virus corona tidak menular lewat makanan atau kemasan makanan. Virus utamanya menyebar melalui percikan liur atau droplet.

"Tidak ada bukti bahwa virus penyebab penyakit pernapasan menular lewat makanan atau kemasan makanan. Virus corona tidak bisa berkembang biak di makanan, mereka perlu inang berupa hewan atau manusia untuk berlipat ganda," demikian keterangan WHO di lamannya, pada Agustus lalu.

Namun begitu peneliti menekankan, temuan studi seharusnya bisa menjadi perhatian sehingga dimungkinkan inspeksi atau deteksi ketat terhadap virus corona. Ia menyarankan penting untuk menyusun protokol baru dalam proses ekspor dan impor ikan. (*)

#berantasstunting #hadapicorona