Keresahannya itu ia sampaikan melalui tulisan di akun Instagram miliknya @dr.tirta pada 23 September 2020 dini hari.
Dalam tulisannya, Dokter Tirta setidaknya mengungkap ada enam keanehan-keanehan dari kewajiban rapid test tersebut.
“Enggak bisa tidur, gatal buat nulis, toh pagi nanti saya masih rapat relawan. Ayok. Kita bahas masalah demi masalah yang mengganjal di mata saya. 7 bulan sudah info lumayan dan lengkaplah. Rapid Test : Bisnis/gimmick/solusi? Silahkan anda nilai sendiri,” tulis Dokter Tirta.
Poin pertama yang ia sorot adalah kemunculan tiba-tiba rapid test berbasis serologi pada Maret 2020 sebagai alat tes Covid-19.
Padahal menurut Dokter Tirta rapid test ini hanya skrining tes saja yang tak bisa menjadi patokan adanya infeksi virus corona.
Kemudian poin kedua, ia menyebut Persatuan Dokter Lab tidak merekomendasikan rapid test, alih-alih seharusnya yang diperbanyak adalah PCR Swab Test.