GridHEALTH.id - Cara paling tepat dan cepat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 diyakini adalah pelaksanaan tes sebanyak-banyaknya di semua negara agar mereka yang memang positif terinfeksi segera diisolasi.
Namun sayangnya, alat tes yang dinilai paling akurat saat ini masih tergolong mahal sehingga cakupan tesnya kurang memadai. Hasilnya pun keluar cukup lama.
Untuk diketahui, Indonesia juga termasuk negara yang dinilai WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) pengadaan tesnya bagi warga kurang banyak.
Dari seluruh Indonesia, hanya Provinsi DKI Jakarta yang standar kuantitasnya memenuhi standar WHO.
Bila tes kurang digencarkan maka penulusuran orang yang terinfeksi, khususnya yang tanpa gejala, akan sukar dilakukan. Angka terinfeksi virus corona disinyalir tak bakalan turun.
Namun kabar gembira datang dari WHO dimana sebuah tes cepat 15 menit yang mudah dan murah segera diluncurkan.
Baca Juga: WHO: Cuma Jakarta yang Penuhi Standar Minimum Tes Corona di Jawa
Baca Juga: Demi Manusia, 500 Ribu Ikan Hiu Akan Musnah Demi Kandungan Vaksin Virus Corona
Baca Juga: Siklus Haid Tidak Teratur? Coba Cek, Mungkin Akibat 4 Hal Ini
Mirip dengan tes kehamilan di rumah, tes antigen ini dinilai lebih baik daripada PCR (polymerase chain reaction) yang butuh waktu lama dan harus dilakukan di laboratorium.
Tes antigen ini disebut-sebut sebagai 'rencana yang dapat mengembalikan hidup kita', ditemukan oleh ahli epidemiologi Harvard, Dr Michael Mina yang menyarankan agar jutaan tes antigen ini disebar ke tempat-tempat yang menjadi hotspot epidemik (episentrum).
Mina percaya, tes antigen yang disebar ke berbagai tempat, terutama negara-negara miskin dan berkembang, merupakan strategi baru untuk mengalahkan virus sebelum vaksin ditemukan.
Untuk diketahui, tidak seperti tes PCR yang menguji genom RNA virus corona, tes antigen menguji bagian protein virus.
PCR sedikit lebih sensitif tetapi PCR sering menemukan RNA potongan virus yang tidak menular meskipun nantinya bisa menularkan.
Saat ini, WHO hanya menyetujui untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan sumber daya rendah.
Mina mengingatkan, orang tanpa gejala Covid-19 sering kali memiliki viral load yang mirip dengan orang yang bergejala, dan keduanya dapat menular.
Baca Juga: Ada 6 Jenis Sayuran yang Tidak Dianjurkan Bagi Penderita Diabetes, Apa Saja?
Itulah mengapa ia sangat mendukung penggunaan tes antigen untuk 'skrining' juga untuk pengujian kapan saja, tidak hanya mendiagnosis pasien yang sakit parah.(*)
#berantasstunting #hadapicorona