Find Us On Social Media :

Dilema Pemprov Jabar, Terlanjur Beli Jutaan Masker Scuba yang Penggunaannya Kini Dilarang, Begini Akhirnya

Gubernur Jabar Ridwan Kamil seusai menjalani penyuntikan sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Jumat (28/8).

GridHEALTH.id - Kondisi dilema kini tengah dialami Pemerintah Provinsi Jawa Barat.Dimana sebelumnya Pemprov Jabar terlanjur memesan delapan juta masker yang 65 % atau sekitar 5,2 juta lembar adalah masker jenis Scuba.

Padahal seperti kita ketahui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah memperingatkan bahwa masker scuba kurang baik dalam menangkal virus corona.

Menanggapi situasi tersebut, Pemprov Jabar akhirnya melakukan konsultasi dan kajian dengan Balai Besar Tekstil (BBT) mengenai efektivitas masker scuba dan bahan lainnya dalam mencegah penyebaran Covid-19.

"Kita sedang bicara dengan Balai Besar Tekstil. Jadi sementara, syarat masker harus ada dua lapis, nah kita sedang berpikir seperti apa apakah kalau nantinya mau jadi dua lapis, ini masih belum diputuskan dan masih dikaji.

Yang jelas, kain itu menurut Balai Besar Tekstil, bukan berarti tidak bisa dipakai, bisa dipakai tapi ada syarat harus dua lapis," kata Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, Daud Achmad, Senin (21/9).

Daud mengatakan semua masker yang telah dibeli Pemprov Jabar dari UMKM adalah upaya menggenjot pemulihan perekonomian sekaligus mencegah penyebaran Covid-19, diupayakan tidak ada yang mubazir.

Baca Juga: Operasional Produksi Pabrik AQUA di Stop, Imbas Banjir Bandang Sukabumi,

Baca Juga: Penularan Virus Corona Melalui Bioaerosol, Lebih Cepat Menginfeksi dari yang Diperkirakan

"Apakah lapis dalamnya harus putih dan sebagainya, nah ini kita sedang dipikirkan nih, seperti apa.Tapi yang jelas, insyaallah tidak akan jadi mubazir," katanya.

Pemprov Jabar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat tengah mencanangkan pembelian delapan juta masker dari pelaku UMKM di Jabar untuk menggeliatkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Pembelian masker tersebut merupakan pembelian tahap kedua yang sedang berjalan, setelah pembelian 2 juta masker tahap pertama.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji, mengatakan dengan adanya informasi terbaru mengenai masker berbahan kain scuba tersebut menjadi kajiannya.

Baca Juga: Virus Corona Lebih Mudah Menyebar, CDC Perbarui Panduan Cegah Covid: 'Masker Tidak Menggantikan Upaya Pencegahan Lainnya'

Pasalnya saat ini mayoritas pesanan masker yang dikerjakan dalam proyek tersebut merupakan masker berbahan kain scuba dengan porsi 65 % dan sisanya 35 % masker dari bahan kain katun.

“Beberapa UMKM sudah memproduksi masker bahan scuba sesuai dengan spesifikasi awal. Dan sudah diberikan surat perintah atau SP oleh kami untuk segera membuat scuba tersebut. SP dibuat sebelum adanya larangan penggunaan masker scuba dari gugus tugas pemerintah pusat. Ini dilema, satu sisi kita mau membantu UMKM, satu lagi ada kebijakan seperti ini,” ucap Kusmana.

Sejak 5 September 2020, katanya, pihaknya sudah memerintakan beberapa UMKM untuk memproduksi masker berbahan scuba.

Baca Juga: Studi: Di Antara Beragam Gejala Covid-19 yang Terus Bermunculan, Kehilangan Indra Pencium Jadi Gejala Paling Khas

Adapun tahap kedua ini, ada sekitar 400 pelaku UMKM yang dilibatkan dalam produksi masker.

Kepada UMKM yang sudah terlanjur memproduksi masker scuba, pihaknya tetap akan membayar sesuai dengan nilai kontrak.

Sementara itu, UMKM yang belum dapat surat perintah produksi, pihaknya akan mengupayakan pergantian spesifikasi masker menjadi masker kain katun.

Kusmana menambahkan, saat ini anjuran tidak menggunakan scuba hanya untuk wilayah zona merah. Kemudian, belum ada surat edaran khusus terkait dengan masker ini.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar meminta warganya untuk beradaptasi terkait penggunaan masker di masa pandemi ini.

Baca Juga: Soal Nunung yang Dikabarkan Positif Covid-19, Sule Sebut Sebentar Lagi Negatif

Termasuk juga beradaptasi dengan imbauan untuk tidak menggunakan masker berbahan scuba dan masker buff yang dinilai tidak efektif menangkal droplet (percikan pernapasan yang muncul saat bersin atau batuk).

Dari informasi yang diunggah PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI), masker scuba dan buff hanya memiliki efektivitas 0 hingga 5% untuk mencegah risiko terpapar debu, virus, bakteri, atau partikel lainnya.

Untuk itu, Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, berharap agar warga Jabar khususnya di Bogor-Bekasi-Depok (Bodebek) bisa menyesuaikan diri dengan aturan baru soal larangan penggunaan masker scuba dan buff di dalam Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line.

Baca Juga: Dahsyatnya Banjir Bandang di Cicurug Sukabumi, Mobil dan Rumah Warga di 6 Desa Hanyut, Pabrik AMK Terendam

"Dulu scuba oke (dipakai) karena mudah dan murah, sekarang tidak boleh, ya, sudah menyesuaikan atau beradaptasi saja, karena ini bagian dari AKB," ujar Kang Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (17/9).

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melalui pernyataan Juru Bicara, Wiku Adisasmito, pun mengatakan bahwa masker scuba dan buff kurang efektif menangkal virus Corona.

Masker scuba dan buff yang hanya memiliki satu lapisan dianggap terlalu tipis sehingga kemungkinan droplet tembus lebih besar.

Soal adaptasi penggunaan masker, Kang Emil juga mencontohkan kondisi di awal pandemi saat masker disebut hanya digunakan oleh orang yang sakit. Namun, setelah diteliti, masker juga ternyata harus dipakai orang yang sehat guna mencegah penularan Covid-19.

Baca Juga: Hampir 100 Persen Kota dan Kabupaten di Indonesia Terpapar Covid-19, Tenaga Kesehatan Mulai Kelelahan: Capeknya Sama Seperti Ibu Melahirkan

"Dulu, yang pakai masker hanya untuk yang sakit, setelah direvisi ternyata untuk dipakai orang yang sehat juga," ujar Kang Emil.

Untuk diketahui, memakai masker merupakan satu dari tiga protokol kesehatan 3M. Dua lainnya adalah menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

Dari tiga cara pencegahan penularan Covid-19 itu, penggunaan masker dinilai paling penting dan efektif asalkan masker yang dipakai sesuai dengan jenis masker yang paling efektif mencegah penularan virus, antara lain masker bedah dan masker kain tiga lapis.(*)

Baca Juga: Jawa Tengah Jadi Sorotan, Angka Kesembuhan Rendah Angka Kematian Tinggi

 #berantasstunting #hadapicorona