GridHEALTH.id – Vaksin virus corona keluaran Johnson & Johnson jarang dibicarakan, namun hasil awal dari uji klinis fase 1 dan 2 menunjukkan vaksinnya bisa ditoleransi dengan baik.
Dikutip dari CNN International (26/09/2020), vaksin ini bahkan menghasilkan respons imun atau kekebalan yang kuat di hampir 800 peserta. Uji coba ini diikuti oleh dua kelompok usia, 18 hingga 55 tahun dan 65 tahun ke atas, guna melihat keamanan dan efek samping dari dua dosis berbeda.
Penemuan awal dari uji coba menunjukkan bahwa vaksin virus corona tersebut benar-benar memicu respons kekebalan dan cukup aman dilanjutkan ke uji coba skala besar. Studi ini telah diposting di MedRxiv, tetapi belum ditinjau atau dipublikasikan dalam jurnal medis.
Para peneliti menemukan bahwa 99% dari peserta berusia 18 hingga 55 tahun dalam kedua kelompok dosis telah mengembangkan antibodi terhadap virus 29 hari setelah divaksinasi.
Analisis menemukan bahwa sebagian besar efek samping, seperti demam, sakit kepala, kelelahan, nyeri tubuh, dan nyeri di tempat suntikan cukup ringan dan hilang setelah beberapa hari.
Beberapa peserta akan menerima suntikan kedua vaksin sebagai bagian dari uji coba. Vaksin yang disebut Ad26.COV2.S menggunakan teknologi yang sama seperti yang digunakan untuk vaksin Johnson & Johnson's Ebola, Zika, HIV dan RSV.
Selanjutnya, uji coba fase 3 akan memeriksa keamanan dan efektivitas dosis tunggal terhadap plasebo untuk mencegah gejala Covid-19.