Melansir AFP, tim dari Cornell Alliance for Science, yang mengevaluasi 38 juta artikel yang diterbitkan oleh media berbahasa Inggris di seluruh dunia, antara 1 Januari dan 26 Mei tahun ini.
Tim riset mengidentifikasi, terdapat 522.472 artikel berita yang mereproduksi atau memperkuat informasi yang salah terkait pandemi virus corona, atau yang disebut oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai "infodemik".
Baca Juga: 5 Orang yang Tidak Boleh Mengonsumsi Bayam, dan 5 Manfaatnya Bagi Tubuh
Database yang mereka gunakan mencakup agregat cakupan dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Irlandia, Australia, Selandia Baru dan negara-negara Afrika dan Asia lainnya.
Untuk diketahui, kesalahan informasi tersebut dikategorikan menjadi 11 subtopik utama, mulai dari teori konspirasi, serangan terhadap ilmuwan top Anthony Fauci, hingga gagasan bahwa virus adalah senjata biologis yang dilepaskan oleh China.
Namun topik yang paling populer sejauh ini adalah apa yang disebut tim penelitian sebagai "obat ajaib", yang muncul di 295.351 artikel.
Ini jauh lebih banyak dari gabungan 10 topik lainnya, yang salah mengenai Covid-19.
Hasil riset menunjukkan, komentar Trump mendorong lonjakan besar dalam topik "penyembuhan ajaib", yang mana hal itu diungkapkannya pada konferensi pers 24 April 2020.
Baca Juga: Laporan dari RSD Wisma Atlet, 10 Ribu Lebih Pasien Covid-19 yang Dirawat Sudah Sembuh
Di mana Donald Trump merenungkan kemungkinan menggunakan disinfektan di dalam tubuh untuk menyembuhkan virus corona.
Temuan penelitian lainnya, yang diterbitkan Kamis September 2020, mengidentifikasi 11 subtopik misinformasi/teori konspirasi yang tersebar luas.
Media yang menyebutkan, Presiden Trump sejauh ini merupakan pihak pendorong terbesar misinformasi Covid-19 dari apa yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia disebut sebagai "infodemik."
Baca Juga: Rumah Sakit 'Covidkan' Pasien Meninggal, Ganjar Pranowo; 'Ini Sudah Terjadi di Jateng'