Find Us On Social Media :

2 Penyebab Pusing Setelah Makan dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Mereka yanng lanjut usia dan penderita darah tinggi berisiko merasakan pusing setelah makan.

Gejala yang terkait dengan hipoglikemia nondiabetes meliputi: kebingungan atau kegugupan, merasa cemas, merasa sangat mengantuk, kelaparan, sifat lekas marah, gemetar, dan berkeringat.

Kondisi ini jika tidak dapat diobati, perubahan pola makan dapat membantu mengelola gejala dengan mengurangi kemungkinan terjadinya penurunan gula darah yang signifikan.

Nah, supaya dua hal di atas tidak mendera kita setelah makan;

Baca Juga: Hamil Muda Ngidam Jengkol Bisa Mengatasi Sembelit, Zaskia Sungkar Menyukainya

* Untuk yang megalami hipotensi postprandial, bisa dicoba dengan cara;

- Pilih makanan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran.

- Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan (seperti roti putih, nasi putih, dan kentang) dicerna dengan cepat dan meningkatkan risiko hipotensi postprandial.

- Minum banyak air, terutama sebelum makan. Minum satu atau dua gelas air putih dapat meningkatkan jumlah volume darah dalam tubuh seseorang sehingga tekanan darahnya cenderung tidak turun.

Baca Juga: Luhut Dibantu 5 Orang Pintar Untuk Atasi Penyebaran Covid-19 Dalam Waktu 2 Minggu, Siapa Saja Mereka?

- Makan beberapa makanan kecil dalam sehari, bukan beberapa kali makan besar.

Karena tubuh menggunakan lebih banyak energi dan aliran darah untuk mencerna makanan dalam jumlah besar, makan dalam porsi kecil dapat mengurangi pusing setelah makan.

- Bangunlah perlahan selama satu jam pertama setelah makan karena ini adalah waktu di mana pusing setelah makan paling mungkin terjadi.

Baca Juga: Update Covid-19 Meyedihkan; 24 Terakhir Ada 4.465 Kasus Baru Covid-19, Rekor Baru Kembali di Indonesia