Tes antigen ini disebut-sebut sebagai 'rencana yang dapat mengembalikan hidup kita', ditemukan oleh ahli epidemiologi Harvard, Dr Michael Mina yang menyarankan agar jutaan tes antigen ini disebar ke tempat-tempat yang menjadi hotspot epidemik (episentrum).
Mina percaya, tes antigen yang disebar ke berbagai tempat, terutama negara-negara miskin dan berkembang, merupakan strategi baru untuk mengalahkan virus sebelum vaksin ditemukan.
Untuk diketahui, tidak seperti tes PCR yang menguji genom RNA virus corona, tes antigen menguji bagian protein virus.
PCR sedikit lebih sensitif tetapi PCR sering menemukan RNA potongan virus yang tidak menular meskipun nantinya bisa menularkan.
Saat ini, WHO hanya menyetujui untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan sumber daya rendah.
Mina mengingatkan, orang tanpa gejala Covid-19 sering kali memiliki viral load yang mirip dengan orang yang bergejala, dan keduanya dapat menular.
Baca Juga: Ada 6 Jenis Sayuran yang Tidak Dianjurkan Bagi Penderita Diabetes, Apa Saja?
Itulah mengapa ia sangat mendukung penggunaan tes antigen untuk 'skrining' juga untuk pengujian kapan saja, tidak hanya mendiagnosis pasien yang sakit parah.(*)
#berantasstunting #hadapicorona